4

3.8K 279 5
                                    

"Akhilnya sampe lumahhh!" Azizi berlari riang memasuki rumah. Melempar tasnya ke sofa lalu mencari keberadaan remot tv. Setelah menemukannya, Azizi menyalakannya dan mencari siaran kartun Spiderman. Dia duduk anteng si sofa, tanpa melepas seragam sekolahnya yang masih melekat.

"Azizi ganti baju dulu sayang, nanti dilanjut nontonnya," kata Anin.

"Nanti Mom, Azizi mau nonton spidelmen," jawab Azizi.

"Ayo ganti dulu." Azizi merengek karena Mommy-nya itu mengangkatnya dan membawa pergi ke kamar untik berganti baju.

"Azizi mau nonton Mom," kata Azizi.

"Iya bentar," ucap Anin. Dia berkutat melepaskan seragam Azizi dari tubuhnya. "Tunggu sebentar Mommy carikan baju." Azizi bukannya menurut malahan lari keluar dengan hanya memakai kaos dalaman dan celana dalam, kembali ke depan tv. Anin menghembuskan napas lelah karena melihat anaknya itu sudah tak ada di atas kasur. "AZIZI!" Panggil Anin.

Sedangkan sang Anak anteng menonton tv-nya dengan mata berbinar di saat menampilkan adegan yang keren. "Aku juga bisa gitu, pyuhh~" Azizi menekuk jari tengah dan jari manisnya, lalu mengarahkan ke depan, menirukan apa yang Spiderman lakukan ditv.

Anin datang dengan membawa sepasang baju untuk Azizi. "Berdiri," titah Anin. Azizi menurut dengan mata yang masih fokus pada Tv. Anin dengan telaten memakaikan baju ke anaknya itu. "Abis ini makan ya," kata Anin.

"No," jawab Azizi.

"Why?"

"i'm not hungly. Azizi masih kenyang Mommy. Bekal tadi pagi, habis," jawab Azizi.

"Benarkah? Anak pintar. Kalau begitu Mommy buatkan jus mau? Jus alpukat?" tawar Anin.

"Mau! Azizi mau jus alpukat," jawab Azizi semangat. Jus alpukat adalah kesukaanya.

"Baiklah. Anteng di sini, jangan berbuat yang aneh-aneh, mengerti?"

"Mengelti Mom." Anin beranjak membuatkan jus untuk anak kecilnya itu. Sedangkan Azizi semakin berbinar melihat Spiderman yang melompat dari gedung satu ke gedung lainnya. "Aku juga bisa sepelti itu," monolog Azizi. Tingkah ajaibnya kini kembali terjadi. Azizi menata beberapa bantal sofa dengan jarak yang tak begitu jauh.

"Lihatlah, aku juga bisa sepelti dia." Azizi menginjak bantal sofa itu, lalu melompatkan diri ke bantal yang lain. Dia terus melompat dari bantal satu ke bantal yang lain dengan riang. Hingga tak sengaja bantal yang dia pijak terpeleset dan remot yang dia pegang melayang mengenai layar tv hingga mengeluarkan suara keras dan sampai tv itu bergoyang akan jatuh. Untung Azizi tak jatuh karena bantal yang terpleset itu.

"Suara apa itu Azizi?" Tanya Anin karena ia mendengar suara benda yang mengenai benda lain.

"Upss, Butan apa-apa Mom, hanya suala dali tv," jawab Azizi.

"Mengapa banyak bantal yang berserakan?" tanya Anin yang kembali dengan membawa dua jus alpukat di tangannya.

"Azizi hanya belmain," ucap Azizi. Dia mengambil jus miliknya dan meminumnya dengan semangat. "Hemm, enaknya. Jus Mommy, telbaik," puji Azizi.

"Minum sambil duduk sayang," kata Anin. Azizi menurut, dia duduk di lantai dan melanjutkan minum. Anin menepuk keningnya, bukan duduk di lantai yang Anin maksud, tapi duduk di sofa. Namun, ya sudahlah, biarkan saja apa yang anaknya mau.

Azizi meletakkan gelas yang sudah tak berisi lalu menghampiri sang Mommy, memeluk perut Mommynya. "Mommy-Mommy, kapan Daddy pulang?" tanya Azizi, sambil mendongakkan kepala.

"Nanti malam Daddy pulang," jawab Anin. Ia mengangkat tubuh Azizi dan meletakkan di pangkuannya, menepuk-nepuk punggung Azizi. Sudah waktunya Azizi tidur siang.

"Daddy pulang bawa mainan?" tanya Azizi.

"Tidak tau. Mainan kamu sudah banyak sayang, mau mainan seperti apa lagi?"

"Azizi mau mobil-mobilan yang sepelti mobil benelan," ungkap Azizi.

"Memang kamu bisa pakainya?"

"Bisa Mommy. Itu sangat mudah. Tinggal dipencet tombol dan mobil itu akan jalan," jelas Azizi.

"Benarkah?"

"Hem, Azizi pelnah liat video sepelti itu."

"Belajar dulu yang pintar, nanti Mommy belikan buat Azizi."

"Promise?" Azizi mengajukan jari kelingkingnya dan langsung dibalas oleh Anin.

Azizi menyandarkan kepalanya di dada Mommy-nya sambil terus melihat tontonnya yang masih berlangsung. Elusan yang Anin berikan di punggung dan sesekali meniup kepala Azizi, membuat bocah kecil itu lama-lama menjadi mengantuk. Anin terus melakukan hal itu, hingga akhirnya Azizi tertidur. Anin tersenyum melihat anaknya yang sudah tertidur. Ia menggendong Azizi dan memindahkannya ke dalam kamar dengan perlahan agar tak membangunkan Azizi. Anin bernapas lega setelah berhasil memindahkan dengan aman.



















Ayo bobok ciang dulu.

Dah gitu aja maap buat typo.

Bocil Kematian [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang