16

2.2K 198 11
                                    

Pada akhrinya Azizi sembuh dari sakitnya. Dia merasa senang karena bisa kembali ke sekolah. Bukan karna belajar alasaanya senang ke sekolah, tapi karna Marsha tentunya. Dia ingin bermain bersama Marsha dan siapa tau pas pulang nanti bisa bertemu dengan Chika. Azizi diantar oleh Anin sampai di depan gerbang sekolah.

"Jangan terlalu kecapean dulu sayang, kamu baru aja sembuh," peringat Anin.

"Siap Mommy, Azizi udah ndak papa kok, Azizi udah sehat!" jawab Azizi.

"Hem, dah sana masuk. Nanti Mommy yang jemput waktu pulang," kata Anin. Azizi bersorak senang, kemudian meninggalkan ciuman di wajah Anin, barulah dia masuk ke dalam sekolah. Anin tersenyum melihat anak bungsunya berlarian dengan semangat. Meskipun anaknya itu cukup menyebalkan, tapi Anin sangat sayang dengannya.

"Halo semua!" sapa Azizi sesampainya di dalam kelas. Dia tersenyum menampilkan deretan gigi rapinya. Teman-temannya sontak mendekat melihat kehadiran Azizi kembali.

"Azizi kamu udah sembuh?"

"Yee, kita bisa main lagi dong Zi."

"Nanti aku berniat pergi ke rumah kamu Zi, kalau belum sembuh."

"Zi di kelas sebelah ada cewe cantik nanti kita ke sana yuk?"

Teman-teman Azizi merasa senang karna Azizi sudah kembali lagi bersekolah. Karna Azizi merupakan sosok teman yang menyenangkan bagi mereka, ya walaupun watak jail dan menyebalkan itu sangat melekat. Namun, Azizi cukup asik, jadi jika Azizi tak hadir dalam kelas, meraka akan merasa kesepian.

"Aku udah sembuh kok. Kita bisa main lagi nanti," ungkap Azizi senang.

"Eh, itu apa?" tanya Azizi melihat kertas undangan yang temam-temannya pegang.

"Ini undangan ulang tahun Marsha, Zi," jawab salah satu temannya.

"Iyakah? Dimana Malsha sekalang?" tanya Azizi.

"Tadi keluar, ga tau kemana."

"Azizi!" Seseorang yang baru saja dibicarakan kini sudah kembali ke kelas.

"Malsha?" Marsha tersenyum senang melihat Azizi yang sudah sembuh. Dia berlari kecil menghampiri Azizi dan memeluknya.

"Kamu udah sembuh?" tanya Marsha.

"Udah dong. Kan benel aku cuma kecapean aja. Bental doang pasti udah sembuh," jelas Azizi.

"Bagus deh. Rasanya sepi kalau ga ada kamu," ungkap Marsha.

"Ah yang benell?" tanya Azizi menggoda sambil menggerakkan alisnya naik turun.

"Ah kamu mah." Marsha memukul main-main bahu Azizi dengan kerta undangan yang dia pegang.

"Kata temen-temen besok kamu adain pesta ulang tahun Sha?" tanya Azizi.

"Oh iya. Ini buat kamu. Dateng ya, nanti kamu bisa jadi pangeran di sana. Karna aku mau adain pesta kayak di kerajaan," jelas Marsha. Azizi membaca undangan itu yang akan terlaksana besok pukul 7 malam.

"Aku akan datang besok," kata Azizi.

"Semua temen aku harus datang biar ramai," kata Marsha.

"Marsha," panggil seseorang anak lelaki.

"Eh hai Ludi," sahut Marsha.

"Kata temen aku tadi kamu nyariin aku?" tanya anak itu yang bernama Ludi.

"Iya, mau ngasih undangan ulang tahun aku besok. Dateng ya." Marsha menyerahkan undangan itu pada Ludi.

"Pasti aku dateng," jawab Ludi. Dia memandang Azizi remeh, sedangkan Azizi sudah memasang wajah garangnya. Ludi adalah salah satu anak yang tak Azizi sukai. Karena Ludi sering kali mengejek Azizi dan selalu meremehkan Azizi.

"Azizi, kamu ga usah dateng ya besok? Kamu ga cocok ke ulang tahun Marsha. Biarin Marsha sama aku aja," kata Ludi menyebalkan.

"Jangan gitu dong. Semua boleh dateng kok," kata Marsha menengahi.

Azizi yang merasa sebal dan tak mau bertengkat, memilih berangsur pergi ke bangkunya.

~~~

Jam pulang sekolah tiba. Anin juga sudah menjemputnya. Namun, ia merasa ada yang berbeda dengan anaknya itu sedari tadi. Azizi terus saja memasang wajah kesal sambil bersedekap dada melihat keluar jendela. Sempat Anin menanyakan bagaimana Azizi di sekolah, tapi balasannya tak seperti biasanya. Pak sopir pun sebenarnya merasa ada yang berbeda dengan anak majikannya ini. Anin yang duduk di sebelahnya mengusap rambut Azizi untuk menyari atensi.

"Kamu kenapa Zi? Kok kayak kesel gitu?" tanya Anin.

"Azizi ndak papa mommy, cuma cape aja," jawab Azizi.

"Cerita dong kalau kamu ada sesuatu, biasanya gimana?"

"Huh, Azizi kesal sama anak di sekolah tadi Mom," ungkap Azizi.

"Sama siapa? Kenapa Azizi kesal?"

"Namanya Ludi! Dia selalu bikin Azizi malah, dia menyebalkan! Selalu ngejek Azizi! Telus besok ulang tahun Malsha, masa Azizi ndak dibolehin sama dia buat dateng? Padahal Malshanya aja minta Azizi buat dateng," lanjut Azizi.

"Jangan dihirauin kalau gitu Zi. Coba kamu berbuat baik sama Ludi, siapa tau dia akan baik juga ke kamu. Terus selagi Marsha minta kamu dateng, kamu ga usah dengerin perkataan Ludi itu oke?"

"Azizi kesal sama Ludi. Mau aku belsikap baik pun, Ludi tetep bakal gitu Mommy, dia selalu aja nyali masalah sama Azizi. Telus dia selalu ingin lebut Malsha dali aku! Aku ndak suka!" Ungkap Azizi. Dadanya naik turun, dilanda emosi.

"Sabar sayang. Anak Mommy harus sabar, ga boleh marah-marah. Jangan dipikirin dia. Lebih baik kamu mikirin mau bawa hadiah apa buat Marsha besok?"

"Azizi masih bingung mau bawa hadiah apa Mom," jawab Azizi.

"Mau ke mall sekarang cari hadiah sama Mommy? Atau nanti aja minta temenin Cici?"

"Mau sama Cici! Azizi mau sama Cici aja, bial nanti bisa main-main," jawab Azizi. Dia selalu semangat kalau sudah berhubungan dengan Cici tersayangnya.

"Nanti Mommy bilangin ke Cici, biar kamu ditemenin. Sekarang kamu ga boleh kesel lagi oke?"

"Oke! Azizi ndak kesel lagi! Maacih mommy!" Azizi memeluk erat Mommynya dari samping.

















Hari ini banget nih chik?🙂

Dah gitu aja maap buat typo.

Kado yang cocok buat Marsha apa?

Bocil Kematian [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang