13

2.2K 221 4
                                    

Gracia sudah mengetahui apa yang dilakukan oleh adiknya pada Zeefri tadi, hingga membuat pacarnya itu basah. Hal itu membuat Gracia lagi dan lagi mengeluarkan omelan untuk Azizi, sedangkan Azizi yang diomeli hanya memasang wajah cemberut dan memainkan jari-jarinya di depan, sesekali dia melirik Zeefri yang seperti kedinginan.

"Kamu denger ga apa yang Cici bilang?" tanya Gracia sambil berkacang pinggang.

"Dengel Ci. Udah dong, jangan malah lagi. Azizi cuma mau main Ci, hiks~ hiks~" percayalah itu hanya drama. Azizi memasang wajah memelas dan sedikit air mata, agar Cicinya itu berhenti memarahi dirinya.

Gracia yang melihat adiknya menangis merasa tak tega. Apa dia kelebihan? Oh ayolah Gre, kamu tidak berlebihan, hanya Azizi saja yang spek bocil kematian ada aja tingkahnya. "Oke-oke, jangan nangis ya Adik Cici. Cici ga marah kok." Gracia berjongkok menyamakan tinggi adiknya lalu memaluk tubuh kecil Azizi.

Azizi menumpahkan tangisan buatannya denhan keras, "Huaaaa~ Cici malahin aku telus kalna om Jefli!" Zeefri yang merasa namanya tersebutpun, memutar matanya malas. Dia diam pun masih saja kena dengan kelakuan Azizi.

"Nggak kok, cici udah ga marah. Lagian kamu usil sih sama Kak Zeefri, kalau kamu ga usil, Cici ga bakal marahin kamu. Maafin cici ya. Udah, ayo ganti baju kita jalan-jalan habis ini." Gracia menggendong Azizi yang masih menangis. "Sayang, kamu ganti baju ya. Di kamarku masih ada baju kamu. Cari aja di lemari kaca," kata Gracia.

"Iya sayang," jawab Zeefri.

Gracia berlalu menuju kamar Azizi, untuk memandikan Azizi dan membantu berganti. Setelah ini dia akan mengajak Azizi ke mall, bermain di sana. Daripada di sini bosan, dan Adiknya akan bertingkah yang tidak-tidak lagi. Jadi lebih baik, membawanya bermain di luar saja.

Semua sudah siap. Zeefri juga sudah menyiapkan mobilnya, tinggal menunggu Gracia yang mengunci pintu rumah. Azizi sedari tadi merasa kesenangan karna tau akan diajak bermain ke luar. Dia mendahului Gracia menuju mobil, tapi kemudian berhenti melihat pakaian yang dikenakan Zeefri.

"Apa?" tanya Zeefri was-was sebab diperhatikan Azizi dengan penuh selidik.

"Itu baju Ci Gle!" Azizi menunjuk kemeja kuning, yang dia ingat betul kemeja itu pernah dipakai Cicinya. Dia tak suka baju itu dipakai Zeefri.

"Ini baju aku, bocil," jawab Zeefri. Memang benar ini bajunya yang dulu pernah dipinjam oleh Gracia.

"Ndak ndak! Itu baju Ci Gle! Kamu ndak boleh pakek baju Ci Gle! Aku yang boleh pakek! Lepasin baju itu!" kata Azizi.

"Itu baju kak Zeefri, sayang. Bukan baju cici," kata Gracia menengahi.

"Butan, itu kan baju Cici. Aku pelnah liat kok, Cici pakek itu," kata Azizi tak mau kalah.

"Iya dulu, Cici pinjem. Sekarang udah dipakek lagi sama kak Zeefri," jelas Gracia.

"Pokoknya Azizi mau pakek itu! Itu baju Cici!" Kekeuh Azizi. Tak ingin menjadi keributan lagi, Zeefri melepas kemeja itu, menyisakan kaos lengan pendeka yang di kenakan, lalu memberikannya pada Azizi.

"Tapi sayang-"

"Udah ga papa Gre, biar Azizi yang pakek," sela Zeefri.

Lihatlah sekarang anak kecil itu. Mukanya songon karna berhasil mengenakan kemeja kuning yang katanya kemeja milik Gracia. Tentunya kebesaran di tubuh Azizi, tapu dia tak peduli. Yang penting kemeja itu sudah melekat ditubuhnya. Tak ingin berlama-lama lagi, mereka memutuskan untuk berangkat. Azizi dipangku oleh Gracia, agar tak berbuat macam-macam. Azizi perlu pengawasan khusus!

~~~~

Sampai di mall, mereka langsung menuju ke area bermain. Zeefri membeli banyak koin sebelum bermain. Sedangkan Gracia sudah mengikuti Azizi yang berlari menuju permainan seperti motor dan di depannya ada layar yang menampilkan permainannya.

"Cici, Azizi mau main ini," pinta Azizi.

"Tunggu Kak Zeefri dulu, dia lagi beli koin," jawab Gracia.

"Ih! Lama banget, Azizi pengen main!" kesal Azizi.

"Sabar sayang." Gracia mengusap rambut Azizi dengan lembut.

Tak lama, Zeefri datang dan langsung menyerahkan koin kepada Gracia. Biarlah Gracia yang menyimpan, karna Zeefri juga ingin ikut bermain. Melihat banyaknya permainan, jiwa Zeefri jadi merasa ingin ikut bermain.

"Ayo lawan kakak! Kalau kamu menang, kakak bakal beliin kamu apa aja. Kalau kakak yang menang, kamu ga boleh jail sama kakak. Gimana deal?" tantang Zeefri pada Azizi.

"Siapa takut?!" jawab Azizi dengan percaya diri. Gracia hanya menggelengkan kepala melihat kelakuan adik dan pacarnya itu.

Mereka berdua mulai bermain dengan heboh. Gracia hanya memperhatikan dan sesekali merekam tingkah mereka berdua. Karna bosanpun Gracia memilih mencari permainan yang menurutnya tak mengeluarkan banyak energi. Ya, yang paling dia suka adalah mesin pencapit. Namun, kali ini mesin pencapit itu di dalamnya adalah berupa jajanan. Gracia yang merasa tertarik beberapa kali mencoba meskipun gagal, dia tetap mencoba hingga akhirnya mendapatkan sebuah jajan yang berisi bola-bola coklat. Kemudian dia kembali lagi ke tempat adik dan pacarnya bermain. Ternyata belom selesai!

"Yee! Aku menang!" Pekik Azizi senang.

"Meh, hoki aja itu cil," kata Zeefri.

"Kamu aja yang ga bisa main," ejek Azizi. "Jangan lupa nanti beliin apa yang aku mau," lanjut Azizi.

Mereka melanjutkan bermain permaianan lain hingga merasa puas. Setelas selesai Azizi menagih janji Zeefri. Dia memilih memasuki toko mainan, langsung menuju yang harganya mahal. Zeefri menghembuskan napas sabar, semoga Azizi tak benar-benar menguras isi dompetnya.

 Zeefri menghembuskan napas sabar, semoga Azizi tak benar-benar menguras isi dompetnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

(Bokem Azizi. Dari pinterest)


















Pagi semua. Jangan lupa membuka mata. Slamat hari libur bagi yang libur. Buat yang ga libur ya smangat aja.

Dah gitu aja maap buat typo.

Bocil Kematian [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang