5

3.9K 317 6
                                    

Entah sudah keberapa kali Azizi membuka korden jendela rumahnya, melihat halaman rumah yang kosong. Dia menunggu kepulangan Daddy-nya malam ini. Dia tak sabar, memoroti, eh, memeluk Daddy-nya yang dia rindukan.

"Azizi."

"Iya Ci Gle?" sahut Azizi saat Gracia memanggil namanya.

"Sini dek, Cici ada es krim strawberry sama vanila nih." Azizi yang mendengar kakaknya memiliki es krim langsung menutup gorden jendela depan dan berlari mencari keberadaan sang kakak.

"Azizi mau! Azizi mau!" Ucap Azizi sambil meloncat-loncat di hadapan Gracia.

"Duduk sini, jangan lompat-lompat," titah Gracia. Azizi menurut, dia naik ke atas sofa dan duduk dengan manis di sana. Mata Azizi berbinar saat Gracia membuat wadah yang berisi es krim di dalamnya. "Ini sendoknya, berdoa dulu." Azizi memejamkan matanya berdoa, tak lama kembali membuka matanya dan mulai memakan es krim itu.

"Jangan banyak-banyak ya dek, nanti sakit," peringat Anin.

"Aku ga akan sakit. Azizi kan kuat," jawab Azizi.

"Ci Gle, Azizi suapin ya." Azizi mengarahkan sendok berisi es krim ke mulut Gracia, dan di sambut senang hati oleh Gracia.

"Mom, kapan Daddy pulang?" tanya Azizi kepada Mommy-nya yang kini sedang membaca majalah Supermodel. "Sebentar lagi sampai sayang, kamu udah kangen banget sama Daddy ya?" tanya Anin.

"Azizi tangen Daddy," ucap Azizi.

"Sebentar lagi sampai kok, sabar ya," kata Anin. Azizi mengangguk saja lalu menatap kakaknya yang juga sedang makan es krim di satu tempat yang sama dengannya. "Ci Gle kalau makan belepotan, kayak anak kecil." Tangan kecil Azizi bergerak mengusap es krim di sudut bibir Gracia.

"Kamu juga kalau makan belepotan," balas Gracia.

"Kalau aku ndak papa, kalna aku anak kecil," jawab Azizi lalu tersenyum menampilkan deretan giginya yaang rapi. "Gemesh banget." Gracia menarik pipi gembul Azizi pelan.

"Gre, Zeefri ga ada kamu ajak main ke sini? Kenalin sama Daddy, mumpung besok Daddy libur, kamu juga cuma kelas pagi kan?" tanya Anin.

"Iya Mi, besok aku cuma kelas pagi. Besok coba aku tanya ke Zeefri mau ga main ketemu sama Daddy," jawab Gracia.

"Zeefli itu siapa Ci Gle?" tanya Azizi kepo.

"Zeefri itu pacar Ci Gracia, calon kakak ipar kamu, Azizi," bukan Gracia yang menjawab melainkan Anin.

"Pacal? Pacal itu apa?" bingung Azizi.

"Pacar itu seseorang yang spesial bagi kita. Orang yang nemenin hari-hari kamu dan bikin bahagia," jelas Anin. Azizi berkerut bingung. Dia masih kurang. "Apa Mommy itu pacal Azizi? Kalna Mommy spesial bagi Azizi, Mommy juga selalu ada dan selalu Azizi bahagia. Mommy pacal Azizi ya?" tanya Azizi.

"Pacar itu status buat hubungan kamu sama orang lain. Kalau sama Mommy itu orang tua, sayang. Jadi kamu bisa punya status dia pacar, kalau dia ga satu keluarga sama kamu," imbuh Gracia.

"Kalau gitu Azizi juga punya pacal kayak Ci Gle," ungkap Azizi.

"Ha? Siapa?"

"Malsha," ucap Azizi dengan polosnya. Anin tertawa mendengarnya, dia tau betul siapa itu Marsha.

"Malsha Siapa?" tanya Gracia.

"Namanya Marsha. Dia temen sekelas Azizi. Temen deket kalau di kelas. Biasa anak-anak," jelas Anin. Gracia membulatkan bibirnya dan mengangguk paham.

"Daddy pulang!" Jifnan masuk dengan membawa tiga papperbag dan diikuti pak supir yang membantu membawakan koper ke dalam rumah.

"Daddy!" Azizi yang tau Daddy-nya sudah sampai, langsung berlari menghampiri. Jifnan meletakkan papperbag di lantai lalu bersiap menerima pelukan sang anak.

"Ini apa Daddy?"

Jifnan yang awalnya tersenyum seketika sirna, karna anak bungsunya itu bukan lebih dulu memeluknya malah lebih tertarik pada papperbag yang ia bawa. "Peluk Daddy dulu baru Daddy kasih tau," jawab Jifnan.

"Wahh! Pesawat!" pekik Azizi karna tanpa izin membuka papperbag itu. Jifnan memutar mata malas karna kelakuan sang anak. "Ini buat Azizi?" tanya Azizi.

"Iya itu buat kamu," jawab Jifnan.

"Aaa! Ma acih Daddy!" Barulah kini Azizi memeluk tubuh Daddy-nya yang sudah tiga hari tidak bertemu. Azizi berlari sambil membawa kotak mainan barunya itu. "Mommy, Ci Gle, Daddy udah pulang," kata Azizi.

Jifnan mengikuti anaknya itu dari belakang. Ia memeluk istrinya dan menciumnya dengan penuh rindu. Kemudian memeluk anak sulungnya hangat. "Daddy beli sesuatu buat kamu," kata Jifnan pada Gracia.

"Iyakah?"

"Iya, nih." Gracia menerima Papperbag daru Jifnan, lalu membukanya. Matanya berbinar melihat apa yang Daddynya itu berikan. "Makasih Daddy, aku suka banget. Ini yang aku pengen!" Ungkap Gracia, karena dia mendapatkan jam tangan dari Jifnan. "Sama-sama sayang," jawab Jifnan.

"Buat Mommy ga ada?" tanya Anin.

"Ada nih." Anin tersenyum karna dirinya juga mendapat jatah. Sudah sering kali jika Jifnan pergi dinas, saat pulang ia akan membelikan barang-barang untuk keluarganya.

Sedangkan Azizi sudah sibuk memainkan pesawat terbang yang dikendalikan oleh remot control. Azizi terkikik senang melihat pesawatnya berhasil terbang. "Ngenggg~" celoteh Azizi saat pesawatnya terbang kesana kemari.

"Hati-hati dek kalau kena barang-barang lain," peringat Anin.

"Iya Mom," jawab Azizi, lalu-

"Aduh!" Pekik Jifnan, karena kepalanya tertabrak pesawat tebang Azizi.

"Sowlly Daddy," cicit Azizi lalu meringis lucu.






















Gabut banget coy. Kenapa wp bisa eror dah, pada kgk dpt notip gitu. Bingung nih.

Dah gitu aja maap buat typo.

Bocil Kematian [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang