18

2.1K 245 12
                                    

Gracia melangkah kesal memasuki rumahnya. Dari belakang diikuti seorang lelaki yang tersenyum kemenangan. Lelaki yang memiliki nama Robert itu adalah teman sekelas Gracia. Dia bisa berada di rumah Gracia sekarang karena ada tugas kelompok yang harus dikerjakan. Ya, Robert mendapatkan teman kelompok yaitu Gracia.

Di kelas tadi Gracia sudah menolak, tapi keinginan sang dosen tidak bisa diganggu gugat. Makanya Gracia menjadi kesal sekarang. Apalagi Gracia tau bagaimana sifat Robert, lelaki yang mengesalkan, keras kepala, suka menggodanya dan tentu ada rasa yang Robert simpan untuk Gracia secara terang-terangan. Bahkan lelaki itu tak peduli jika Gracia adalah pacar Zeefri.

Mengapa tidak mengerjakan di luar saja? Jawabnnya karna Robert yang keras kepala dan kekeuh ingin mengerjakan di rumah Gracia.

"Lo tunggu sini. Gue ambil laptop dulu," kata Gracia dengan raut wajah kesal.

"Aku ga disuruh duduk nih?" tanya Robert, karna dia masoh berdiri tak mendapat izin Gracia untuk duduk.

"Ga usah, berdiri aja sampe ajal lo dateng," kata Gracia pedas. Tanpa rasa bersalah Gracia pergi meninggalkan Robert yang mematung, tak menyangka akan mendapatkan perkataan seperti itu dari Gracia.

"Wow, beda dari cewe yang lain," kata Robert, sebab baru pertama kali ini dia mendapatkan hal seperti itu.

Gracia di kamar mengecek ponselnya. Dia telah mengirim pesal kepada Zeefri jika sudah selesai dengan matkulnya harus segera pergi ke rumah. Karna Gracia tak mau Zeefri sampai salah paham atau terjadi hal lainnya, makanya dia meminta Zeefri datang. Di sisi lain juga agar Robert tak berbuat yang macam-macam. Namun, sampai sekarang tak ada jawaban dari Zeefri. Gracia yang sudah kesal tambah kesal. Gracia mengambil laptopnya dan keluar dari kamar.

Di bawah Robert sudah duduk. Jika berlama-lama berdiri bisa pegal kakinya. Dia menumpu kakinya dengan kaki satunya dan bersender dengan nyaman di sofa. Matanya meneliti isi rumah Gracia. Namun, dengan segera dia menurunkan kakinya saat melihat kehadiran Gracia.

"Apa tema yang bakal kita buat?" Tanpa basa-basi Gracia langsung ke inti. Biar cepat selesai dan Robert keluar dari rumahnya.

"Santai dulu aja dong. Kita ngobrol-ngobrol dulu," kata Robert.

"Ngomong aja sama sofa. Buruan!"

"Ck, iya-iya." Robert mengeluarkan butu materi matkul lalu menunjukkan bab mana yang akan dikerjakan. Gracia mulai mengerjakan di laptop miliknya, sedangkan Robert menikmati pemandangan yang indah dihadapannya.

"Daripada lo cuma diem, mending bantuin!" kata Gracia yang sadar Robert memperhatikannya.

Robert yang tersadar langsung mengambil alih laptop Gracia dan melanjutkan. "Ehem, kayaknya aku haus Gre," kode Robert. Sampai sekarang Gracia belum membuatkannya minum.

"Beli sana sekalian pulang," jawab Gracia acuh sambil memainkan ponselnya. Robert hanya menggelengkan kepala pelan.

Bel rumah berbunyi, Gracia bangkit dari duduknya untuk melihat siapa yang datang. Saat pintu terbuka ternyata itu Zeefri. Gracia tersenyum senang lalu memeluk tubuh kekasihnya itu. "Kamu ga bales chat aku dulu," kesal Gracia.

"Yang penting aku sekarang udah di sini kan?" Gracia mengangguk mengiyakan.

"Mana Robert?" tanya Zeefri.

"Di dalem, ngerjain tugas." Zeefri mengangguk lalu masuk ke dalam rumah. Bisa dilihat memang Robert kini sibuk mengerjakan tugas. Zeefri berdehem untuk mengambil atensi Robert, dan itu berhasil.

"Zeefri? Kok lo ada di sini?"

"Ya terserah gua dong, ini kan rumah pacar gua," jawab Zeefri santai. Dia mengambil duduk di sofa diikuti Gracia di sisinya.

Bocil Kematian [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang