DAY 3

606 64 4
                                    

02.30 AM.
Yeonjun terbangun dengan kepala yang terasa berputar dan pandangannya juga sempat kabur beberapa detik, apakah ia sakit? Lalu ia melirik jam dinding yang masih menunjukkan pukul setengah tiga. Ah gila, lagi-lagi ia terbangun pada dini hari.

Yeonjun terdiam sejenak sembari meminjat pelan kepalanya, dan tubuhnya sakit sekali serasa terbelah menjadi dua—perih. Ia terdiam lalu senyum tipis sekali muncul di wajahnya karena mengingat sesuatu yang terjadi malam kemarin. Yeonjun perlahan menoleh ke samping memandang suaminya yang dilihat dari dekat masih saja sangat sempurna. Rahang tegasnya, bibirnya, tangan kekarnya, otot perutnya, punggung kokohnya, semuanya dipahat dengan sangat apik. Ketika tangannya terjulur hendak mengelus rambut legam suaminya,

Woof.. woof.. woof..

Ia terlonjak kaget kala mendengar suara anjing menggonggong. Apakah ada seseorang yang lewat dengan membawa anjing? Serius? Jam segini? Semakin keras suaranya terdengar, sehingga sedikit mengusik Yeonjun untuk bangun dari ranjang dan melihat keluar jendela tetapi Soobin bahkan terlihat tidak terganggu sedikit pun padahal suaranya lumayan keras dan berisik.

Perlahan keluar dari selimut, menyibak gorden sedikit. Matanya melebar karena ternyata yang di bawah adalah jelas anjingnya, menggonggong menghadap ke arah garasi. Dengan segera ia menghampiri tempat tidur anjing putih itu dan ya, tidak ada. Ia dilanda panik dan segera mengguncang pelan tubuh suaminya agar ia terbangun.

"Soobin.. Soobin.." Tidak kunjung terbangun, Yeonjun mengguncang sedikit lebih keras dari sebelumnya. Setelah berhasil, Soobin langsung membuka matanya dan ia menemukan Yeonjun yang memandangnya dengan tatapan panik dan khawatir.

"Kenapa sayang? tengah malam loh ini." Ujarnya setelah melirik ke arah jam dinding, sembari duduk menyandar pada headboard memijat pelipisnya karena sepertinya otaknya bergeser.

"Miko ada di luar. Tapi kemarin aku ingat, aku yang bawa dia masuk ke kamar. Tapi yang di bawah aku yakin itu Miko." Ucapnya dengan panik.

"Kok bisa?" Kesadaran Soobin sepenuhnya kembali mendengar ucapan istrinya. Setelahnya ia menunduk melihat ke arah bantal tidur anjing itu dan benar tidak ada di sana.

Belum sempat Yeonjun menjawab, setelahnya terdengar lagi gonggongan anjingnya. Dengan segera Yeonjun diikuti Soobin menuju ke arah jendela melihat ke bawah, di sana ada anjingnya yang terus menggonggongi sesuatu. Yeonjun memandang Soobin dengan alis mengernyit bingung dan tatapan meminta tolong.

"Adek tunggu sini, aku ke bawah ambil Miko, ya? Di luar dingin." Soobin mengusap bahu istrinya sembari menyambar kaos hitam polos yang langsung dikenakannya. Yeonjun mengangguk, mengigit bibir bawahnya sembari terus memantau anjingnya di bawah sana yang masih saja berisik.

Namun anjingnya tiba-tiba saja hilang dalam pandangannya setelah ia menoleh seperkian detik ke arah suaminya yang baru saja menuruni anak tangga, sudah tidak terdengar lagi gonggongan anjingnya. Celingak-celinguk memandang kanan kiri rumah mencari keberadaan anjingnya, tidak kelihatan. Akhirnya Yeonjun memutuskan menunggu Soobin saja.

Cukup lama Yeonjun menunggu sambil terduduk di kasurnya. Ia merasa ini terlalu lama jika hanya untuk menjemput anjingnya di bawah sana, mengingat rumah ini juga tidak sebesar itu sehingga Soobin bisa memakan waktu hampir lima belas menit. Yeonjun memutuskan untuk mengambil kardigan biru muda miliknya, menuruni tangga menyusul suaminya.

Ketika ia menuruni anak tangga ke lima, ia melihat suaminya sedang menggeledah laci besar yang terletak di sudut ruang tengah. Setelahnya Soobin terlihat terburu-buru membawa kain besar berwarna putih.

Jantungnya berdegup kencang, Yeonjun dengan segera menyusul suaminya untuk melihat keadaan seperti apa yang membuat suaminya begitu lama menjemput anjingnya. Ia melihat Soobin menutupkan kain itu pada sesuatu dengan bulu putih, besar dan—oh Tidak salah lagi, itu anjingnya.

15 DAYS / SOOBJUN ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang