DAY 11

475 55 4
                                    

06. 00 AM.
Yeonjun tengah mematung dengan dada berdegup kencang tepat di depan pintu belakang yang terbuka, ketika ia hendak memasak sarapan pagi ini.

Itu, Soobin.

Suaminya sedang berjongkok tepat di hadapan tanah yang tersebar ke mana-mana terlihat berantakan tepat di mana sebuah jari atau waktu itu hanya halusinasinya saja karena Yeonjun tidak berani memastikannya lagi. Tetapi, dilihat dari gerakan tubuh Soobin dengan satu tangan yang memijat pelipisnya dan tangan lainnya yang tengah menelepon seseorang. Soobin terlihat gusar dan frustasi.

Berarti itu benar, Soobin menemukannya. Sebuah mayat, manusia. Terlihat tergeletak di depan laki-laki itu, dengan seluruh bagian yang sudah ditutupi kain hitam. Namun anehnya itu tidak menimbulkan bau apa pun dan tidak ada di antara mereka berdua yang mencium bau mayat atau sesuatu yang membusuk.

Tidak berani mendekat. Setelah ini, harus apakah dirinya? Apakah mengaku kepada Soobin bahwa dirinyalah yang pertama menemukannya? Atau berpura-pura tidak tahu? Meremat pelan gaun tidurnya dengan tubuh yang gemetar kecil, tangan yang mulai berkeringat dingin sembari menggigit keras bibir bawahnya. Yeonjun memikirkan apakah setelah ini Soobin masih akan selamat? Ataukah Soobin nekat membawanya pulang, lalu—tidak, itu tidak boleh terjadi. Yeonjun harus menahannya untuk tetap tinggal.

Soobin kemudian membuang sarung tangan lateks yang sempat ia pakai, lalu berbalik setelah mengantongi ponselnya

"Sayang?"

Yeonjun tidak mengatakan apa pun, Soobin lalu menutup rapat pintu belakang setelahnya melihat istrinya yang tidak bergerak sedikit pun lalu menggendongnya di depan dengan Yeonjun yang langsung memeluk erat pundaknya.

"Soobin.. baik-baik aja kan?"

Pertanyaan itu yang pertama kali muncul di kepala Yeonjun ia benar-benar tidak bisa memikirkan hal lain selain keselamatan Soobin. Suara-suara itu, semakin hari semakin keras dan membuatnya sakit kepala. Ia serasa didesak oleh sesuatu, ia juga bingung tidak tau harus bagaimana. Sungguh, Yeonjun sudah seperti orang bodoh sekarang. Seharusnya dari awal dirinya tidak pernah membuat Soobin menuruti permintaan konyolnya.

Jika saja saat itu Yeonjun menolak dengan tegas dan mengatakan bahwa perkataannya saat itu tidak serius, mungkin sekarang mereka akan menjadi sepasang suami istri normal pada umumnya. Namun sekarang mereka malah terjebak di rumah sialan ini karena dirinya. Tidak ada gunanya menyesali, semuanya sudah terlanjur. Ia tidak bisa menyimpan kebohongan ini lebih lama. Yeonjun sudah terlalu lemah selama ini.

Jika benar apa yang di katakan wanita tua itu di mimpinya dua hari yang lalu, bahwa si-iblis tidak menyukai suaminya, karena Soobin membawa energi yang bertentangan dengan mereka apa ia harus percaya? Yeonjun tidak mengerti saat itu dan ia benar-benar bimbang. Besok, ia akan memberitahukan hal ini kepada suaminya, tentang semuanya. Yeonjun sudah tidak sanggup sendirian seperti ini, ia butuh Soobin.

"Soobin, itu–"

"Sstt.. adek di kamar aja, jangan turun ya? Aku udah panggil polisi, biar mereka yang urus." Ucap Soobin setelah mendudukkan Yeonjun di ranjang.

Yeonjun menghela napas panjang "Aku takut, Soobin yang jadi tersangka."

"Enggak bakal. Kalaupun ada, Pak Kang yang bakal jadi tersangka utama. Kita bakal baik-baik aja. Besok kita pulang dan aku enggak butuh persetujuan adek. Kita pulang, besok."

Kalimat mutlak dari Soobin dengan napas yang terasa memberat dan rambutnya yang berantakan, tidak mampu ia tentang. Bagaimana pun juga Soobin memegang kendali rumah tangga mereka. Soobin pasti lebih lelah mengurusi dirinya yang konyol dan bodoh seperti ini.

15 DAYS / SOOBJUN ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang