DAY 12

431 51 4
                                    

02.30 AM.
"Hm kenapa sayang?" Soobin baru saja bisa tidur sekitar satu jam yang lalu. Ia tmendaak harus terbangun karena merasakan tepukan pelan istrinya pada pundaknya. Teror yang terjadi akhir-akhir ini membuat sensor tubuhnya lebih sensitif pada suara dan sentuhan.

"Adek?" Setelah mengembalikan kesadarannya, ia menelisik seluruh kamar namun Istrinya tidak ada. Mulai dilanda kecemasan karena ini bukan hal baru baginya, apa lagi yang akan menanti dirinya setelah ini?

Menuruni tangga dengan tergesa hendak menuju dapur, karena di sana tempat benda-benda tajam tersimpan. Ia takut Yeonjun akan melukai dirinya sendiri seperti yang sudah-sudah. Namun sepertinya bukan di dapur karena Soobin melihat tangga gantung loteng yang menjuntai ke bawah. Jantungnya berdegup kencang mencoba menghalau pikiran-pikiran buruk yang ada di kepalanya. Satu anak tangga ia naiki yang langsung menimbulkan bunyi khas kayu yang sudah rapuh. Tidak mungkin istrinya berada di sana, mengingat alerginya dengan debu dan ruangan itu belum pernah mereka masuki sama sekali. Namun ia harus tetap memastikan di sana aman.

Di atas sini sangat dingin, lembap dan gelap. Soobin bisa merasakan hawa mengganggu dan tidak nyaman yang membuatnya seakan ingin muntah. Menarik tuas lampu yang menggantung dan beruntungnya itu masih berfungsi meskipun sedikit redup.

Setelah tiga bola lampu kuning menyala, netranya meneliti seluruh ruangan, ada banyak kotak kardus besar yang terlihat kotor, beberapa kursi kayu yang tidak terpakai lalu barang-barang besar yang tertutup kain terletak di sudut ruangan. Soobin mengambil kesimpulan bahwa tidak mungkin istrinya berada di sini. Namun ketika hendak turun, Soobin diurungkan kala melihat sepasang kaki pucat yang terlihat mengintip dari balik lemari tinggi dengan cermin besar di sana, tanpa pikir panjang ia segera mendekat.

"Astaga, adek. Hei, bangun sayang.." ketakutannya benar, itu istrinya. Yeonjun tidur membelakanginya dengan posisi menyamping. Soobin menariknya pelan karena di sana sangat sempit dan lemari kayunya yang terlihat sangat berat, ia takut malah melukai istrinya jika ia menarik paksa lemari besar itu. Setelah berhadapan dengan istrinya yang entah bagaimana masih tidur, Soobin mendudukkannya di pangkuan dan menepuk pelan pipinya. Tubuh Yeonjun mengigil dan pucat, jelas saja karena di atas sini sangat dingin dan pakaian tipis yang dikenakannya malah semakin memperburuk keadaan.

Soobin sempat mengira istrinya pingsan, ternyata ia bisa bernapas sedikit lega bahwa Yeonjun hanya tidur. Bagaimana bisa? Apakah ia tidak sadar menarik tuas tangga, berjalan menaikinya lalu tidur di belakang lemari usang ini. Apakah ini semacam peringatan kepada dirinya? Tidak peduli. Soobin tidak takut apa pun, ia hanya peduli terhadap kondisi istrinya, tidak ada yang lain. Tetapi jika seperti ini, Soobin sepertinya tidak akan tinggal diam. Beberapa saat kemudian istrinya baru membuka mata, menegakkan tubuhnya dengan linglung dan bola matanya yang bergerak ke seluruh ruangan.

"Sayang, kok bisa di sini?" Pertanyaan itu hanya dijawab gelengan pelan oleh Yeonjun.

Bukan, ini bukanlah ulah si-iblis. Yeonjun merasa sesuatu menariknya hingga sampai ke sini karena ia merasa bahwa itu seperti bukan energi buruk, bukan salah satu dari mereka. Hanya saja setelah ia sampai di sini ia merasakan kantuk yang luar biasa lalu setelahnya ia tidak ingat apa yang terjadi. Ia hanya ingat terbangun dengan Soobin yang sudah terlelap lalu dengan sadar berjalan menuju loteng—itu saja.

Ketika Soobin menginjak satu anak tangga hendak mengajaknya turun, Yeonjun menahannya. Lalu ia menoleh ke belakang dan Yeonjun terlihat tengah memandang lurus ke arah di mana ia sempat tertidur tadi. Ia rasakan jemari Yeonjun mencengkeram erat jemarinya.

"Tadi.. aku sadar ada yang mencoba beritahu aku sesuatu, tapi setelah aku sampai di sini, aku lupa dan aku malah tidur. Soobin tolong cek dulu ya? Perasaanku gak enggak." Menghela napas lelah, Soobin mengangguk, menyanggupi permintaan istrinya.

15 DAYS / SOOBJUN ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang