DAY 6

490 58 4
                                    

07.00 AM.
"Adek beneran baik-baik aja?" Sudah dua kali pertanyaan itu keluar dari bibir Soobin pagi ini. Memangnya Yeonjun kenapa? Ia merasa tidak ada yang salah dengan dirinya, Yeonjun mendekat lalu mengelus rahang tegas suaminya yang sudah ditumbuhi bulu-bulu halus.

"Kenapa sih Soobin, aku baik-baik aja kok, udah dua kali loh nanyain itu, emang aku kelihatan seperti orang sakit ya?"

Kemarin itu istrinya terlihat pucat sekali, lemas dan hampir tidak bisa sekedar mengangkat kepala, namun tiba-tiba pagi ini ia kembali sehat seperti tidak terjadi apa-apa seperti sebelum-sebelumnya. Sungguh ini benar-benar aneh, dan Yeonjun juga tidak mengingat semua tingkah anehnya beberapa hari ini sedikit pun. Ketika Soobin menanyakan itu Yeonjun hanya akan terdiam dengan alis menyatu karena ia benar-benar tidak ingat pernah melakukan itu semua.

Apakah Yeonjun menderita gejala demensia awal? Kalau memang benar, mereka harus segera menemui dokter khusus. Soobin jadi semakin tidak bisa berhenti khawatir pada kondisi Yeonjun. Soobin tidak bisa terus di rumah menemani istrinya, karena ia masih punya tanggung jawab besar di tempat kerjanya.

"Aku berangkat ya? Adek baik-baik di rumah, jangan lupa makan terus minum obatnya ya?" Ucap Soobin diakhiri dengan kecupan lembut di seluruh bagian wajah Yeonjun seperti biasa. Soobin memeluk sangat erat tubuh kecil itu. Entah, ia merasa sungguh berat meninggalkan Yeonjun sendirian pagi ini.

"Iya hati-hati Soobin.."

Setelah suaminya menghilang dari pandangannya, barulah Yeonjun masuk ke dalam rumah. Pandangannya tertuju pada arah loteng rumah yang tempo hari terdengar suara keras benda jatuh dari arah sana. Ia akan mengeceknya setelah mencuci baju, membersihkan rumah, dan berkebun nanti.

10.00 AM.
Semua pekerjaan rumah sudah selesai, saatnya berkebun. Yeonjun sangat menyukai kegiatan ini, ia menyiram dari ujung ke ujung dengan senyuman tipis meskipun harus beberapa kali merapatkan cardigannya karena angin yang bertiup kencang.

Namun, ada yang terlihat aneh.

Yeonjun sempat membeli bibit bunga yang sudah bertunas dan ia tau betul jenis bunga mana yang ia tanam karena sudah ditandai dengan rapi olehnya, tetapi ternyata itu tidak tumbuh, justru menghitam dan mengering yang berati tandanya ia gagal. Huh mengecewakan!

Tetapi kemarin sore itu masih tumbuh, Yeonjun yakin. Ia merawat dan menyiram tanamannya dengan telaten setiap hari. Ia mengadah melihat ke arah matahari dengan mata menyipit, ia rasa tidak terlalu menyengat sampai bisa membuat tanamannya mengering dan hitam dalam kurun waktu beberapa jam saja. Mungkin ada yang salah dengan cara berkebunnya? Ia akan melihat panduan cara menanam yang lebih baik di internet nanti.

Selama lima hari tinggal, Yeonjun hanya pernah pergi ke danau yang jaraknya juga tidak terlalu jauh dari rumah. Setelah Taehyun dan suaminya tiba nanti, rencananya ia akan mengajak sepupunya itu berkeliling, karena ia sempat melihat ada bangunan kecil tak jauh dari area danau yang membuat ia jadi penasaran. Kalau dengan Taehyun ia merasa masih seperti seorang remaja belasan tahun.

Tubuhnya terasa sangat lengket sekarang, ia memutuskan untuk mandi lalu mengganti seprei, mengelap debu, menata ulang barang-barang di kamar yang akan sepupunya tempati untuk tiga hari ke depan. Sepupunya bilang ia akan tiba sore nanti sekitar pukul lima—Yeonjun tidak sabar.

12.30 PM.
Urusan kamar sudah selesai, lalu Yeonjun memutuskan untuk menelepon suaminya. Jika diangkat berarti Yeonjun beruntung, karena suaminya sibuk, dan kadang ia akan membalas pesan Yeonjun satu jam kemudian.

Panggilan itu baru tersambung pada dering ke enam.

Iya adek, kenapa sayang? Di rumah baik-baik aja kan?

15 DAYS / SOOBJUN ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang