15 DAYS / SOOBJUN ✔️

DAY 8

04.00 AM.

Yeonjun memandang nanar Taehyun yang sudah entah sejak kapan memasuki mobilnya. Ia terlihat menunduk sama sekali tidak ingin menatap ke arahnya. Ketika Soobin dan ia mendapati ketukan pintu kamarnya—Kamal, yang memberitahukan bahwa dirinya dan Taehyun akan pulang sepagi ini karena permintaan Taehyun dengan Taehyun yang sudah terdiam menunggu di dalam mobil saat itu. Sebenarnya apa yang dipikirkan sepupunya itu? Mengapa ia bahkan tidak mengucapkan kata pamit sedikitpun.

Sungguh, Yeonjun benar-benar ingin menangis rasanya.

Apa yang salah darinya? Bahkan kemarin itu sepupunya belum menjawab pertanyaan darinya. Yeonjun juga sudah mengirim beribu pesan permintaan maaf kepada Taehyun dan masih tidak ada balasan apa pun.

Yeonjun merasa sangat kacau kemarin dan juga pagi ini. Udara sangat dingin, angin selalu bertiup kencang bahkan Yeonjun pun sampai lupa memakai jaketnya jika saja Soobin tidak membawakan untuknya, ia mungkin akan jatuh sakit, karena Kamal mengatakan mereka sudah mengemas barang-barang sedari kemarin dan Taehyun yang sudah menunggu di bawah.

Tepat setelah Kamal mengetuk pintu kamar, Yeonjun terburu-buru turun ke bawah lalu persaannya tidak karuan ketika melihat mobil Kamal dengan Taehyun yang sudah berada di dalamnya. Yeonjun mendekat lalu mengetuk kaca mobil dan menggumamkan kata maaf berkali-kali yang tidak dibalas sama sekali oleh Taehyun, bahkan sepupunya enggan menatap wajahnya ia terus menunduk.

Apakah kesalahannya sebegitu besarnya? Mereka berdua hampir tidak pernah mendiamkan satu sama lain. Namun, apakah kali ini kesalahannya sangat fatal, tidak termaafkan, dan sangat menyakiti hati Taehyun? Jaket tebal tersampir di bahunya dengan tarikan pelan dari Soobin yang mengajaknya mundur menjauh dari mobil.

Soobin merasakan bahu kecil itu bergetar pelan karena menahan tangis. Soobin mengusap bahunya lalu mencium pucuk kepalanya. Akhir-akhir Soobin merasa kepalanya seperti akan pecah sebentar lagi. Pekerjaan yang sudah membuatnya pusing ditambah lagi rentetan kejadian yang menimpa rumah tangga mereka yang mempengaruhi mental istrinya. Ucapan Kamal kemarin malam juga turut menambah beban pikirannya.

Soobin bingung, apakah dirinya harus mempercayai Kamal sepenuhnya? Karena itu sangat mengejutkan dan tidak pernah terpikirkan sama sekali olehnya, di luar akal sehatnya.

Setelah mobil itu menjauhi pekarangan rumah mereka dengan Kamal yang sebelumnya sudah meminta maaf atas sikap istrinya kemarin dan mengatakan sebuah kalimat sembari menepuk dua kali punggungya bahwa Soobin harus menjaga istrinya.

Tidak ada yang salah, hanya saja kalimat itu diucapkan dengan nada yang sangat serius dan penuh pengharapan. Padahal Yeonjun dan Taehyun berencana akan membuat kue yang enak dan mereka akan piknik kecil sambil menikmati angin di belakang rumah. Apakah setelah ini sepupunya tidak akan pernah menghubunginya lagi? Suasana hatinya sungguh sangat buruk sekarang.

Menoleh ke belakang, Yeonjun langsung memeluk Soobin dengan sangat erat mengubur wajahnya di dada suaminya setelahnya disusul dengan tubuhnya yang gemetar karena menumpahkan air mata yang sempat ia tahan. Laki-laki itu merasa sangat kecewa pada dirinya sendiri. Ia juga sudah mengecewakan sepupu yang sudah seperti adiknya sendiri. Yeonjun meremat kencang kaos suaminya, memukuli dadanya sendiri yang tiba-tiba terasa sangat sesak yang langsung ditahan oleh Soobin.

"Aku salah Soobin, aku bodoh. Seharusnya aku emang gak pernah tanya hal bodoh itu ke Hyunie, aku emang bodoh." Kalimat itu di katakan Yeonjun dengan nada lemah mencicit seperti kehilangan tenaganya dengan air mata yang terus semakin mengalir. Yeonjun merasa ia sangat sensitif pagi ini.

Soobin lalu mengangkat tubuh istrinya untuk mengajaknya masuk mengingat udara dingin yang bisa membuat mereka jatuh sakit kapan saja. Soobin tidak tahu harus percaya kepada siapa. Soobin duduk di pinggiran ranjang dengan Yeonjun yang berada di pangkuannya, masih terisak kecil. Soobin hanya mampu mengelus kepala Yeonjun dan beberapa kali membubuhkan kecupan di sana.