Hampir 3 bulan sudah pernikahan Jaehyun dan (Yn) berjalan. Begitupun 3 bulan sudah keduanya menanti momongan yang belum diberikan oleh Tuhan.
Mereka juga tidak terburu-buru memiliki anak. Jaehyun dan (Yn) mengatakan 'sedikasihnya aja sama Tuhan'. Saat ini mereka memilih fokus mengurus Min Jae terlebih dahulu.
Jaehyun dan (Yn) kini juga sudah tinggal di rumah baru mereka. Awalnya (Yn) tidak mau memakai jasa asisten rumah tangga, tetapi Jaehyun memaksa agar istrinya itu tidak terlalu repot mengurus anak dan rumah.
Pagi ini (Yn) sudah berkutat di dapur bersama pembantunya untuk membuat sarapan.
"Bi, tinggal disiapin ke meja makan. Aku mau bangunin Min Jae dulu"
"Iya mbak"
(Yn) bergegas menuju kamar Jaehyun terlebih dahulu untuk memastikan suaminya sudah bangun atau belum.
Tetapi yang didapatinya justru sang suami masih bergelut di dalam selimut. Ia pun menghela nafas dan membuka gorden kamar.
Sinar matahari mulai masuk ke dalam kamar pasutri itu. Jaehyun yang merasakan kehangatan sinar matahari itu pun mulai membuka kedua matanya.
(Yn) tersenyum dan duduk di tepi ranjang. Ia mengusap pipi suaminya itu.
"Selamat pagi mas suami"
Jaehyun tersenyum mendengar sapaan rutin istrinya itu.
"Selamat pagi istriku"
Jaehyun kemudian mendudukkan tubuhnya dan menciup pipi istrinya itu.
"Kamu mandi sana. Aku mau bangunin Min Jae"
Jaehyun hanya mengangguk dan setelah itu (Yn) bergegas menuju kamar Min Jae. Terlihat Min Jae yang sudah bangun bahkan sudah merapikan tempat tidurnya.
"Wah anak buna rajin banget"
Min Jae menoleh ke arah bundanya itu dan tersenyum.
"Iya dong"
(Yn) berjalan ke arah anaknya itu dan menciup keningnya.
"Sekarang waktunya mandi"
"Oke buna"
Seperti biasa, Min Jae memilih mandi sendiri tanpa mau ditemani (Yn). Akhirnya (Yn) menyiapkan seragam Min Jae diatas tempat tidur dan memeriksa tas sekolah anaknya.
Setelah dirasa siap, ia pun menunggu anaknya selesai mandi sembari menata meja belajar yang sedikit berantakan.
"Buna udah"
(Yn) menoleh dan mendapati Min Jae yang berjalan ke arahnya. Ia pun segera mengeringkan badan Min Jae dan memakaikannya minyak telon.
"Buna"
"Ya?"
"Buna dicaliin sama om Wonu"
"Om Wonu? Siapa itu?"
"Ituloh om nya Alia"
(Yn) mencoba mengingatnya. Ah benar, Wonu adalah panggilan Wonwoo di dalam keluarganya.
"Buna kenal sama om Wonu?"
"Cuma temen sekolah aja"
"Kenapa ngga pelnah main sama om Wonu?"
(Yn) mengancingkan seragam Min Jae dan tersenyum.
"Kalau buna main sama om Wonu, nanti ayah cemburu"
"Cembulu? Apa itu?"
(Yn) tak menjawab dan hanya tersenyum sembari merapikan pakaian anaknya.
"Sekarang udah siap, tinggal sisiran dulu"