Gadis menatap pasangan muda yang sedang berfoto bersama kedua anaknya. Dari apa yang terlihat oleh matanya, pasangan itu seusia dirinya dan Dipta. Melihat mereka bahagia dengan keluarga kecilnya entah kenapa ada perasaan iri dalam dirinya. Kenapa ia dan Dipta tidak bisa seperti itu? Terlebih sejak 5 bulan yang lalu saat ia dan Dipta datang ke dokter kandungan dan dokter kandungan mengatakan jika sel telurnya terlalu kecil untuk dibuahi. Ini membuatnya belum kunjung hamil hingga saat ini. Vitamin dan promil sudah ia lalui 5 bulan ini meksipun ia jarang datang bersama Pradipta ke dokter kandungan.
"Enggak usah dilihat sampai begitu. Coba belajar bersyukur dengan apa yang kita punya sekarang," kata Alena sambil mulai duduk di samping Gadis dan membuka botol minum air mineralnya.
"Gue yang bermasalah. Sel telur gue kecil-kecil, makanya enggak isi-isi."
Alena menghela napas panjang. Entah kenapa ia justru merasa bersyukur karena Gadis belum hamil sampai saat ini. Alena tak bisa membayangkan akan bagaimana nasib anak Gadis jika orangtuanya memiliki rumahtangga yang tidak sehat seperti ini.
"Alhamdulillah kalo sekarang lo belum hamil. Gue kasihan sama anak lo kalo punya bapak modelan Dipta begitu."
Gadis diam dan tak berkomentar apa-apa. Mungkin semua ini adalah resiko karena ia menceritakan semua masalah rumah tangganya pada Alena yang langsung memasukkan Dipta ke dalam list laki-laki tidak bermoral dan berguna.
Kini Alena memilih segera mengajak Gadis untuk segera berjalan kembali mengelilingi Jatim Park ini karena masih banyak tempat yang belum mereka lihat.
Di waktu yang sama dan tempat yang berbeda, Ermita sedang duduk di hadapan Rachel. Ia tatap mantan pacar keponakannya ini dengan tatapan gemas. Terlebih ia baru saja mendapatkan laporan dari salah satu temannya yang melihat Rachel dan Dipta menginap di sebuah hotel yang ada di Bandung minggu lalu.
"Kamu tahu alasan kenapa saya meminta kamu datang ke sini?"
Tak perlu menjadi cenayang namun rasanya memang alasannya sangat jelas karena ia berlibur dengan Dipta minggu lalu di Bandung.
"Karena saya liburan bersama Dipta di Bandung minggu lalu."
"Wow..," Gumam Ermita pelan di hadapan Rachel. "Sungguh tak punya malu. Kamu bisa dengan bangga dan terang-terangan mengakui diri bahwa kamu lebih rendah daripada pelacur."
Rachel tersenyum kecil mendengar perkataan Ermita. "Kata-kata anda terlalu kasar untuk diucapkan oleh wanita berpendidikan."
"Saya hanya bicara tentang kenyataan yang ada. Pelacur tidak mau dijamah oleh laki-laki yang tidak membayarnya, tapi kamu memberikan hal itu secara gratis kepada keponakan saya. Lebih rendah mana, kamu atau pelacur? "
"Berlibur bersama bukan berarti kami tidur seranjang."
Ermita tertawa mendengar sanggahan Rachel. Tentu saja ia tidak mungkin memanggil Rachel jika tidak memiliki bukti yang kuat.
"Kamu kira invoice dan rekaman CCTV kalian masuk ke kamar hotel itu tidak ada? Saya punya semua itu."
"Wow, sepertinya kami mulai tidak memiliki privasi."
"Tidak pernah ada kejahatan yang sempurna di dunia ini. Sebelum terlambat, lebih baik kalian hentikan semua ini. Jangan sampai jatuh korban hanya karena keegoisan kalian berdua."
Setelah mengatakan itu, Ermita memilih untuk segera berdiri dan meninggalkan Rachel di cafe ini. Rachel yang melihat Ermita pergi hanya bisa menatapnya dalam diam. Ia tahu jika jalan yang ia pilih ini salah, namun ia tidak bisa hidup tanpa Pradipta. Andai kata ia harus menjadi yang kedua pun dirinya siap. Selama berhubungan dengan Pradipta pun ia tak pernah meminta materi sama sekali. Hubungannya dengan Pradipta murni karena rasa cinta yang terhalang oleh perbedaan keyakinan. Dulu banyak yang menyarankannya untuk menikah di luar negri bersama Pradipta. Sayangnya Pradipta tidak berani mengambil resiko ini mengingat Papanya sudah dua kali terkena serangan jantung. Apalagi Mamanya Pradipta juga tipikal yang sulit dekat dengannya karena menganggapnya tidak sederajat dari bibit, bebet dan bobot.
KAMU SEDANG MEMBACA
From Bully to Love Me (Tamat)
ChickLitGadis Sekarwangi, tidak pernah menyangka jika rumahtangga yang ia bangun bersama suaminya, Pradipta harus berakhir ditengah jalan karena sang suami ketahuan berselingkuh. Alasan Pradipta yang mengatakan bahwa Gadis sangat monoton dan tidak pandai da...