53. Tetangga kepo

5.6K 462 8
                                    

Gadis menghela napas panjang setelah ia berhasil mendarat di Jakarta kembali siang ini. Penerbangan selama satu jam sudah ia lalui bersama Angela. Kini ia memilih berpisah dengan pengacaranya itu yang langsung dijemput oleh supir kantor. Gadis sendiri memilih menunggu taxi online yang akan membawanya menuju ke alamat rumah Gavriel. Lebih baik ia menunggu Gavriel di sana daripada harus menyambangi kantornya. Ia tak mau menimbulkan gosip yang tidak-tidak ditambah ia juga tahu bagaimana sibuknya Gavriel di saat jam kerja seperti ini.

Kini saat berada di dalam taxi online, handphone Gadis berdering yang ternyata adalah panggilan dari Alena. Ia mengernyitkan keningnya kala mengetahui Alena bisa meneleponnya di saat jam kerja seperti ini. Segera saja Gadis mengangkatnya.

"Hallo, Len?"

"Hallo, Dis. Lo beneran sudah balik dari Bontang hari ini?"

Gadis langsung mengernyitkan keningnya kala mendengar pertanyaan dari Alena. Ia sedikit heran darimana Alena tahu semua ini? Ia sendiri bahkan sengaja tidak menceritakan rencana kepulangannya ini pada temannya itu karena ia sudah tidak sabar untuk bertemu dengan Gavriel. Ia ingin penjelasan yang sangat jelas ditambah rencananya meminta tolong pada Gavriel untuk menjadi saksi perceraiannya dengan Pradipta. Toh, Gavriel justru orang yang mengetahui hubungan terlarang Pradipta dan Rachel sejak dulu. Jauh sebelum ia tahu kebenaran ini. Kebodohannya yang memilih untuk meneruskan pernikahan ini yang akhirnya membuatnya berada dalam kisah sedih ini selama bertahun-tahun. Seharusnya ia sadar bahwa lebih baik mempermalukan dirinya bahkan nama baik keluarga untuk sementara waktu karena gagalnya rencana pernikahannya daripada membuat semua orang tersenyum bahagia untuk sementara waktu namun berakhir dengan menorehkan sebuah sesak serta tangisan di ujung cerita.  

"Info dari siapa itu?"

"Boss gue lah. Beneran lo udah balik?"

"Iya. Gue sudah balik. Tolong bilang sama boss lo itu untuk 'teng go' hari ini dari kantor."

"Ciee... Lagi cosplay jadi bini lo, Dis? Nyuruh-nyuruh boss gue balik ontime segala."

"Gue serius ini."

"Telepon aja sono orangnya langsung."

"Lo aja yang kasih tahu. Enggak enak ganggu jam kerja dia."

Alena tertawa di dalam toilet siang ini. Sengaja ia menelepon Gadis di sini agar tidak menimbulkan tatapan maut dari para rekan kerjanya.

"Okay, gue kasih tahu ke dia, tapi nanti traktir gue makan."

"Boleh, asal lo tampung gue di rumah lo malam ini."

"Siap."

Setelah itu Alena langsung menutup sambungan teleponnya dengan Gadis. Ia segera keluar dari toilet dan kembali ke kubikel miliknya. Sebelum kembali duduk, Alena mencoba melihat ke arah ruangan Gavriel yang berdinding kaca. Ternyata boss-nya itu belum kembali dari ruang meeting.

Alena menghela napas panjang dan kini ia memilih duduk di kursi dan kembali fokus pada pekerjaannya. Entah berapa lama ia fokus pada pekerjaannya hingga akhirnya saat ia menoleh, sosok Gavriel sudah duduk manis di kursi kerjanya. Dari apa yang Alena lihat, boss-nya sedang dalam konsentrasi tingkat tinggi. Tidak ingin menganggu Gavriel, Alena mencoba mengirimkan pesan kepada Gavriel melalui aplikasi percakapan yang sudah disediakan oleh kantor.

Alena : Pak, hari ini dimohon untuk pulang tepat waktu.

Tidak perlu menunggu lama, balasan dari Gavriel sudah masuk ke komputernya.

Gavriel : ?

Alena : Saya hanya menyampaikan pesan dari pujaan hati Bapak.

Gavriel : dia di mana?

From Bully to Love Me (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang