167. Overthingking kakak laki-laki

2.5K 390 28
                                    

Tidur Gavriel terganggu karena mendengar suara musik dari arah ruang keluarga. Saat ia membuka matanya ternyata sinar matahari sudah masuk melalui celah jendela rumah. Kini suara music yang sepertinya seperti music pengiring senam semakin jelas ia dengar. Pelan-pelan Gavriel bangun dan ia memilih ke kamar mandi terlebih dahulu untuk mencuci muka dan melakukan aktivitas paginya. Baru setelah semua itu selesai, ia segera keluar kamar dan menuju ke arah sumber suara.

Betapa terkejutnya Gavriel kala melihat keluarga Gadis dalam formasi lengkap ditambah beberapa asisten rumahtangga sedang melakukan senam pagi dengan tutor yang ada di Youtube. Gavriel masih diam dan memperhatikan semua ini. Memang selama ini ia memilih untuk menginap di hotel daripada di rumah ini setiap kali berkunjung ke Solo sehingga hal ini baru pertama kali Gavriel lihat.

"Ma... kok enggak selesai-selesai sih? aku sudah lapar."

Keluhan Banyu sambil tetap terus bergerak mengikuti apa yang ditapilkan di layar smart TV-nya.

"Olahraga dulu, biar nanti masa tuanya sehat."

"Sudah setengah jam, Ma."

Sudibyo yang geram melihat kelakuan Banyu yang banyak mengeluh ini langsung memperingatkan anak laki-lakinya itu.

"Ikuti aja biar cepat selesai. Kaya adikmu itu semangat ngikutin gerakannya."

"Ya masa aku dipaksa senam jepit... tahan... lepas. Jepit... lepas...jepit... Lepas. Udah ah, enggak mau lagi, Pa."

Banyu memilih menyudahi acara pagi yang dibuat Mama dan Papanya. Sumpah, ini sedikit tidak adil karena Gavriel tidak diajak menjalani segala bentuk 'penyiksaan' pagi ini. Baru juga Banyu akan melangkah menuju ke dapur, ia sudah bertemu dengan Gavriel di pojokan ruang keluarga.

"Ada acara apa, Mas?" tanya Gavriel yang membuat Banyu berhenti melangkahkan kakinya.

"Mama lagi mengajak orang serumah ini melakukan gaya hidup sehat."

Setelah mengatakan itu kepada Gavriel, Banyu segera berlalu menuju ke dapur. Ia tinggalkan Gavriel seorang diri karena perutnya sudah tidak bisa menunggu lebih lama lagi untuk segera diberikan makan.

Sekitar sepuluh menit sejak Banyu meninggalkannya, akhirnya acara senam pagi ini selesai. Sudibyo dan Aryanti segera menuju ke teras belakang rumah bersama Gadis. Melihat Gadis keluar, Gavriel mengikutinya. Saat sudah berada di teras, Gavriel bisa melihat Sudibyo dan Aryanti yang memilih duduk sambil menikmati air putih di bawah sinar matahari sedangkan Gadis langsung merebahkan tubuhnya di atas lantai teras. Melihat kelakuan Gadis ini, Gavriel berhenti berjalan dengan posisi kakinya berada di dekat kepala Gadis lalu ia menundukkan kepalanya.

"Capek?" tanya Gavriel singkat namun berhasil membuat Gadis tersenyum.

Kini Gavriel memilih duduk di samping Gadis yang membuat Gadis mau tidak mau segera kembali bangun dari posisi rebahannya.

"Lumayan, Gav. Soalnya aku lama enggak pernah olahraga. Olahraganya cukup jalan kaki dari satu destinasi ke destinasi selanjutnya."

Gavriel anggukkan kepalanya. "Kalo kamu capek, terus kita jadi ke Jogja atau enggak pagi ini?"

Gadis menjadi teringat pembicaraannya sekitar satu jam yang lalu dengan kedua orangtuanya serta kakaknya. Keluarganya mengajaknya untuk berkendara bersama menggunakan mobil hari ini menuju ke Jogja. Menurut Mamanya itu akan lebih mempersingkat waktu dan bisa membuat mereka lebih dekat satu sama lain setelah tinggal terpisah beberapa waktu lalu.

"Jadi, tapi Mama sama Papa bilang kita ke Jogjanya bareng-bareng naik mobil. Nanti Mas Banyu yang nyetir."

Gavriel menarik napas panjang dan pelan-pelan ia embuskan napasnya. Sebenarnya jika mereka bisa pergi bersama, Gavriel ingin mengajak Gadis menikmati beberapa kuliner yang dulu sering Eyang Putrinya kunjungi bersamanya. Namun jika pergi bersama Aryanti dan Sudibyo, Gavriel tidak yakin kedua orangtua Gadis mau makan di tempat yang tergolong ramai, terkadang semeja bisa bersama beberapa orang yang tidak saling kenal.

From Bully to Love Me (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang