151. Hawaii

2.6K 454 15
                                    

Tempat yang indah, liburan yang tenang dan nyaman nyatanya tetap membuat Gavriel merasa ridu kepada Gadis. Andai saja bisa, ia ingin menikmati salah satu tempat yang pernah ia tinggali selama dua tahun bersama keluarganya ketika kecil dulu ini bersama Gadis. Sayangnya ia sendiri tidak tahu di mana lokasi pacarnya itu saat ini berada.

Menyusuri sepanjang jalan pantai Waikiki ini membuat Gavriel mengingat masa kecilnya dulu yang sering bermain di pantai ini bersama Ella dan kedua orangtuanya. Di sini Gavriel bisa melihat cukup banyak orang yang sedang berlibur baik dengan keluarga, pasangan maupun teman-teman. Apesnya, dirinya adalah satu-satunya orang yang tidak merasakan semua itu. Ia benar-benar sendiri seakan ia tak memiliki kehidupan sosial sama sekali.  

Gavriel segera menggelar handuk pantai yang ia bawa. Selesai melakukan itu, Gavriel langsung melepas celana selutut yang ia kenakan berikut dengan kaos yang menutupi tubuh bagian atasnya. Tubuhnya hanya ditutupi celana pantai pendek saja dan penampilannya kini sudah benar-benar seperti turis yang sedang menikmati waktu liburannya.

Meskipun banyak pengunjung yang berjemur di tepi pantai Waikiki ini berharap memiliki kulit berwarna tan, maka tidak dengan Gavriel yang notabennya tinggal di negara yang masih menganggap cantik dan tampan itu harus berkulit putih. Padahal menurut Gavriel pribadi, kulit berwarna coklat alami seperti yang Gadis miliki justru terlihat seksi dan menarik di matanya. Demi menjaga warna kulitnya agar tidak terbakar sinar mataharai yang pagi menjelang siang ini cukup terik, Gavriel segera membaluri tubuhnya menggunakan sunscreen. Selesai melakukan semua itu di bagian-bagian yang masih bisa dijangkau menggunakan tangannya, Gavriel segera merebahkan dirinya di atas handuk pantai. Suara ombak yang bercampur suara para pengunjung siang ini tidak membuat Gavriel merasa terganggu. Gavriel tetap bisa menutup kedua matanya dan ia mulai menikmati waktu sendirinya tanpa pusing memikirkan pekerjaannya lagi untuk sementara waktu.

Entah berapa lama Gavriel tertidur di pinggir pantai ini hingga ia mendengar suara handphone miliknya berbunyi. Dengan terpaksa ia segera membuka kedua matanya dan bangun untuk mengambil handphonenya yang ada di dalam tas. Seketika senyum merekah di bibir Gavriel kala melihat notifkasi yang muncul di layar handphonenya. Ternyata sebuah pesan balasan dari Gadis yang masuk ke sana. Tanpa banyak mengulur waktu lagi, Gavriel segera membukanya.

Gadis : Aku mau ke Honolulu, Hawaii, Gav. Penasaran sama beberapa pantai yang terkenal di sana. Lagipula dari cerita Mbak Ella ke aku kemarin, katanya banyak tempat yang bagus di sini. Rugi kalo aku enggak mampir.

Tanpa membalas pesan Gadis lagi, Gavriel segera menelepon pacarnya itu. Sayangnya saat ia menelepon Gadis, panggilan teleponnya diabaikan begitu saja. Kelakuan Gadis ini berhasil membuat Gavrel overthingking. Sebagai seorang pacar yang sudah dua bulan tidak bertemu, tentu saja Gavriel tidak akan menyia-nyiakan kesempatan bila ia bisa bertemu dengan Gadis di tempat ini.

Kini Gavriel segera bangun dan melipat handuk pantai yang ia kenakan sebagai alas. Selesai melakukan semua itu, Gavriel segera kembali ke hotel. Siapa tahu saja Gadis akan segera menjawab pesannya setelah ini.

Di waktu yang sama di hotel yang berbeda, Gadis baru saja selesai mandi setelah sampai di hotel ini. Hotel yang ia tempati ini adalah hotel yang direkomendasikan oleh Ella kepadanya. Memang meskipun sedikit mahal tetapi Gadis puas dengan pemandangan pantai Waikiki di depannya yang sangat indah degan air birunya dan tentunya kebersihan pantai ini yang terjaga dengan baik. Selama dua bulan ini juga tanpa sepengetahuan Gavriel, ia dan Ella menjalin komunikasi cukup dekat. Hampir setiap hari mereka berkomunikasi meskipun hanya melalui pesan singkat. Siapa sangka jika kakak perempuan Gavriel itu tipikal perempuan yang asyik untuk diajak berghibah hingga curhat mengenai adik laki-lakinya. Karena Garviel pernah menceritakan kepadanya tentang bagaimana Ella di matanya, Gadis mencoba untuk 'bersahabat' dengan Ella. Ya, jika bukan Ella mau siapa lagi yang bisa memberikan nasehat-nasehat bijak untuk hubungannya dengan Gavriel jika mereka berdua tengah berselisih paham? Tidak mungkin mengharapkan Nayunda yang seakan perannya sudah berakhir kala mereka berpisah di Bali.

From Bully to Love Me (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang