121. Morning Kiss

4.1K 483 17
                                    

Hampir pukul tiga dini hari Gavriel baru sampai di rumahnya bersama Gadis. Kali ini Gavriel sengaja mengajak Gadis untuk kembali ke Jakarta terlebih dahulu sebelum ia pulang ke Solo. Tentu saja ia melakukan ini bukan hanya karena keinginannya namun juga keinginan Alena. Alena takut jika nanti Gadis akan mampir ke Surabaya sebelum melanjutkan perjalanan pulang ke Solo. Meskipun mereka pernah berbagi keringat di atas ranjang bersama, namun tidak untuk malam ini. Gavriel membutuhkan istirahat yang sebenar-benarnya karena beberapa jam lagi ia harus kembali ke rutinitas hariannya menjadi budak corporate yang terikat jam kerja. Di saat-saat seperti ini, Gavriel iri pada kehidupan Elang dan Wilson yang bisa bekerja dengan semboyan 'seenak gue'. Namun jika ia ingin mengeluh, ia ingat ada sosok Aditya yang meskipun adalah CEO tapi memiliki jam kerja yang paling banyak dan justru tak pernah terlihat santai.

"Dis, malam ini kamu tidur di kamar tamu, ya?"

"Iya, Gav. Aku duluan," ucap Gadis yang memilih segera berlalu untuk menuju ke kamar tamu yang ada di dekat ruang keluarga.

Gavriel baru melangkahkan kakinya menuju kamarnya yang ada di lantai dua setelah Gadis masuk ke kamar tamu dan menutup pintu. Ketika sampai di dalam kamar, Gavriel langsung menuju ke kamar mandi. Sebenarnya ia benci dengan kebiasaannya yang selalu saja harus mandi dan mengganti semua pakaian yang ia kenakan setelah berpergian jauh. Kebiasaan yang diajarkan Mamanya ini sukses membuatnya menjadi orang yang cukup bersih untuk ukuran laki-laki yang biasanya cuek pada hal-hal semacam ini. Gavriel bahkan berani bertaruh jika Gadis yang notabennya adalah wanita dan biasanya lebih menjaga perilaku hidup bersih pun akan memilih langsung tidur daripada menuju ke kamar mandi.

Selesai mandi, Gavriel memilih segera menuju ke atas ranjang dan tidur dalam keadaan naked. Kini Gavriel tak peduli jika Gadis akan melihatnya dalam keadaan seperti ini karena jelas ini bukan yang pertama kalinya. Baru juga Gavriel akan menutup matanya, namun handphonenya terus berbunyi. Takut ada sesuatu yang penting, Gavriel segera membukanya.

Group Lapak Dosa

Elang : Pulu-pulu... Lo semua sudah sampai rumah belum?

Wilson : Berisik lo jadi orang. Gue baru mau tidur habis mandi. Tidur sono lo.

Elang : Gue maunya gitu, tapi kalo gue tidur di sini, si Adit nanti tantrum.

Wilson : Memang lo ada di mana?

Elang : *sending picture*

Elang : coba tebak ini ranjang siapa?

Wilson : dari dekorasi kamar sih jelas kamar perempuan dewasa. Jangan bilang lo masuk kamarnya Hanna?

Elang : Teman gue pintar banget. Gue noh diijinkan masuk kamar Mbak Hanna. Enggak kaya Adit yang jalan di tempat doang enggak pernah ada progress perkembangan hubungannya.

Aditya : Heh Jamet Premium, keluar lo dari kamar Hanna sekarang sebelum gue samperin ke sana dan seret lo ke luar.

Elang : sini kalo berani. Gue yakin yang ada bakalan  meletus perang dunia ketiga. Dah lah, gue mau angkat Lean dulu. Habis ini gue mau on the way rumah Gavriel. Gue mau jadi satpam di sana.

Gavriel : Enggak akan gue bukain pintu. Lagipula gue sama Gadis enggak tidur sekamar. Dia di kamar tamu.

Elang : yah... gagal dong adek yang mau nonton BF secara live pagi ini.

Gavriel : Jancok!!

Setelah mengetikkan pesan itu, Gavriel menutup handphonenya dan ia langsung menutup kedua matanya. Tak lama setelah menutup mata, ia langsung mengembara di dunia mimpinya.

From Bully to Love Me (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang