❥KCM 11

292 18 0
                                    

Selamat membaca

Begitu kuat dirimu dalam mengangkat beban sendirian

•••

Hari ini adalah hari pengunjungan. Pagi harinya setelah ngaji pagi semua santri dikunjungi oleh keluarga masing masing namun berbeda dengan Alya, dia dari tadi berharap papanya menjenguknya namun nihil semua hanyalah harapan semata yang tidak akan jadi kenyataan

Semua santri sekarang berada di lapangan tempat berkunjung, berbeda dengan Alya sekarang duduk dibawah pohon rindang sambil menatap ke atas pohon. Perlahan air matanya menetes saat matanya tertuju pada keluarga yang sedang becanda gurau di lapangan. Meski jarak lapangan dengan tempat Alya duduk cukup jauh tapi Alya masih bisa melihat jelas kebahagiaan semua santri yang dijenguk oleh keluarga nya sedangkan Alya dia sendiri benar benar sendiri,sepi. Menangis dalam diam.

Alya menghirup dalam dalam udara segar yang berhembus

"Ya Allah begitu pedih rasanya" kata Alya sambil menggenggam kursi disana kuat

"Kapan ya, Aya bisa ketemu sama mama lagi, kapan Aya bisa cerita sama mama, kapan Aya bisa manja sama mama lagi, kapan ma? Aya sangat berharap waktu itu akan kembali lagi" ucap Alya disela tangisnya ada senyuman yang tercipta dari bibirnya

Tiba tiba lengkungan bibir ke atas itu berubah melengkung ke bawah

"Tapi-"

"Apakah Mama juga punya keluarga baru?"

"Dan Mama sudah lupa dengan Aya? Dan tidak mengharapkan Alya lagi ?"

"Jika kita bertemu, apakah mama juga sama seperti papa, sering memukul Aya ?"

"Aya ri-ndu ma. Apakah Mama juga rindu Aya, atau ti-dak?" Ucap alya. Matanya beralih menatap lapangan lagi

"Semua orang dengan keluarga nya meski salah satu dari mereka tidak punya orang tua tapi mereka punya keluarga. Tapi aku, keluarga udah hancur meski orangnya masih ada" Alya menghembus nafas

"Dunia ini kejam, sangat kejam!"

"Nak" tiba tiba seseorang memegang pundak Alya dari belakang.

Alya tersenyum berharap sang bidadari yang selalu dinantikan berada di belakangnya "mama" ucap Alya sebelum berpaling

Setelah mengatakan itu Alya menghadap kebelakang, detik kemudian saat mengetahui siapa yang memanggilnya pupus sudah harapan nya tapi senyuman manis tidak luput dari bibirnya

Wanita paruh baya yang berada dibelakang Alya tersenyum, tanpa mengatakan apapun kemudian dia duduk di samping Alya.

"Dunia ini memang kejam, tapi kita hidup dalam kekejaman dunia hanya sementara. Yang abadi hanyalah di akhirat kelak maka jangan hanyut dalam kejamnya dunia karena tugas kita bukan untuk mendapat kebahagiaan dunia saja tapi yang lebih Utama mengejar kebahagiaan akhirat, jika kita kejar akhirat maka dunia dengan sendirinya mengikuti, tapi jika kita kejar dunia sampai kapanpun tak akan mendapatnya dan pada akhirnya akan kehilangan kedua nya" ujar Umma Zulaikha dengan pandangan ke depan

Umma Zulaikha menoleh ke arah Alya " Kamu tidak sendiri nak, disini ada Umma yang akan mendengar cerita kamu,kamu boleh kok manja sama Umma, semua santri disini anak Umma termasuk kamu, kamu adalah anak Umma" Ucap Umma Zulaikha tersenyum merangkul bahu Alya

Alya tersenyum kecut "tapi mengapa mereka, orang tua kandungku tidak menganggap ku anak mereka"Sebutir air mata mengalir dengan cepat Alya mengusapnya

"Mereka pergi, menjauh dari Alya" ucapnya lagi

𝐊𝐚𝐫𝐞𝐧𝐚 𝐂𝐢𝐧𝐭𝐚𝐦𝐮Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang