❥KCM 14

317 19 6
                                    

Selamat membaca

•••

Malam hari pun tiba, namun Alya masih tetap di kamar, malam ini dia sudah mendingan sesudah di bujuk dan berbicara ringan dengan Umma kini Alya tidak takut lagi kepada Umma Zulaikha bahkan sekarang Umma sedang menyuapi Alya Makan malam sebenarnya Umma ingin mengajak Alya makan di meja makan saja namun dia takut Alya akan menangis histeris lagi dan lagi pula Alya juga masih demam

"Sudah habis"

"Sekarang minum" Umma mengambil minum di atas nakas samping sofa memberikan kepada Alya

Setelah minum Alya termenung, Umma mengelus punggung Alya "Alya bosan?" Alya menoleh dan membalas dengan anggukan

"Gimana kalau kita ke halaman belakang saja, disana ada taman bunga yang Umma rawat sambilan menenangkan pikiran dan Alya juga bisa cerita sama umma. gimana,nak Alya mau?"

Wajah Alya yang tadinya cemberut menjadi senyum sumringah

"Alya mau Umma" Ucap Alya sambil mengangguk semangat

"Yaudah yok" Umma hendak membawa nampan tempat Alya makan tadi namun ditahan oleh Alya

"Biar Alya aja Umma"

....

Kedua wanita beda usia kini duduk di kursi panjang sambil menikmati udara sejuknya malam dan menatap bunga yang kuncup saat tak ada matahari yang menyinari nya

"Semua bunga ini Umma yang tanam?" Tanya Alya melihat yang takjil melihat bermacam bunga yang memikat hatinya

Umma mengangguk "iya, ada juga bantuan Araf"

"Kalo yang samping kamar tempat Alya tidur itu, Umma juga yang tanam?"

Umma menggeleng "nggak, kalo yang samping kamar itu Araf yang tanam dan dia yang rawat"

"Wah, Gus Araf suka bunga?"

Umma mengangguk "iya suka, apalagi bunga matahari"

"Biar enak dipandang, dan juga membuat udara menjadi segar katanya" ucap Umma

Alya mengangguk dengan membulat kan mulut nya "Ooh"

Alya kembali menatap bunga bunga itu, mereka sama sama diam.

Umma menatap dan menyentuh tangan Alya. Diusapnya dengan kelembutan

Alya menoleh kearah Umma "Umma" panggilnya

Umma tersenyum "Ada apa nak?" Tanya Umma lembut kali berikutnya membuat Alya terkekeh dengan sebutan nak yg dilontarkan oleh Umma

"Umma kenapa panggil Alya dengan sebutan nak?"

Umma tersenyum "kan Umma Udah bilang, semua santri disini adalah anak Umma termasuk kamu, memangnya kenapa nak Alya keberatan Umma panggil nak?"

Alya dengan cepat menggeleng "enggak Umma, Alya Sama sekali nggak keberatan malah Alya seneng banget Umma panggil Alya dengan sebutan nak"

"Hanya karena alya udah nggak pernah dipanggil dengan sebutan nak lagi jadi nggak terbiasa mendengar nya" sambungnya

"Jangankan berharap di panggil nak, Bahkan pegang tangan Alya aja papa jijik" ucap Alya mulai sedih mengingat papanya yang selalu menghempaskan tangan nya saat dia hendak menyalami tangan papanya

Umma kaget "kenapa?"

Alya tersadar dengan apa yang dia ucapkan menutup mulutnya "nggak Umma, maaf a-alya-"

"Cerita saja sama Umma, Umma siap mendengar cerita Alya"

"Nak, jangan pendam kesedihan mu sendiri, kamu bisa menyalurkan kesedihan itu pada Umma agar bebanmu terasa tidak terlalu berat, Umma akan usahakan memberi pendapat dan solusinya"

𝐊𝐚𝐫𝐞𝐧𝐚 𝐂𝐢𝐧𝐭𝐚𝐦𝐮Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang