Part 11

94 36 31
                                    

"Ini semua tuh gara-gara lo!"

Saat ini Kalea tengah berada di dalam gendongan Galen karena kaki kanannya yang terkilir akibat berlarian mengejar Galen. Saat keduanya dihukum di halaman sekolah, sempat ada kejadian saling mengejek yang membuat Kalea merasa geram dan berakhir saling kejar-kejaran hingga kaki Kalea tidak sengaja tersandung tali sepatunya yang sudah tidak terikat.

"Kenapa jadi gue?" sungutnya tak terima.

Kalea berbicara tepat di sebelah telinga Galen, "Kalau aja lo nggak nyebelin, gue nggak akan ngejar lo sampai jatuh kayak gini!"

Galen sedikit menjauhkan telinganya. Cempreng amat nih suara! batinnya.

Kalea menatap kepala Galean yang sedikit menjauhinya. Lalu dengan sengaja Kalea berteriak, "DENGAR NGGAK!?"

Bruk

Awh, ringis Kalea.

"GALENDRA!!"

Akibat teriakkan yang membuat telinga Galen rasanya ingin pecah membuat Galen refleks melepaskan tangannya yang sedang menggendong Kalea di pundaknya, hingga Kalea terjatuh ke lantai.

Galen menutup telinga kanannya. Demi apapun, suara Kalea benar-benar tidak bisa diterima oleh telinganya. Sepertinya, setelah pulang sekolah ia harus mengeceknya ke dokter THT. Takut-takut telinganya bermasalah gara-gara suara cempreng Kalea.

"Sakit, anjir!" ringis Kalea.

Galen hanya menatapnya datar.

Kalea mendongak seraya memegangi bokongnya yang terasa panas. "Ngapain diam aja? Bantuin gue!"

"Malas."

Kalea memberungut kesal. "Bantuin, nggak!?" katanya seraya mengulurkan kedua tangannya ke arah Galen yang hanya menatapnya tanpa berniat menolongnya.

"Nggak."

"Heh! Gue jatuh karna lo, ya! Lo yang nggak becus gendong gue!"

Galen bersedekat dada. "Lo jatuh karena diri lo sendiri, preng."

Preng?

Kalea mengernyit mendapati sebuah julukan yang diberikan oleh cowok menyebalkan di hadapannya ini. "Preng?" tanyanya bingung.

"Cempreng," jawabnya acuh.

"SIALAN!"

Langkah kaki Galen mundur dua langkah menjauhi Kalea. "Gue mau ke kelas. Lo ngesot aja ke UKS."

Hal itu sontak saja membuat netra Kalea membulat. "Kaki gue sakit! Ya kali gue ngesot."

"Nggak peduli." Galen mengangkat kedua bahunya dengan santai.

"Galen, ih!"

Kedua alis Galen terangkat.

"Bantuin," rengeknya seraya menggoyangkan kedua tangannya ke arah Galen.

Shit! Kenapa gemesin!? batin Galen berteriak.

Galen lantas mendekat ke arah Kalea dan membantunya mendekat ke punggunya. Setelahnya, Galen berdiri dan berjalan menuju UKS.

*****

Di sisi lain, El, Rendra, Kenzo, Farroz dan Dewa tengah asik duduk di bangku panjang yang ada di depan kelasnya. Seharusnya saat ini merupakan jam pelajaran Sejarah Indonesia yang diajarkan oleh Bu Isa. Akan tetapi, Bu Isa sedang berhalangan untuk hadir dan tidak memberikan tugas apapun. Sehingga, anak-anak yang ada di kelas itupun bebas melakukan apapun.

GALENDRA [TERBIT] ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang