Zefan dan teman temannya telah sampai di sebuah bangunan yang tak berpenghuni, terlihat bangunan itu telah usang dan plafon rumah itu telah berjatuhan. Zefan masuk ke dalam rumah itu di ikuti oleh yang lainnya. Zefan melihat ada seorang laki laki yang sangat dia kenal, yaitu Saga. Saga tengah berdiri sambil tersenyum menyambut kedatangan Zefan.
"Datang juga lo," Saga berjalan mendekati Zefan. Sorot mata Zefan sangat tajam menatap Saga.
Zefan berjalan sedikit lebih cepat ke arah Saga, ia mencengkram erat kerah baju Saga, ia menatap Saga dengan tatapan seakan ingin membunuhnya.
"Lo masih mau nyari masalah sama gue Saga!"
"Gue udah lama gak adu jotos sama lo, kangen gue bro."
Bugh...
Zefan melayangkan pukulan pertamanya ke wajah Saga. Saga tersungkur ke lantai yang kotor, ia mengerang kesakitan akibat pukulan Zefan yang keras, sudut bibir Saga mengeluarkan darah.
"Sini lo anjing! Mau duel kan?" Zefan melepaskan jaketnya dan juga seragamnya, menyisakan sebuah kaos berwarna putih.
Saga kembali berdiri, ia mengusap darah yang keluar dari sudut bibirnya. "Pukulan lo masih sama."
Saga melayangkan serangannya kepada Zefan, namun untungnya Zefan dapat menghindari serangan tersebut. Perkelahian antara 2 lelaki itu tidak dapat di hindari. Teman teman Zefan hanya melihat perkelahian itu dari jauh, mereka tidak ingin ikut campur.
Zefan tersungkur akibat tendangan Saga, ia merasakan sakit pada perutnya. Saga mencoba untuk menahan rasa sakit itu dan kembali bangkit. Ia melihat Saga tersenyum menyeringai ke arahnya. Zefan kembali melayangkan serangan kepada kaki Saga. Hanya dengan satu tendangan di kakinya, Saga tersungkur ke lantai dan mengerang kesakitan, ia bahkan berteriak sangat kencang.
"Masih sanggup berdiri gak lo?" Saga tidak menjawab pertanyaan Zefan, ia masih mengerang kesakitan. Zefan kembali meraih kerah baju Saga. "Setelah ngeluarin gue dari sekolah, dendam gue makin besar Saga! Ini masih awal."
Edgar berlari ke arah Zefan, ia membuka ponselnya dan memperlihatkannya kepada Zefan. Zefan terkejut ketika melihat ponsel Edgar. Zefan semakin mengencangkan cengkramannya. "Anjing lo, Ga!! Bangsat lo!!"
Saga tertawa sangat keras. "Lo masih aja bodoh Zef, lo pikir gue gak bakal nyebarin itu? Gue bakal tetep nyebarin itu, meskipun gue kalah."
"ANJING!!!" Zefan melayangkan pukulannya ke wajah Saga. Akibat pukulan Zefan yang sangat keras itu membuat Saga tidak sadarkan diri.
"Zef, stop!" Edgar menarik Zefan untuk menjauh dari Saga. Leo, Sam, dan Oky berlari menghampiri Edgar dan membantunya untuk menahan Zefan.
"Lepasin gue!" Zefan berontak.
"Goblok! Kalo lo ngebunuh dia sekalipun, gak bakal ada yang berubah anjing!" Zefan terdiam karena ucapan Leo.
Zefan menatap temannya satu persatu, "Maafin gue. Gue gagal."
"Kita masih tetep sama, meskipun seluruh dunia tau. Kita hanya perlu ngejalani hidup seperti biasa, dan gak sembunyi di balik topeng lagi," ucap Edgar.
Mereka semua meninggalkan tempat itu, tapi tidak meninggalkan Saga begitu saja, sebelum pergi Edgar sempat menelpon ambulans untuk menjemput Saga.
•••••
Langit sudah berubah menjadi hitam, matahari telah digantikan oleh bulan. Zefan sedang berada di sebuah supermarket, ia tidak akan pulang ke rumahnya hari ini, Eris pasti akan sangat khawatir melihat wajah Zefan yang penuh luka, dan ayahnya mungkin akan mengamuk ketika melihat penampakan wajahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
A&Z
Roman pour Adolescents"Lo cantik, lo harus jadi cewek gue." "Cowok gila!" Ini kisah tentang si A dan si Z, yang penuh dengan tantangan dan rintangan, penuh air mata dan kebahagiaan