Zura berjalan menuju kantin. Setelah sampai di kantin ia duduk di meja yang tadi di tempatinya bersama dengan Hiza. Zura izin ke toilet namun saat keluar dari toilet ia mendengar ada suara benda yang jatuh karena tempat dimana Zefan tadi masuk sangat dekat dengan toilet.
"Ke wc lama amat Ra?" Ucap Hiza.
"Bantu orang dulu tadi," Zura duduk di samping Hiza, dan kembali memakan baksonya yang tadi ia tinggalkan.
"Siapa?"
"Murid baru," jawab Zura.
"Zefan?! Kan dia gak masuk," ucap Hiza dengan terkejut.
"Kesiangan, lewat tembok belakang tadi, terus gue bantuin supaya bisa lolos dari guru guru."
"Baik banget lo, tumben, biasanya ogah deket deket sama dia."
"Ke paksa."
"Hai cantik," Zura tersedak makanannya sendiri ketika ia dikejutkan dengan laki laki yang riba tiba duduk di hadapannya.
"Bangsat!" Maki Zura sambil meminum air mineral yang diberikan Hiza.
Laki laki itu menatap Zura sambil tersenyum, namun ia mendapatkan tatapan tajam dari Zura.
"Lo gak liat orang lagi makan hah?!"
"Maaf Zura," ucap laki laki yang bernama Rega.
"Heh! Jangan ganggu orang lagi makan, sana lo," Hiza berusaha untuk mengusir Rega dari hadapannya dan Zura. Namun dengan tiba tiba muncul 2 laki laki yang duduk di sebelah Zura dan Hiza kemudian merangkul mereka.
"Apa apaan ini?!!" Hiza mencoba untuk melepaskan tangan laki laki yang di sebelahnya ini. Kedua laki laki itu merupakan teman Rega.
"Gue aduin cowok gue, awas lo!" Ancam Hiza.
"Aduin aja cantik, aku gak takut," laki laki yang merangkul Hiza tersenyum manis. Namun Hiza bukannya terpana malah merasa jijik.
Zura yang melihat itu sudah tidak tahan, melihat temannya di goda seperti itu. Zura memegang tangan laki laki yang masih merangkulnya, dia melepaskan tangan itu dan memelintirnya sehingga membuat laki laki di depannya ini meringis kesakitan.
"Berani lo nyentuh gue? Gue patahin tangan lo!"
"Ampun! Ampun!" Ucap laki laki itu sambil meringis kesakitan. Zura mendorongnya sampai laki laki itu terbentur meja kantin.
"Lepasin tangan lo dari temen gue!" Bentak Zura.
Hiza mendorong laki laki yang berada di sebelahnya ketika mendapatkan kesempatan. Hiza berlari dan bersembunyi di belakang Zura.
"Stop ganggu gue Rega!" Zura menatap Rega tajam. Rega tersenyum lalu berdiri di hadapan Zura.
"Udah 2 tahun, sejak gue nyatain perasaan sama lo Zura. Selama itu juga gue nunggu jawaban dan berharap lo akan nerima gue. Tapi lo malah nolak gue dan ngebuat harga diri gue turun."
"Gue berusaha untuk jadi cowok yang baik, semua yang lo gak suka tentang gue udah gue hilangin, gue rela masuk sekolah ini demi lo, gue rela ngelakuin apapun demi lo."
Zura menghembuskan napasnya, dia berdecak sebal dan merasa kesal dengan celotehan manusia di depannya ini.
"Heh! Dengerin gue."
"Lo ngapain nungguin gue selama 2 tahun? Gak ada kerjaan banget lo. Gue cuma bilang gak mau sama lo, gue gak minta lo buat ngerubah diri lo demi gue. Yang nyuruh lo masuk ke sekolah ini siapa? Bukan gue kan? Gue gak minta lo buat berjuang. Harga diri lo turun, itu gara gara lo sendiri Rega! Lo sadar gak sih?!"
KAMU SEDANG MEMBACA
A&Z
Teen Fiction"Lo cantik, lo harus jadi cewek gue." "Cowok gila!" Ini kisah tentang si A dan si Z, yang penuh dengan tantangan dan rintangan, penuh air mata dan kebahagiaan