Bab 1 : Murid baru?

884 13 3
                                    

Bagaimana hidup dalam trauma?
Jika ingin tahu, maka akan aku beri tahu
Semuanya terasa menakutkan
'Tenang' adalah sebuah perasaan yang ingin sekali aku rasakan
Aku ingin merasakan tidur dengan nyenyak tanpa harus merasakan takut
Aku ingin merasakan kebahagiaan yang pernah aku rasakan
Apakah semua itu masih bisa?
Semoga

-Azura Brianna Caitlin-

•••••

"Zira, bangun sayang, Zira bangun. Udah siang ini, gamau sekolah emangnya?"

Seorang perempuan cantik yang sudah siap dengan seragam SMA nya tengah membangunkan anak kecil berumur 8 tahun yang masih terlelap dalam tidurnya.

"Aduh ini anak kebo banget."

"Zira, kalo gak bangun, kakak tinggal nih."

Ancaman itu berhasil membuat Zira terbangun. Dengan nyawa yang masih setengah terkumpul dia langsung bangun dan memeluk kakaknya.

"Aaaaa kakak jangan tinggalin Zira, Zira gak suka sendiri."

"Iya, kakak gak ninggalin Zira, sekarang bangun terus mandi ya, kakak mau siapin sarapan," perempuan itu melepaskan pelukan Zira.

"Mandi terus turun ke bawah ya."

"Siap kak zura."

Perempuan itu bernama Azura Brianna Caitlin, gadis SMA yang mempunyai paras cantik, manis, muka yang tegas tapi terlihat baik. Gadis yang tidak banyak bicara kecuali dengan adiknya yang bernama Zira dan sahabatnya.

Dia tinggal berdua bersama adiknya, sebelumnya dia tinggal bersama nenek dan kakeknya, namun mereka sudah meninggal 4 tahun yang lalu. Zura sangat menyayangi adiknya itu, dia tidak akan membiarkan siapapun untuk menyakiti adiknya.

Jangan tertipu dengan paras dan perhatiannya, ternyata Zura menyimpan beribu cerita dan rahasia yang tidak pernah ketahui, dia juga sangat pandai bela diri. Jika ada seseorang yang ingin menyakiti adiknya, Zura akan melakukan hal yang sama dengan kemampuannya.

Zura sedang membuat sarapan. Zira turun dari kamarnya dengan seragam SD yang lengkap disertai tas, dan menuju dapur untuk sarapan.

"Nih makan dulu," Zura menyodorkan sepiring nasi goreng.

"Kak Zura gak makan?"

"Enggak, kakak tadi udah makan pas Zira masih bobo."

Zira mengangguk paham, dia mulai memakan nasi goreng itu.

"Habisin sarapannya, terus kita berangkat sekolah."

Setelah Zira menghabiskan sarapannya, Zura bersiap-siap untuk pergi ke sekolah. Zura harus mengantar terlebih dahulu Zira ke sekolahnya.

Zurang menyalakan motornya dan meninggalkan rumahnya untuk menuju sekolah Zira. Tidak lama kemudian mereka sudah sampai di sekolah Zira.

"Belajar yang rajin ya," ucap Zura kepada adiknya.

"Siap kak," ucap Zira penuh semangat dan berlari masuk kedalam sekolah.

Zura melajukan kembali motornya. Zura kini sudah sampai di sekolahnya, dia memarkirkan motornya di parkiran, setelah itu dia berjalan menuju kelasnya.

Sudah tidak aneh untuk Zura ketika banyak pasang mata yang melihatnya dari ujung rambut hingga ujung kaki.

Ketika Zura di sekolah, aura baik, manis, mudah tersenyum seketika hilang dan berganti menjadi Zura yang dingin, sangat pelit bicara dan tersenyum.

A&ZTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang