Bab 7 : Telat

107 3 6
                                    

Setelah selesai makan, mereka membereskan alat alat yang digunakan untuk barbeque. Setelah semuanya selesai, mereka bersiap untuk pulang ke rumah masing-masing dikarenakan jam telah menunjukkan pukul 10 malam.

"Hiza, makasih buat makanannya," ucap Zura.

"Iya Ra, gue juga makasih banyak," lanjut Dinda.

"Santai aja guys, nanti kapan kapan sini lagi aja kita barbeque lagi."

"Siap lah, otw nanti meluncur," ujar Tara dengan girang.

"Duluan ya Za," pamit Mika.

"Iya, hati hati," balas Hiza.

"Gue juga pamit," ucap Tara, dan Kevin.

Tersisa Zura dan Zefan yang belum pergi dari rumah Hiza. Mereka berdiri di depan rumah Hiza, tuan rumah itu telah masuk ke dalam.

"Pulang sama siapa?" Tanya Zefan, dan tidak mendapatkan balasan apapun dari Zura.

"Mau gue anterin?"

"Gak usah."

"Jangan cuek cuek sama gue, tar suka."

Zura melayangkan tatapan elangnya ke Zefan. Zefan hanya tersenyum cengengesan yang membuat Zura semakin membenci laki laki ini.

"Gak usah senyum senyum lo, lo pikir ganteng? Kagak!"

Ucapan Zura tersebut mampu membuat senyum di wajah tampan Zefan luntur, dia memasang wajar datar dan berjalan menuju motornya tanpa mengucapkan pamit kepada Zura. Zura melihat Zefan mengendarai motornya, dia bertanya pada dirinya, apakah dia telah membuat Zefan marah?

"Dih ngambek, kayak cewek," cibir Zura.

Sebuah mobil berhenti di hadapannya. Supir mobil itu menurunkan kaca mobilnya.

"Atas nama Azura, silahkan naik mbak."

Zura tersenyum melihat siapa yang datang, dia adalah Revaldi. Zura membuka pintu mobil itu dan masuk ke dalam.

"Lama banget lo," ucap Zura.

"Macet mbak."

"Thanks, udah jemput gue Val. Motor gue aman?"

"Aman, udah di rumah gue, besok gue jemput lo buat ke sekolah."

"Kenapa gak ke rumah lo dulu ngambil motor gue?"

"Jauh anjir, macet lagi, males gue."

"Yaudah, terserah lo."

•••••

"Makasih val, hati hati di jalan," ucap Zura sambil keluar dari mobil Valdi.

"Iya, cepet masuk sana."

Zura tersenyum lalu masuk ke dalam rumahnya. Rumahnya terlihat sepi, dia berjalan menuju kamar Zira dia melihat Zira telah terlelap, Zura menutup kembali pintu kamar Zira dengan perlahan. Zura berjalan menuju kamarnya dia segera membersihkan dirinya dan berganti pakaian menggunakan piyama berwarna biru muda.

Zura merebahkan dirinya di kasur kesayangannya itu, dia membuka ponselnya dan melihat ada beberapa pesan WhatsApp yang belum dia balas.

Zefan

udh di rmh?

Zura tidak membalas pesan dari Zefan, dia hanya mengabaikannya karena menurutnya itu tidak penting.
Dia membuka laptopnya dan membuka file bernama "Drakor".

A&ZTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang