Setelah selesai makan, mereka berdua kembali ke kamar masing masing untuk mengerjakan tugas sekolah. Zura sekarang tengah berkutat dengan pekerjaan rumah fisika nya, pelajaran ini terhitung mudah untuk Zura namun karena jumlahnya yang banyak, dia menjadi kewalahan.
"Guru kenapa sih ngasih tugas yang ga ngotak."
Jam sekarang sudah menunjukkan pukul 9 malam. Zura melirik ke arah ponselnya yang bergetar menandakan ada telepon, dan yang menelponnya adalah Hiza.
"Apa?" tanya Zura.
"Lo lagi di mana?"
"Rumah."
"Nongki yuk, cafe biasa."
"Kasian Zira di tinggal."
"Bentar doang lah, Zira juga udah tidur kali jam segini. sabi lah."
"Oke, gue cek Zira dulu."
"Siap, ditunggu kedatangannya Azura."
"Berisik."
Zura memutuskan teleponnya sepihak. Dia mengganti pakaiannya dengan celana panjang berwarna cream dan kaos putih, dia juga memakai jaket senada dengan celananya, rambut dia biarkan tergerai dan memoleskan liptint di bibirnya.
Zura berjalan menuju kamar Zira dan melihat lampu kamarnya sudah mati, dia membuka pintu kamar Zira perlahan dan melihat Zira sudah terlelap, Zura kembali menutup kamar Zira dan berjalan menuju pintu depan.
Dia mengunci pintu depan dan pergi mengenakan motornya.Hanya butuh waktu 10 menit, Zura sudah sampai di cafe tujuannya. Dia masuk ke dalam dan mengedarkan pandangannya untuk mencari keberadaan temannya Hiza. Zura mengeluarkan ponselnya dan menelepon Hiza.
"Dimana lo?"
"Atas, di luar."
"Oke."
Zura berjalan menuju lantai 2, dia mencari keberadaan Hiza dan menemukannya duduk bersama laki laki.
"Kampret, ternyata dia sama cowoknya."
"Tau gitu, gue gak bakal datang," Zura berjalan menghampiri Hiza.
"Eh, Zura," sapa Hiza. Zura tersenyum singkat lalu duduk di hadapan Hiza dan pacarnya.
"Ini cowok gue, gue belum pernah ngenalin dia sama lo kan," ucap Hiza.
"Sayang, ini temen aku namanya Azura."
"Gue Edgar," laki-laki yang bernama Edgar itu mengulurkan tangannya.
"Zura," balas Zura sambil menjabat tangan Edgar.
"Anak SMA mana lo?" tanya Zura.
"Putra Bangsa," jawab Edgar. Zura membalas dengan anggukan.
"Lo nyuruh gue ke sini biar gue jadi kambing conge?" tanya Zura kepada Hiza.
"Enggak kok, gue nyuruh lo ke sini buat ngenalin lo sama cowok."
Zura melotot ke arah Hiza, bisa bisanya dia ingin mengenalkannya kepada laki-laki, padahal Zura tidak tertarik sama sekali.
"Lo tau Hiza, gue gak tertarik."
"Coba aja dulu Zura, siapa tau cocok. Cowok itu temennya Edgar, gue juga gak tau sih."
"Hah?"
"Dia temen gue, tenang aja," ucap Edgar.
Zura menatap Edgar dengan datar namun tajam, "Oke."
"Itu temen gue," ucap Edgar.
Zura dan Hiza menoleh ke belakang. Mereka berdua terkejut ketika yang datang ternyata adalah Zefan, murid baru di kelas mereka.

KAMU SEDANG MEMBACA
A&Z
Novela Juvenil"Lo cantik, lo harus jadi cewek gue." "Cowok gila!" Ini kisah tentang si A dan si Z, yang penuh dengan tantangan dan rintangan, penuh air mata dan kebahagiaan