"Lo cantik, lo harus jadi cewek gue."
"Cowok gila!"
Ini kisah tentang si A dan si Z, yang penuh dengan tantangan dan rintangan, penuh air mata dan kebahagiaan
"Anggotanya, ketuanya jarang turun langsung, dia turun kalo emang lawannya keliatan berat."
"Maksudnya, gue itu lawan yang enteng gitu buat mereka?"
"Mereka gak tau lo cewek, gue gak kasih identitas lo ke mereka."
"Kenapa lo gak kasih?"
"Kalo gue kasih, mereka bakal batalin balapannya, mereka gak ngelawan cewek."
"Meskipun ceweknya kayak gue?"
"Mau itu cewek tomboi, jago balap, berani kayak lo, mereka gak bakal mau lawan lo, mereka sangat menghargai cewek."
"Bulshit!"
Mereka berdua sudah sampai di lokasi balapan, terlihat sudah ada banyak orang, termasuk geng zelos sudah disana.
Zura melihat dengan seksama anggota geng zelos itu, meskipun Zura tidak bisa melihat mereka dengan jelas karena mereka mengenakan topeng di wajahnya. Walaupun hanya topeng mata namun Zura tidak bisa mengenali mereka.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
(contoh topengnya)
Suara motor membuat Zura terbangun dari lamunannya, dia melihat seseorang datang dengan mengenakan motornya, orang itu juga terlihat memakai topeng.
"Itu ketuanya," ucap Revaldi pelan.
•••••
Zefan sudah sampai di lokasi balapannya kali ini, para anggota zelos yang lain sudah sampai. Ia turun dari motornya dan menghampiri teman temannya.
"Sorry telat," Zefan mencoba untuk menetralkan deru napasnya.
"Santai," ucap Edgar.
Zefan melihat ke sekelilingnya untuk melihat siapa lawannya. Alangkah terkejutnya ia ketika melihat ada Zura di sana, apakah dia tidak salah lihat.