14

203 18 3
                                    

Keesokan harinya anggota idolish7 memutuskan untuk pulang ke kota karena kondisi Riku yang dirasa cukup serius karena semalam hemoptisis nya kambuh secara tiba-tiba.

Mereka juga memutuskan untuk membawa Aart dan Ciel ikut bersama mereka dan tinggal bersama mereka di dorm idolish7.

Meski awalnya tsumugi dan banri tidak mengijinkan mereka membawa Aart dan Ciel tapi setelah terus di bujuk oleh anggota idolish7 akhirnya merekapun mengijinkan Aart dan Ciel tinggal di dorm.

"Terimakasih" ucap Riku lalu tersenyum meski wajahnya cukup pucat namun senyuman khasnya tetaplah terlihat sangat manis.

"Jadi aku dan Ciel akan tinggal bersama kalian?" Tanya Aart dengan wajah memerah dan gugup.

"Tentu saja" jawab Mitsuki lalu mengelus rambut Aart.

Anggota Idolish7 sedang mengemasi barang mereka masing-masing dan ada juga yang sedang meributkan sesuatu.

Yamato,sougo sedang mengemasi barang mereka masing masing dengan tenang.

Begitu juga dengan Iori dan Mitsuki sedang mengemasi barang mereka sendiri dan sekaligus membantu mengemasi barang milik Riku, memastikan tidak ada yang tertinggal di sana.

Sementara Tamaki dan Nagi terus berdebat karena lagi-lagi ousama puding Tamaki mengenai bantal Cocona kesayangannya.

Riku awalnya sedikit cemberut karena teman-teman nya tidak mengijinkan ia mengemasi barangnya sendiri dan hanya menyuruhnya untuk tetap duduk di sofa, tak lama Riku menyadari sesuatu.

"Ciel kenapa kamu diam saja?" Tanya Riku yang melihat Ciel dari tadi hanya diam sambil menunduk. Wajah Ciel tertutup oleh rambutnya sendiri sehingga Riku tidak bisa melihat ekspresinya.

Ciel tetap terdiam namun perlahan berjalan ke arah Riku.

"Riku-nii.. a-aku- takut..." Gumam Ciel yang mendekat lalu memeluk Riku sambil menangis.

Mendengar itu Riku terkejut dan berusaha menenangkan Ciel.

"Jadi kau mengetahuinya?" Tanya Riku

"Aku bisa merasakannya tapi tidak terlalu jelas namun auranya sangat pekat dan itu membuatku ingin muntah" gumam Ciel.

"Tenang saja... Aku sudah berbicara kepadanya dan memintanya untuk tidak menganggu kita, dan aku juga berjanji padanya akan segera pergi dari vila ini" ucap Riku sambil mengelus rambut Ciel.

Mendengar itu Ciel pun sedikit tenang, sebenarnya Ciel sangat rapuh namun ia hanya menunjukan sikap itu kepada Aart dan Riku. Karena ia tidak ingin dianggap lemah oleh siapapun.

"Ciel... Apa kau bisa melihat makhluk halus?" Bisik Riku karena takut ada hantu yang bisa mendengarnya.

"Bisa dibilang seperti itu.. tapi yang kulihat hanya berupa bayangan" jawab Ciel yang masih membenamkan wajahnya di dada Riku.

*Ciel hanya bisa melihat hantu seperti bayangan saja namun auranya tetap terasa pekat dan menyeramkan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

*Ciel hanya bisa melihat hantu seperti bayangan saja namun auranya tetap terasa pekat dan menyeramkan.
Sementara Riku bisa melihat hantu itu dengan sangat jelas dan bahkan bisa melihat seberapa hancur wajah hantu itu karena hantu itu mati oleh sebuah truk yang melaju kencang.

°
°
°
°
°
°

"Hmm? Riku-nii.. ada apa dengan Ciel?" Tanya Aart yang melihat mata adiknya sedikit merah karena nangis.

"Emm... Ciel-"

"Tidak ada apa-apa Aart" ucapan Riku terpotong oleh Ciel.

"Oh baiklah.." jawab Aart yang pastinya sudah mengenal adiknya itu, dia sudah tau kalau Ciel pasti menangis karena melihat sesuatu.

"Aart apa yang ada di tanganmu?" Tanya Riku

"Ini ousama puding! Aku mendapatkan nya dari Tamaki-nii..! Dan aku kesini untuk membaginya dengan Riku-nii" jawab Aart yang duduk di samping Riku dan hendak berbagi ousama pudingnya.

"Apa?! Kenapa Tamaki-nii tidak memberiku juga!" Seru Ciel yang langsung berlari menuju Tamaki.

Aart hendak menyuapi Riku dengan ousama puding miliknya.

"Tidak perlu Aart, kamu bisa menghabiskannya sendiri" Riku mencoba menolak karena itu milik Aart.

"Jadi Riku-nii tidak mau.." gumam Aart sedih dan kecewa.

Melihat itu Riku pun menjadi tidak tega, ia akhirnya menuruti permintaan Aart dan memakan puding itu bersama-sama.

Sementara itu terdengar suara keributan dari Tamaki dan Aart.

"Tamaki-niiiiiiiiii!!!! Aku mau puding!" Ciel terus berisik dan memanjat tubuh Tamaki yang besar.

"Hey ... Tapi ini ousama puding terakhirku! Kamu bisa mendapatkannya nanti jika sudah di kota!" Ucap Tamaki sedikit kesal.

"Aku mau sekarang!"

"Tidak"

"Sekarang!!!!"

"Hey... Aku janji akan membelikan mu ousama puding setibanya di kota, okay?"

"Tapi 3 puding!"

"Baiklah" kesal Tamaki.

"Hmph, oke deal!" Ciel tersenyum bangga atas kemenangannya.

















































*Maaf gaje soalnya bingung 😕

idolish7 Nanase riku [Slow Update]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang