TIA CALL

17 1 1
                                    

Hari Ke-3 Di Rumah Tia

"Oh, its 11 am already." ujar Fulgur apabila melihat jam dinding.

" Yeah... Fufu Chan, call me ASAP if somethings goes wrong." ujar Ain sambil menyarung kasutnya. Shu telah menunggunya diatas motorsikal luar rumah.

" Take care of yourself, Ain chan, Shu chan." Fulgur dan yang lain memerhati Ain keluar dari rumah.

" Alright... See you guys in a bit." ujar Ain lalu melambai mereka.

Ain dan Shu pun pergi dari situ, mencari kereta yang dapat diguna. Dalam pencarian, mereka bertembung dengan segerombolan zombie. Mereka berhenti sekejap dan turun dari motorsikal.

" Shu... Wanna exercise a bit?" tanya Ain sambil mengeluarkan pisau dari stokingnya.

" Oh, do you wanna bet on who's gonna get the most kills?" Shu mengeluarkan pisau dari poket pisau.

" The loser will do anything the winner says." ujar Ain.

" Bet on..." 

Dengan mudah sekali mereka membunuh zombie-zombie tersebut. Almaklumlah pagi, senang sikit nak bunuh. Kalau malam tu, mungkin dapat mungkin tak. Zombie yang terakhir dibunuh oleh Ain.

" Mine were 10, you?" Ain menarik pisaunya dari belakang leher zombie itu.

" 11. Looks like I'm the winner, Ain chan." Shu melirik ke arah Ain. Ain hanya merengus tidak puas hati. Beza satu ja pun.

" Hahah, we'll settle this later. We still need to find the vehicle." sambung Shu. 

Mereka berdua kembali semula ke motorsikal, menyambung pencarian kenderaan untuk digunakan nanti. Dari hujung jalan ke hujung jalan sehingga bertemu jalan mati, mereka pusing di kawasan itu. Satu pun kereta tidak hidup. Ada yang penduduk di sekitar itu yang masih hidup namun mereka hanya berada di dalam rumah. Sehinggalah mereka keluar dari kawasan perumahan menuju ke jalan raya utama...

" Shu, look over there. Its a motorhome. Maybe we can check that one..." ujar Ain sambil menunjuk ke arah sebuah motorhome berjenama Omni XG32. 

" Yeah, let's check if there's any zombie around." Shu pun membonceng motorsikal ke arah motorhome tersebut.

Mereka berdua masuk ke dalam motorhome tersebut. Memang besar, luas dan sesuai untuk ramai. Lagi lagi mereka yang bergerak seramai 16 orang. Siap ada tempat masak, peti sejuk dan yang paling penting bathroom dan toilet.  

" Shu, how's the engine?" tanya Ain lalu berjalan ke arah Shu yang tengah duduk di bahagian driver. Dia terus menghidupkan enjin motorhome.

" I guess luck is really on our side." ujar Ain. Mereka berdua High-five dengan gembira.

" I'll ride the bike, you'll drive this motorhome..." ujar Ain lalu segera keluar dari motorhome tersebut dan berlari menuju ke motorsikal. Sungguh gembira rasanya apabila semua berjalan dengan lancar.

Setelah menghidupkan enjin, mereka berdua pun berangkat pulang ke rumah membawa berita yang gembira bersama motorhome yang mereka jumpa tadi. Masuk sahaja ke dalam rumah, orang pertama yang tercengang melihat keadaan Ain dan Shu yang berlumuran dengan darah adalah Uki yang tengah memasak di dapur.

" What just happened to both of you?" tanya Uki  dengan risau. Dia sempat memeriksa keadaan mereka berdua. 

" Oh, this. While searching around, both of us did some exercise by killing some zombies. Around 20 ish something." ujar Ain dengan gembira. 

" If anything happened to both of you, what will happen to us?" Uki memegang bahu Ain dengan renungan maut. Dia memicit kedua belah pipi gadis itu. 

" I'm sorry... Uki mama..." usik gadis itu. Dia dan Shu hanya tersengih.

" Woah there... Are you guys having fun killing zombies?" tanya Fulgur datang dari belakang Uki.

" Fufu Chan, stop encouraging them. These two maniac killers..." Uki mula membebel.

" There there... I know you were concerned about them, but they're both strong and capable of fighting. Plus, they were both our leader and co-leader." ujar Fulgur lalu membelai rambut Uki yang dalam keadaan geram itu.

" I was more concerned about them because they WERE our leader and co-leader. If something happened to both of them, what would happen to us, Fufu Chan? " Uki bertambah geram dan risau.

Yang lain datang seorang demi seorang ke arah mereka berempat. Melihat keadaan Ain dan Shu yang masih tercegat di hadapan pintu kemudian berdalih ke arah Fulgur yang tengah menenangkan Uki yang masih membebel.

" You guys having fun without us, huh?" Sonny menyindir Ain dan Shu.

" Yeah, we wanna slay some zombies too..." sambung Aleeya dan Aleesha pula.

" Guys, we just..."

" Guys, I just got calls from Tia." ujar Iffah yang datang dari arah Ofis.

" What did she say?" tanya Shu dengan serius.

" About the A city..." jawab Iffah.

" Wait... Let me and Ain Chan clean up first. Call everyone else to the living room for a meeting." arah Shu. Dia dan Ain pun segera mandi.

Setelah Ain dan Shu bersiap, mereka pun bermesyuarat di ruang tamu. Iffah dan Reen menerangkan semuanya dari A sampai Z. Apabila mendengar penerangan daripada mereka berdua, Shu dan Ain terus berpandangan antara satu sama lain. Ain terus ke ofis dan menarik papan putih. Pen marker dikeluarkan dari laci dan kembali semula ke ruang tamu. 

" Makin mendalam chemistry korang ey..." ujar Iffah.

" Biasalah, awek leader tuu." usik Aleesha.

" Awekk leaderr wuuuu..." sambung Reen dan Aleeya.

" Shut up you guys." jeling Ain. 

" Since we are heading to City A, we need to come up with a plan as soon as possible. We cannot waste our time anymore." ujar Shu dengan nada yang serius.

" For now, we have three vehicles, the bike, the jeep, and the newest one, a motorhome. It's big and suitable for us. You guys will see it later. " ujar Ain pula.

" There are two different roads connected to City A. The first one takes one day to arrive. However, for an unknown cause, this road was closed. The second route takes around a day and a half. So, we will arrive there tomorrow night if we depart now. According to this GPS, the road was near the ocean. Thus, if it's growing late, we'll remain there until dawn. " jelas Shu sambil menunjuk jalan ke bandar A melalui GPS dari phonenya.

" The earlier we depart, the sooner we get there." ujar Ain pula.

" I see... The question is, who will be in the motorhome or that jeep? And also the bike." tanya Yugo.

"That's a good question, Yugo..." ujar Ain.

" For motorbikes, Luca and Iffah should take the lead. If either of you start to feel sore, they will switch to another partner. For Jeep, I'll join with Ain, Reen, Shoto, and Vox. Others will travel by motorhome." jelas Shu lagi.

" Now that we have divided ourselves, we can start packing. Let's go guys!" Arah Ain.

Mereka semua pun mengemas barang-barang keperluan ke dalam kenderaan. Selesai sahaja, mereka pun berangkat!

APOCALYPSE ZWhere stories live. Discover now