Prolog

7.7K 463 31
                                    

"Apa ibu akan senang jika aku masuk ke istana?" Pemuda manis yang baru saja selesai makan malam itu pergi ke kamar orang tuanya.

Berita dari televisi yang terus menyiarkan kabar mengenai pihak kerajaan yang sedang mencari kandidat omega-omega terbaik membuat suasana di rumahnya menjadi sedikit canggung.

Kakeknya merupakan mantan petinggi negara pada periode raja sebelumnya, namun semenjak raja Bible naik takhta dan menggantikan ayahnya, tidak ada keturunan sang kakek yang berhasil menduduki posisi penting dipemerintahan.

Raja Bible sangat berhati-hati memilih siapa saja yang bertanggung jawab membantunya mengurus negeri. Jika boleh jujur, ayah Biu memang bukan seseorang yang becus melakukannya. Sang ayah terlalu sibuk dengan gemerlap dunia yang keluarga mereka ciptakan sebelumnya, sehingga ia lalai dalam pekerjaannya. Meskipun raja masih sangat muda, pria itu tidak mentoleransi kesalahan sekecil apapun.

Maka nasib keluarga Puttha menjadi terlunta-lunta, mereka pindah ke pinggir kota untuk menjalankan bisnis kecil-kecilan. Kedai makan dengan resep mie turun temurun yang nyonya puttha miliki dari mendiang ibunya.

"Bu..." Biu menarik tangan ibunya yang terdiam. "Aku tidak akan mendengarkan ayah, tapi, jika ibu yang menginginkannya maka aku akan pergi."

"Nak," Nyonya Masweri Puttha balas mengengam tangan putranya. Anak kedua yang ia miliki. "Kau mau menjadi seorang dokter, kan? Itu mimpimu. Masuk ke istana berarti melepaskan semuanya sayang."

Biu tersenyum menenangkan ibunya. "Aku bisa memiliki mimpi lain, memenangkan hati salah satu pangeran sepertinya tidak buruk."

Masweri menggulurkan tangannya, membelai rambut putranya itu. "Biu masih sangat muda, ibu tidak mau kamu menderita karena harus berkorban untuk keluarga kita."

"Tidak apa-apa bu, toh ini hanya seleksi. Belum tentu aku akan lolos." Biu memeluk ibunya beberapa detik. "Besok aku akan mendaftar. Tapi ibu jangan terlalu berharap ya. Kerajaan mencari omega-omega terbaik, mungkin aku bukan salah satunya."

"Benar tidak apa-apa?"

"Iya bu."

Tanpa ibu dan anak itu sadari, seseorang berada dibalik pintu, mendengarkan percakapan keduanya sembari bersorak dalam hati.

Tiket masuk istana terbuka kembali.

Siapa lagi jika bukan Barata Puttha. Ayah Biu Jakapan Puttha.

***

Halo 👋🏻👋🏻👋🏻
Karena kemarin-kemarin sudah bikin angst sekarang aku mau tobat wkwk

The king's castleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang