"Tidak, lebih baik sepi dari pada mendengarmu begitu cerewet." Raja memutus tatapan keduanya lebih dulu.
"Memangnya aku cerewet?" Tanya si omega tidak terima.
Pria alpha berdiri, ia kemudian membersihkan beberapa daun yang menempel dicelana kebesaran seorang raja yang ia pakai. Seharusnya ia tidak menyentuh tanah yang hanya beralaskan karpet tipis. "Jangan diam di sini terlalu lama. Kau akan masuk angin." Ucapnya kemudian mengulurkan tangan kokohnya.
Biu menggembungkan pipi, enggan menerima uluran tangan itu. "Jawab dulu, apa aku cerewet."
Bible menghembuskan nafasnya lelah. "Kalau bukan cerewet lalu apa?" Pria itu tidak mau menunggu terlalu lama, udara semakin menusuk dan langit mulai gelap. Keduanya harus kembali ke dalam bangunan istana. Melihat tidak ada pergerakan dari omeganya, Bible menunduk untuk mengambil salah satu tangan Biu, menariknya perlahan sehingga mau tidak mau omega itu ikut berdiri. "Bibirmu seperti bebek." Komentarnya sembari melakukan hal yang sama pada celana si omega, membersihkannya dari daun-daun kering yang menempel di sana.
Biu yang sedang cemberut menelan ludahnya susah payah. Bukankah sikap raja sangat manis?
Pipinya kembali bersemu. Sepertinya belakang ini ia mudah memanas hanya karena hal-hal kecil.
"Ayo.." Bible kembali menarik tangan si omega dengan lembut, kali ini tidak ada perlawanan. Sebab Biu sedang sibuk menenangkan detak jantungnya sendiri.
Tiba-tiba omega kecil itu berhenti melangkah, otak kecilnya memutar bayangan yang tidak menyenangkan. Membuat ia kesal begitu saja.
"Kenapa?" Raja menoleh, pada omega yang selangkah dibelakang tubuhnya.
"Raja pasti dulu sangat manis pada tuan Us." Ungkap si omega, begitu jujur.
"Hah?" Bible hampir tersedak ludahnya sendiri.
"Kau pasti memperlakukan tuan Us dengan sangat baik. Iya, kan?"
"Tentu saja, dia kekasihku." Bible menjawab begitu lancar, tanpa menyadari sirine bahaya yang muncul disekelilingnya.
"Menyebalkan." Biu mengumpat, menarik tangannya dari gengaman sang raja. Bible sendiri hanya bisa terheran-heran dengan kelakuan ajaib omeganya.
Biu mendelik pada raja kemudian meninggalkan pria itu, berjalan terburu-buru menuju istana.
"Dia kenapa?" Tanya raja pada dirinya sendiri.
***
"Raja kejam. Huh. Jahat.." Biu memukuli bantal dikamarnya, kesal bukan main karena raja menjawab begitu jujur pertanyaannya.
Tulusnya perasaan alpha itu pada mantan kekasihnya membuat Biu marah. Padahal mungkin ia tidak berhak merasakannya.
"Sepertinya aku benar-benar akan terjebak dengan orang yang masih mencintai masalalunya. Biu yang malang." Biu melempar dirinya ke atas ranjang hingga tubuhnya memantul di sana. "Aku ini berharap apa? Raja menyukaiku dan benar-benar melupakan mendiang kekasihnya? Mimpi."
Biu terus mengomeli dirinya sendiri, tanpa sadar bahwa seseorang telah membuka pintu kamarnya. Mendengar semua keluh kesah yang omega itu luapkan.
"Aku benar-benar akan kesepian di sini. Alphaku bahkan tidak melihat keberadaanku sebagai omeganya."
Tidak ingin menganggu, si pria alpha kemudian perlahan menutup pintu kembali.
***
Raja telah berganti pakaian menjadi lebih santai, pria itu tidak punya jadwal malam ini hingga dirinya bisa beristirahat lebih cepat.
KAMU SEDANG MEMBACA
The king's castle
FanficBiu telah merelakan mimpi dan bakatnya sejak berusia 18 tahun. Kala itu pihak istana melakukan pencarian omega-omega terbaik diseluruh negeri untuk kemudian dijadikan pasangan para keturunan pangeran dan bangsawan kelas tinggi. Sejak kematian calo...