Surat

2.8K 407 108
                                    

"Yang mulia," Sekertaris kerajaan masuk ke dalam ruang kerja raja dengan takut-takut, meski ia telah dipersilahkan oleh pemiliknya, namun ada perasaan tak nyaman dalam hati pria beta itu. "Maaf menganggu waktu anda.."

"Kenapa?" Raja menutup buku yang ia baca, merasa ada yang aneh dari gelagat orang kepercayaannya itu.

"Tuan Biu yang mulia,"

"Kenapa dengan dia?"

Sekertaris kerajaan mendekat ke meja kerja raja lalu meletakan sebuah kertas yang dilipat dua bagian. "Tuan Biu pergi ke istana omega, ia ikut dengan rombongan omega yang akan diantara ke rumah masing-masing."

"Oh, ternyata itu yang ia pilih." Bible memutar kursi kerjanya hingga pria itu berbalik seratus delapan puluh derajat. Membelakangi sekertaris kerajaan yang nampak kebingungan melihat reaksi raja diluar dugaannya.

"Batalkan asisten yang aku minta untuk Biu."

"Maafkan kelancanganku yang mulia, tapi apa kalian bertengkar?"

"Tidak." Raja terdengar tenang seperti biasa. Namun sebagai orang terdekat Bible di istana, sekertarisnya tahu bahwa hal yang tidak beres.

"Surat dari tuan Biu aku letakan di sini yang mulia," Sekertaris kerajaan menunduk sebelum berpamitan.

Setelah pintu ditutup oleh bawahannya itu, Bible masih berada dalam posisi yang sama. Menghadap malam gulita. Sendirian ditengah suasana hatinya yang tidak terlalu baik.

"Dia benar-benar pergi.." lirihnya.

Pria alpha itu menutup mata, kepalanya menengadah pada langit-langit tinggi ruangan. Mencoba untuk menetralkan perasaannya kembali seperti semula.

Meski tidak ada perasaan spesial yang merujuk pada cinta, keberadaan Biu memang cukup berarti baginya.

Ketika ia memutuskan menerima si omega, Bible teguh dalam prinsip menghormati si pria kecil layaknya pasangan.

"Istana mungkin memang bukan tempat untuknya.." Bible menegakan tubuh, pria alpha itu kembali berbalik. Matanya menatap sepucuk surat yang ditinggalkan oleh sekertarisnya di atas meja.

Tangannya kemudian terulur mengambil surat beraroma manis itu. Aroma si omega menempel di sana, membuat Bible tersenyum kecil mengingatnya.

Ia mendekatkan kertas itu kehidungnya, menghirupnya dalam-dalam. Mencoba mengukirnya dalam ingatan. Mungkin itu adalah kesempatan terakhirnya merekam bagaimana aroma Biu dalam ingatannya.

Sejenak, degup jantungnya berdetak lebih cepat. Bible terbiasa dengan pria kecil itu hampir satu bulan lamanya, tentu banyak hal tentang Biu membekas dalam kepalanya.

"Mari kita lihat perpisahan yang ia siapkan untukku."

Bible membuka kertas terlipat itu, menyaksikan ukiran tulisan cantik di sana.

***

Untuk raja yang paling tampan. Alphaku.

Setelah tinggal beberapa hari didekatmu, aku menjadi omega yang serakah dan ingin semuanya. Bukan hanya gelar ratu yang kau tawarkan tempo hari, aku sadar bahwa aku lebih ingin menjadi omegamu. Omega yang tersenyum dalam pelukanmu.

Tapi kau tidak bisa memberikan itu. Sebagai orang yang jujur, kau mengakuinya dengan mudah. Bahwa aku tidak ada dihatimu sama sekali. Kau bahkan tidak merasa tertarik padaku.

Maka aku juga akan mengakui sesuatu, begitulah, aku akan jujur bahwa aku memang menyukaimu yang mulia. Setelah ini kita tidak akan bertemu lagi, jadi aku tidak merasa malu jika kau tahu perasaanku. Ini juga satu-satunya kesempatan yang aku punya untuk memberitahumu.

The king's castleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang