Hari garis perjodohan

4.4K 414 28
                                    

Kudapan-kudapan manis berjajar rapi disetiap meja yang ada diaula istana.

Para omega yang hanya diberi waktu bebas satu bulan sekali tentu saja tidak menyianyiakan kesempatan itu.

Mereka berbondong-bondong mencoba semua makanan, bercanda bersama teman-temannya sembari menunggu alpha masing-masing.

Tak terkecuali Biu, pria omega dengan senyum lesung pipi itu bergembira menikmati hidangan yang disiapkan oleh pihak kerajaan.

Ia dan teman-temannya dalam sekejap sudah memenuhi piring mereka dengan berbagai makanan manis. Keempat orang omega itu lalu duduk dimeja mereka. Tidak sulit mencarinya sebab setiap meja sudah memiliki nama masing-masing.

"Waw, kue coklat ini meleleh dimulutku." Ucap Gun, omega dari selatan yang masuk dihari yang sama dengan Biu. Keduanya menjadi teman dekat sejak hari pertama.

"Betul, rasanya tidak pernah mengecewakan." Sahut War, omega keturunan bangsawan yang lahir dengan sendok emas dimulutnya.

Mereka para omega memang disatukan tanpa membeda-bedakan kasta juga latar belakang keluarganya. Semuanya sama, diperlakukan setara layaknya calon-calon terbaik untuk para pangeran dan bangsawan negara.

"Aku penasaran, bulan ini siapa lagi yang akan menikah." Dengan mulut penuh Win bertanya. Omega paling tinggi diantara yang lain itu kemudian menjadi pusat perhatian ketiga temannya yang lain.

Pernikahan para omega dan alphanya memang dilakukan setiap bulan. Pertemuan bulanan yang tengah dilakukan malam ini bertujuan sama seperti bulan-bulan lalu, meramal garis jodoh juga waktu baik.

Begitulah para tetua melakukannya untuk meneruskan garis keturunan kerajaan. Sebab yang mulia raja sendiri enggan memiliki pasangan setelah calon ratunya tiada.

"Ah, aku rasanya ingin kabur." War meniup poninya sendiri. "Semakin hari aku merasa semakin terjebak di sini."

"Tapi alpha-alpha terbaik hanya ada di sini." Gun berkomentar, memukul kecil kepala war dengan sendok ditangannya.

"Kau memang mengincar tuan Off, kan?" Win berdecih setelahnya. "Padahal dia saja sepertinya enggan bersama dengan salah satu dari kita. Huh, sombong sekali menteri satu itu."

Gun menggaruk lehernya yang tidak gatal, alasan ia berada di istana memang untuk mengejar salah satu alpha terbaik yang dimiliki kerajaan. Mustahil baginya memiliki menteri Off jika dirinya tidak berada di istana.

Biu terus melahap makanannya, tidak peduli jika pipinya akan mengembang setelahnya.

"Mungkin Biu, dia paling lama di sini kan?"

Uhuk

Biu tersedak makanannya sendiri. Gun dengan panik menyerahkan teh hangat untuk membantu meredakan batuk teman omeganya itu.

"Hati-hati.." War menepuk-nepuk punggung Biu dengan lembut.

"Kau mengatakan hal itu ketika aku sedang makan." Biu mengelap bibirnya.

War terkekeh, "Mungkin saja, kan?"

"Aku malas memikirkannya." Biu menusuk kudapannya yang lain, pikirannya melayang pada kejadian beberapa tahun lalu ketika ia bersedia masuk ke istana. Bukan perkara mudah memang melepaskan mimpinya menjadi seorang dokter. Andai saja ia bukan omega tetapi beta, mungkin dirinya tidak akan terlalu dilema semacam ini.

"Hei, kenapa? Apa pangeran-pangeran di sini kurang tampan?" Win mengedipkan matanya, bercanda.

"Iya, aku mau bersama raja saja." Jawab Biu asal membuat ketiga temannya melongo.

The king's castleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang