Pembalasan

1 1 0
                                    

"Akan ku tunjukkan siapa diriku yang sebenarnya pada mereka yang telah merendahkan ku dan merebut kebahagiaanku, untuk Fexamiros, Soedirman, dan sahabatku Jody"

Tahun telah berganti, kalangan muda dari wilayah Soedirman bergabung bersama geng Braven dan tidak sedikit warga disana yang menjadi korban keganasan geng Braven. Rangga menyuruh semua geng yang bergabung bersama Fexamiros untuk mengadakan rapat yang terdiri dari geng Crowlavall, Blazeball, Selxila, serta geng Verhex yang berpusat di Bandung. Saat mereka semua sudah berkumpul di markas geng Fexamiros, Rangga dan teman-temannya berkumpul di halaman depan markas.

"Selamat malam semuanya" Sapa Rangga pada semua anggota geng yang berkumpul.

"Selamat malam" Ucap serentak seluruh anggota geng.

"Wilayah Soedirman sedang tidak baik-baik saja, kerusuhan dimana-mana akibat dari geng Braven, tidak sedikit dari warga sini yang menjadi korban keganasan mereka, maka dari itu kita tidak tinggal diam, kita harus membalas perbuatan mereka dan mempertahankan wilayah Soedirman dari geng Braven yang mencoba merebut wilayah Soedirman dari kita!" Ucap Rangga dengan nada yang tinggi.

"Betul itu! Kita harus membalas perbuatan mereka!" Teriak semua anggota geng yang ada di halaman markas.

Rombongan geng Verhex tiba di markas Fexamiros pada pukul 22.00 WIB. Arlen selaku ketua dari geng Verhex menyuruh semua anggotanya untuk berjabat tangan pada semua geng yang ada disana.

"Sorry ya Ngga kami telat" Ucap Arlen.

"Iya aman" Ucap Rangga.

Arlen beserta geng nya lalu duduk di kursi khusus yang sudah di siapkan oleh Rangga dan teman-temannya.

"Gue menyuruh kalian untuk hadir disini pada malam ini tidak hanya untuk sekedar saling bertemu satu sama lain, tetapi gue disini mempertemukan kalian untuk bersatu melawan geng Braven" Ucap Revan.

"Fexamiros dan Crowlavall sudah sepakat untuk menyatakan perang dengan geng Braven" Ucap Rangga.

"Kapan kita akan mengadakan perang dengan geng Braven?" Tanya Erlan selaku ketua dari geng Blazeball.

"Kami sudah merencakan penyerangan pada bulan mei saat kami sudah lulus" Ucap Rangga.

"Gimana? Kalian semua setuju?" Tanya Revan.

"Setuju!" Ucap serentak semua anggota geng.

"Untuk sementara waktu menunggu hari yang sudah ditentukan, kita tidak boleh keluar dari wilayah kita masing-masing, kita tidak boleh memakai rompi geng kita karena polisi sedang berpatroli dan tidak boleh beriringan ketika hendak pergi ke markas masing-masing" Ucap Rangga.

"Emangnya kenapa Ngga?" Tanya Rafael selaku ketua dari geng Selxila.

"Sahabat kami Jody menjadi korban pengeroyokan oleh geng Braven dan..." Jawab Rangga yang langsung menghentikan bicaranya.

"Dan apa Ngga?" Tanya Rafael.

Revan melihat Rangga yang tidak ingin menyebut nama Amira dan Revan pun memahaminya, dia pun melanjutkan jawaban Rangga pada Rafael.

RedupTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang