Akhir

6 1 0
                                    

"Tidak ada yang menang atau kalah, semuanya sama dan aku menyesali perbuatanku dan pada akhirnya aku terbaring di rumah sakit dengan waktu yang lama, egoku telah menghasutku untuk melakukan ini semua dan aku tidak akan mengulanginya lagi"

Rangga mengalami koma selama beberapa bulan. Setelah pertempuran malam itu, tidak ada yang menang atau kalah, banyak kerugian yang dialami oleh semua geng yang ikut pada malam itu, keberadaan Jeffry tidak diketahui setelah kecelakaan itu, Devano memutuskan untuk membubarkan geng Crowlavall begitupun juga dengan teman-teman Rangga dan diikuti yang lainnya. Dikabarkan Ozan ditangkap oleh polisi setelah mencoba kabur ke Medan. Amira dikabarkan sudah mendaftar di kampus yang dia inginkan dan diterima di kampus itu. Jody telah sadar dari komanya dan dia berpamitan pada teman-teman Rangga termasuk dirinya yang terbaring koma bergantian dengan Jody. Jody dikabarkan pindah ke Malang dan tidak pernah menghubungi teman-temannya termasuk Rangga, teman-teman Rangga memisahkan diri dan tidak pernah saling berhubungan, geng Fexamiros yang berada di wilayah Soedirman kini hanya meninggalkan kenangan dan nama, markas geng Fexamiros tidak di renovasi dan dibiarkan begitu saja sehingga menjadi bangunan terbengkalai. Rangga terbangun setelah beberapa bulan dia koma dan dia membaca surat dari Amira yang dia selipkan di bawah bantal, dia menangis sembari membaca isi surat yang diberikan oleh Amira dan Devano menceritakan jika Amira kesini dan melihat Rangga untuk terakhir kalinya, begitupun juga dengan teman-temannya yang menghilang tanpa kabar.

"Itu saja cerita yang bisa saya sampaikan" Ucap Rangga.

"Sudah direkam?" Tanya pak Darwin.

Pak Ravin hanya mengangguk menandakan bahwa dia sudah merekam cerita Rangga.

"Huhhh baiklah cerita yang seru, saya turut berduka cita atas keadaan kamu sekarang dan semoga kamu bisa lekas sembuh" Ucap pak Darwin.

"Terimakasih pak" Ucap Rangga.

"Untuk saudara Ozan sudah kami amankan setelah dia mencoba kabur ke Medan" Ucap pak Darwin.

"Syukurlah" Ucap Devano.

Pak Darwin menyuruh Devano untuk keluar bersama pak Ravin dan meninggalkan Rangga dan pak Darwin didalam kamar.

"Ada hal yang harus kamu tau Rangga" Ucap pak Darwin dengan wajah yang serius.

"Hal apa itu pak?" Tanya Rangga.

Pak Darwin mendekatkan wajahnya pada Rangga dan mulai berbisik di telinga Rangga.

"Kamu tau dan masih ingat saat malam kamu berperang dengan geng Braven?" Tanya pak Darwin.

"Tau pak saya ingat dan mengenali mobil itu" Jawab Rangga.

"Kamu tau siapa yang mengendarai mobil itu?" Tanya pak Darwin.

Rangga terdiam tidak menjawab pertanyaan dari pak Darwin.

"Kamu betul-betul ingin mengetahuinya?" Tanya pak Darwin.

Rangga hanya mengangguk saja, dia ingin menunggu jawaban siapa orang yang menabrak dia pada malam itu.

"Yang menabrak kamu pada malam itu adalah... saya dan rekan saya" Ucap pak Darwin.

Story End

Suka dengan cerita ini? Jangan lupa di vote dan like ya agar mimin bisa terus semangat menulis cerita selanjutnya! Jangan pergi dulu karena cerita ini ada lanjutannya, penasaran? Stay tune terus di akun rifshanara. Mimin pamit undur diri, terimakasih.

Writted by: 

- Rifshanara

- Firman Radja Saputra

- Davina Putri Ayu

RedupTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang