Lisa segera berbaring dan menutup rapat tubuhnya hingga batas hidung.
Wanita itu memejamkan mata dengan jantung yang sudah mencelos kesana-kemari. Ia bahkan lupa jika siang tadi Jaemin telah menciumnya dengan beringas hingga dirinya melarikan diri. Saat ini, yang ada di kepalanya hanya bagaimana caranya ia mengganti pakaiannya kembali.
Jaemin terlihat masuk ke dalam kamar mandi dan keluar beberapa saat kemudian. Pun ia segera mematikan pencahayaan yang ada di ruangan itu serta menyisakan lampu tidur yang berada pada nakas di sampingnya.
Lisa menunggu hampir satu jam untuk memastikan Jaemin telah terlelap disana. Wanita itu menoleh, memantapkan pemandangan tersebut sekali lagi. Setelah ia yakin sang suami tertidur pulas, Lisa pun segera beranjak dan turun dari ranjangnya.
Jaemin menyadari pergerakan ranjang yang berderik di sebelahnya. Lelaki itu belum tidur. Dan lagi, bagaimana ia bisa? Ada wanita yang mengenakan pakaian tapi seperti telanjang sedang bersamanya.
Lisa berjinjit pelan ke arah lemari pakaian. Wanita itu membuka lemari di hadapannya dengan begitu hati-hati tanpa mengeluarkan suara. Kaus oversized yang terlipat rapi adalah pilihannya.
Namun ketika Lisa hendak mengambil sweatpants favoritnya, seseorang sudah menutup pintu lemari itu dengan kedua tangannya. Jaemin berdiri di belakang Lisa dengan dagu yang menempel pada puncak kepalanya, meninggalkan Lisa yang terkejut setengah mati hingga suara teriakan tak berhasil keluar.
Dengan segera, Lisa membuka kaus yang ada digenggaman dan memakainya begitu terburu-buru. Namun tangan Jaemin yang berada pada pinggangnya membuat kaus itu tak menutup bagian bawah Lisa dengan sempurna.
"Kau bermaksud menggodaku, kan? Kenapa diganti?" Ucap Jaemin sembari berbisik di telinga Lisa. Membuat wanita itu bergidik setengah mati.
Lisa menelan salivanya. Nafasnya naik turun karena masih terkejut. Namun disamping itu, ia memberanikan diri untuk berbalik, menatap wajah sang lawan bicara dengan wajah meronanya, "Tadinya memang iya. Tapi aku berubah pikiran."
Jaemin memandang manik Lisa dalam-dalam, "Padahal kau tak perlu berubah pikiran ataupun berganti pakaian. Telanjang pun aku takkan menyentuhmu." Ucapnya sembari melepaskan pelukannya dari perut Lisa.
Lisa tercengang saat menatap Jaemin sudah kembali pada ranjangnya, menarik selimut, dan memejamkan mata. Perkataan Jisoo benar, bahkan Jaemin mengatakan seperti apa yang sang kawan katakan. Pikirannya pun benar. Jaemin tak tertarik padanya. Kejadian siang tadi, pasti hanya lelaki itu gunakan untuk membuatnya tahu rasa.
Pun Lisa segera mengikuti sang suami ke atas ranjang. Bedanya, ia tengah terduduk menatap Jaemin disana, "Kau... tidak akan menyentuhku?"
"Hmm." Jawab Jaemin yang semakin membuat Lisa kecewa.
"Sampai kapan?"
"...kapanpun."
Waduh gawat. Bahkan pernikahan kami baru sebulan tapi ia sudah memutuskan untuk tak menyentuhku??
"Hei, jangan begitu, dong. Aku tahu aku kurang menarik. Tapi setidaknya.. beri aku keturunan terlebih dulu. Setelahnya kau ceraikan aku juga tidak apa-apa."
Jaemin berubah pikiran. Ia memutuskan untuk tak mengikuti permintaan Lisa. Karena jika demikian, wanita ini akan merasa menang.
"Tidak." Ucap lelaki itu dengan suara serak seakan sudah menyanyi satu album pada acara musik tahunan.
Sembari tertunduk lesu, pun Lisa meringkuk masuk ke dalam selimut tebalnya. Ia berusaha menutup mata dengan kening yang berkerut. Rahangnya mengeras. Ia memikirkan berbagai cara untuk kembali membujuk Jaemin hingga dirinya pun terlelap tanpa mimpi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Plötzlich
FanfictionSuddenly, the two people who didn't know each other were standing together on their wedding day. At that times, they knew everything must be changed.