touched

1.4K 235 79
                                        

Lisa baru saja pulang dari menemani Mi Ran belanja bulanan. Mertuanya itu, jadwalnya lebih padat dari sang ayah mertua yang bekerja kantoran.

Karena saat baru tiba, Mi Ran sudah pamit untuk mengikuti kelas crochetnya. Biasanya, sang mertua akan kembali pukul tujuh kurang sedikit tepat sebelum suaminya pulang dan mereka akan makan bersama. Tentu saja tanpa Jaemin karena lelaki itu selalu pulang malam.

Bedanya, sekarang Lisa tahu Jaemin kemana, untuk apa, dengan siapa. Begitupula sebaliknya, sesuai kesepakatan mereka.

Seperti hari ini misalnya. Jaemin bilang ia akan pergi ke studio bersama teman satu bandnya, seperti biasa.

Sementara Lisa, ia akan berkutat dengan novelnya siang ini. Dengan headphone yang sudah terpasang, wanita itupun telah tenggelam dengan pemikiran-pemikiran yang ia tuangkan pada rangkaian kata.

Konsentrasinya masih terfokus sampai ada sebuah panggilan masuk yang menginterupsinya.

"Ada apa Jisoo-yaaa?"

Sahutan sang kawan di seberang pun terdengar nyaring, "Kau mau kemana hari ini?"

Merasa sedikit terganggu dengan suara Jisoo yang terlalu menusuk telinga, pun Lisa mematikan sambungan bluetooth dari headphonenya dan mengambil ponsel untuk ditempelkan di antara pundak dan telinganya sementara tangan Lisa terus mengetik, "Kau mau ajak aku kemana?"

Di tengah itu, tanpa Lisa sadari, Jaemin sudah masuk ke dalam kamar mereka. Lelaki itu pulang untuk mengambil flashdisknya yang tertinggal. Ia melihat Lisa sedang bertelepon dengan begitu seru sembari bekerja pada mejanya, memunggunginya -tak sadar akan kehadirannya.

"Hah? Waxing? Tidak. Tidak. Aku tidak memiliki bulu lain selain bulu hidung dan alis. Apa kau ingin menarik kulitku??"

Jaemin terkekeh saat mendengar kalimat wanita itu. Sementara ia, terus mencari di sela jaket serta tasnya.

"Tidak mau. Aku sibuk."

"Sibuk apasih? Pekerjaanmu kan bisa dibawa. Jangan sombong."

"Tidak, ini sudah hampir sore. Kau pasti tidak hanya akan mengajakku ke salon. Jika aku pulang terlalu malam, Jaemin akan memarahiku."

Jaemin kembali tersenyum. Ada perasaan bangga sebab sang istri menurutinya.

"Apa ini? Kau mulai patuh padanya?"

"Bukan begitu. Ini.. aku hanya akan menurutinya sebelum ia bosan."

Aktivitas Jaemin terhenti. Lelaki itu mematung sebelum menoleh ke arah Lisa yang masih terus berbicara.

"Kau tahu sendiri kan. Ia masih muda. Tidak mungkin ia akan setia dengan wanita sepertiku. Paling juga akan bosan setelah beberapa saat dan tak memperdulikanku."

"Kau ini, ya. Masih saja berpikir begitu."

"Hei, aku hanya mencoba realistis. Sebentar lagi ia akan terjun ke dunia entertain. Bertemu dengan wanita-wanita cantik yang melebihi mantan kekasihnya. Dan pernikahan ini akan terlupakan."

Jaemin mengernyit. Ia melangkah pelan mendekati Lisa yang masih tak sadar akan kehadirannya. Lelaki itu melipat tangannya di depan dada, berdiri tepat di belakang Lisa -mendengarkan kalimat apalagi yang akan dimuntahkan wanita ini.

"Tapi sebelum itu, aku sudah memikirkannya. Aku akan menggodanya seperti saranmu."

Jisoo menyahut di seberang sana tak kalah heran, "Hah? Menggoda yang bagaimana dulu, nih??"

"Yah, kupikir ia tidak tertarik denganku. Apalagi bentukku seperti ini dan mantan kekasihnya seperti itu. Kudengar lelaki bisa bercinta dengan wanita yang bahkan tidak ia cintai. Jadi.. aku akan menggodanya agar ia mau melakukannya denganku."

PlötzlichTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang