paradox

781 183 16
                                    

Sudah seminggu Lisa mengantongi marga barunya sebagai seorang Na. Dan selama itu pula, ia merasa jikalau tak ada yang berubah selain nama depannya saja.

Jaemin, lelaki itu sangat mengindahkan permintaan Lisa. Ia sama sekali tak menyentuh dirinya, bahkan mengajak bicara pun jarang. Yah, sebenarnya hal seperti ini terjadi karena lelaki yang telah menjadi suaminya itu selalu pulang di atas jam sepuluh malam, ketika Lisa telah terlelap. Waktu mereka bersua hanyalah di pagi hari saat keduanya membuka mata ataupun sarapan bersama.

Tapi tentu saja hal itu sama sekali tak menjadi masalah bagi Lisa. Ia bahkan merasa lebih lega.

Ah, untuk saat ini Lisa masih tinggal di rumah keluarga Jaemin sebab harus menunggu apartmen sang suami di renovasi. Meski begitu, mertuanya begitu baik kepadanya. Miran tak pernah membiarkan Lisa masak maupun membersihkan rumah. Niatnya, agar Lisa bisa menyelesaikan novel terbarunya lebih cepat. Sunggu sebuah perlakuan asing yang selama ini tak pernah dirasakan Lisa ketika masih tinggal bersama sang bibi.

Seperti hari ini misalnya. Miran sengaja mengutus supir pribadinya untuk mengantarkan Lisa menuju acara penghargaan film tahunan yang berada di pusat kota. Awalnya, Lisa akan memesan taxi. Namun Miran berhasil memaksa Lisa yang merasa sungkan itu untuk menikmati fasilitas yang ia beri.

Entah kebaikan apa yang Lisa lakukan di masa lalu hingga bisa mendapatkan mertua seperti Miran.

Yang pasti, tak ada yang lebih membuat Lisa betah di rumah itu selain mengobrol santai dengan Miran sembari memberi sedikit bocoran akan karya terbarunya demi melihat reaksi lucu sang mertua.

Sementara itu, perhelatan yang dihadiri Lisa pun sudah berada di ujung acara. Dengan segala keberuntungan yang ia pegang tahun ini, novelnya yang di adaptasi menjadi sebuah drama pun berhasil mengantongi penghargaan Drama Of The Year.

Sungguh malam yang luar biasa bagi Lisa agar tak melunturkan senyum dari wajahnya.

Waktu menunjukkan pukul 23.36 ketika sesosok wanita dengan dress hitam selututnya nampak keluar dari sebuah restoran. Seusai merayakan kemenangan yang diraih bersama seluruh staf dan aktor, pun Lisa pamit pulang terlebih dahulu.

Manik wanita itu tertuju pada Audi e-tron GT berwarna black methalic yang baru saja berhenti tepat di hadapannya.

Pun Lisa segera melesat masuk sembari meminta maaf kepada Pak Kim karena membuat lelaki paruh baya itu menunggu terlalu lama.

Mobil Miran yang diisi oleh Lisa itupun sampai ke kediaman Na tak lebih dari pukul satu dini hari. Suasana sunyi dan pencahayaan temaram sudah membungkus kediaman megah itu.

Lisa, sebelum masuk ke dalam kamarnya menyempatkan untuk mampir ke dapur, sekedar untuk mengambil sekaleng soda karena tenggorokannya terasa kering saat ini.

Sembari menyesap air berkarbonasi itu, pun ia memutar kenop kamarnya dan bersenandung pelan. Setidaknya kaleng yang ia pegang tetap berada di genggaman ketika Lisa tersentak kaget sebab mendapati Jaemin sedang menonton televisi dengan lampu tak menyala.

Pandangan lelaki itu lurus ke depan seakan tak perduli dengan kehadiran Lisa.

Alhasil, ia pun segera melesat masuk tanpa membuat banyak suara. Lisa meletakkan kaleng sodanya di atas nakas, menyimpan tasnya di lemari, dan masuk ke dalam kamar mandi yang berada di sayap kanan -di ruangan sebelah televisi.

Wanita itu membersihkan dirinya dengan nyaman dan perlahan. Mungkin tiga puluh lima menit pun ada jika ditambah dengan waktunya dalam mengeringkan rambut.

Ngomong-ngomong, mendapati Jaemin sudah berada di atas ranjang saat malam hari, bukanlah sesuatu yang familiar untuk Lisa. Biasanya, dirinyalah yang akan tertidur lebih dulu dan bangun lebih dulu pada keesokan harinya.

PlötzlichTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang