Prolog

3K 72 6
                                    

Sosok perempuan dengan baju serba hitam, sedang berbicara dengan seorang lelaki dibalik pohon yang jauh dari perkemahan.

"Gue ga mau tau lo harus nyelakain dia, atau lo buat nama dia jelek trus dikeluarin dari sekolah." ucapnya dengan penuh penekanan

"Oke, gue bakal lakuin itu tapi ga gratis." jawabnya sambil membuang putung rokoknya ke tanah

"Masalah itu gampang, nanti kalau lo udah selesai langsung gue transfer."

Jam 09:00 semua siswa-siswi mulai menempati barisannya masing-masing, karena sebentar lagi mereka akan melakukan kegiatan jelajah malam, disetiap kelompok terdapat 10 orang, 5 perempuan dan 5 laki-laki, Pak Budi mulai membacakan setiap kelompok mereka.

"Ingat kalian sebagai laki-laki harus menjaga kelompoknya, jika ada yang berbuat macam-macam nanti berurusan dengan saya, mengerti!!"

"Mengerti pakk." jawabnya dengan serempak
Seluruh siswa-siswi pun berjalan menyusuri hutan dengan memegang senter ditangannya masing-masing, ditengah-tengah perjalanan Zahra sudah mulai kelelahan, jadi ia berhenti sejenak untuk istirahat terlebih dahulu, lalu ia mengambil tumbler di dalam tasnya, dan ternyata airnya sudah habis, ia mulai melihat sekelilingnya yang mulai sepi dan sunyi hanya suara jangkrik yang ia dengar, dirinya sudah tertinggal oleh kelompoknya, mungkin akibat terlalu lama ia beristirahat, sampai-sampai ia tidak sadar bahwa hanya tersisisa dirinya disana.

"Kenapa lo disini.?" tanya seorang lelaki yang entah dia datangnya dari mana, membuat Zahra sedikit terkejut, Zahra mulai menjelaskan kepadanya kenapa ia disana sendirian, lelaki itu hanya manggut-manggut pertanda mengerti

"Yaudah istirahat aja dulu, nanti bareng gue aja, nih minum dulu gue tau lo lagi haus kan?" lelaki itu menyodorkan tumblernya kepada Zahra, tanpa rasa curiga ia menerima dan langsung meneguknya sampai habis.

"Eeh maaf aku habisin airnya." ujarnya, ia merasa tidak enak karena telah menghabiskan airnya

"Gapapa santai aja." lelaki itu menjawab sambil tersenyum smirk, namun Zahra tidak mengetahui akan hal itu

Beberapa menit kemudian Zahra menyentuh kepalanya yang terasa pusing dan penglihatannya pun mulai sedikit buram, ia berusaha untuk menahannya namun ia sudah tidak kuat lagi, lalu ia pingsan dan lelaki itu segera menahan tubuhnya agar tidak jatuh ketanah, lelaki itu langsung melaksanakan aksinya dengan tersenyun penum kemenangan, karena ini adalah bagian dari rencananya

Gus ZhafiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang