06. BIMBANG

32 8 0
                                    

Halow

Follow heula atuh

Jangan lupa vote+komen+share

Typo? Tandain seng

Happy reading✨

___________________

Siang ini Pelangi tengah mengobrol ria bersama sahabat-sahabat nya, sembari memesan makanan untuk mengisi perut mereka.

"Anjir, sumpah dari tadi perut gue bunyi terus, untung gak kedengeran sama orang," kata Kathe.

"Makanya pagi-pagi itu sarapan nasi, bukan sarapan harapan," ledek Ica.

"Woi, gue cariin ternyata pada di sini," ucap Fey yang baru saja datang.

"Gue kira lo gak sekolah," kata Letha.

"Iya, dari tadi pagi lo gak masuk kelas, gue kira lo bolos."

"Gue tadi telat, jadi gue nunggu di rooftop sampe jam istirahat," jawab Fey santai.

"Kiw, tumben dateng bareng ayang, biasanya kalo di sekolah, paling males deket-deket sama pacar," ucap Letha.

"Karena gue mau ditraktir, kalo gak di traktir gue juga ogah bareng si Yoga," kata Fey, yang langsung mendapat tatapan tajam dari Yoga.

~Yoga Arianto, pacar Fey.

"Bercanda sayang," kata Fey sembari tersenyum.

"BUCIN TERUS!!" sindir Pelangi.

"Gapapa gue bucin, dari pada lo, jomblo," ledek Fey.

"Enggak, gue gak jomblo ya!" kata Pelangi tak terima.

"Wah, berarti lo udah nerima perjodohannya dong, aaa cie cie," kata Letha.

"Cie-cie, yang udah nerima perjodohannya tapi gak bilang-bilang sama kita," Kathe ikut bersuara.

"Kemaren nolak, eh tau tau udah nerima perjodohanya," ucap Ica.

"Wah parah, nerima perjodohannya tapi gak bilang-bilang sama gue," kata Fey.

"Enggak anjir, siapa yang bilang gue nerima perjodohanya!" sarkas Pelangi.

"Lah anjir, gue kira beneran udah nerima perjodohanya."

"Kenapa lo gak nerima aja perjodohannya?" tanya Fey, namun Pelangi tak menjawab, membuat Fey paham.

"Ay, kamu ke kelas duluan ya, ini ada urusan penting banget, dan rahasia," kata Fey dengan nada lemah lembut.

"Ya udah, aku ke kelas."

"Maaf ya sayang, bye bye."

"Tuh si Yoga dah pergi, sekarang lo cerita, kenapa lo gak mau nerima perjodohanya," kata Ica.

"Gue sebenernya masih bimbang, sebenernya Angkasa itu baik, perhatian, care, tapi gue gak cinta sama Angkasa, gue juga belum mau nikah, gue masih mau bebas. Tapi disatu sisi gue juga gak mau bikin mamah sama papah kecewa," tutur Pelangi.

"Lu nerima perjodohannya bukan berarti lu harus nikah diwaktu itu juga, lu kan bisa tunangan dulu, lu juga masih bisa bebas buat main sama kita," kata Fey.

"Nah bener tuh, lagian gue liat-liat juga Angkasa kayanya baik, buktinya dia kemarin ngajak lu jalan, dia juga beliin novel yang lu mau, jarang jarang loh cowo se-effort Angkasa," ucap Kathe.

"Iya sih dia baik, effort banget, gue juga nyaman sama dia, tapi gue masih bingung, gue juga takut dia cuma effort diawal, dan bakal ninggalin gue nantinya," jawab Pelangi.

"Jangan overthingking dulu. Lagian lu punya sahabat spek preman, kalo si Angkasa macem-macem, biarin si Fey bertindak buat tonjokin Angkasa. Ya gak Fey," kata Letha sembari merangkul Fey.

"So-asik lo, spek bidadari gini dibilang spek preman!"

"Berjanda gue," kata Letha.

"Tapi emang bener sih, rata-rata cowo kadang effort nya di awal doang," ucap Kathe.

"Gak semua cowo kaya gitu, jangan ngomporin deh!" kesal Fey.

"Tau lu, bukanya bantu biar Pelangi gak overthingking," timpal Letha.

"Iya, sorry."

"Bener Pel, kaya Fey, gak semua cowo kaya gitu," Ica setuju dengan Fey.

Fey duduk di samping Pelangi. "Coba deh pertimbangin sekali lagi. Inget orang tua lo, inget tante dewi, inget Angkasa, mereka semua lagi nunggu keputusan dari lo. Tanya sama hati lo yang paling dalam, jangan sampai lo menyesal di kemudian hari, inget gak semua orang bisa mendapatkan kesempatan kedua," kata Fey, sembari menepuk-nepuk pundak Pelangi.

"Apapun kaputusan yang lo ambil nanti, semoga itu menjadi pilihan yang terbaik, gue dan yang lain juga pasti bakal ngedukung semua keputusan lo." Letha ikut duduk di samping Pelangi.

"Ya, kita pasti akan selalu dukung keputusan lu," kata Ica dan Kathe.

"Makasih guys, in sya allah, nanti gue pikir-pikir lagi, dan semoga nanti keputusan yang gue pilih adalah keputusan yang benar dan tidak mengecewakan."

"Aamiin," jawab mereka semua secara bersamaan.

____________
Angin berhembus kencang, menyentuh permukaan kulit Pelangi. Sore ini Pelangi tengah duduk di sisi danau sembari memikirkan keputusan apa yang akan dia ambil.

Hampir satu jam Pelangi bergelut dengan pikiranya, disatu sisi Pelangi nyaman dengan Angkasa, tapi di sisi lain Pelangi takut Angkasa meninghalkanya demi wanita yang lebih dari Pelangi.

"Ya tuhan, keputusan apa yang harus Pelangi pilih?" monolog Pelangi.

"Kalo Pelangi tolak, nanti mamah sama papah pasti kecewa, tapi kalo Pelangi terima, Pelangi takut Angkasa cuma effort diawal aja. Pelangi bingung ya Allah."

Selang beberapa menit, seorang anak laki-laki datang menghampiri Pelangi, dengan membawa kantong plastik berisi ice cream.

"Kak, ini buat kakak," kata anak laki-laki itu, lalu berlari meninggalkan Pelangi, setelah Pelangi mengambil kantong plastik itu.

"EH, DEK, INI DARI SIAPA?!" teriak Pelangi, namun sayangnya bocah itu terus berlari hingga Pelangi tak bisa melihatnya lagi.

Pelangi duduk kembali di kursi dan melihat isi kantong plastik itu, di dalamnya ada ice cream, dan selembar kertas. Pelangi mengambil kertas tersebut, dikertas itu terdapat tulisan, "Berhenti dulu mikirin keputusannya, makan dulu ice cream nya, baru nanti lanjut mikirin keputusanya."

Setelah membaca pesan yang ada dikertas itu, Pelangi langsung melihat ke arah sekitar, untuk mengetahui siapa yang memberikan ice cream dan surat itu. Namun sayang, Pelangi tidak menemukan siapapun di sana.

"Kira-kira siapa ya, yang ngasih ice cream ini?" monolog Pelangi.

Di sisi lain, seorang Pria jangkung tengah menunggu seseorang di depan mini market, hingga yang ditunggu-tunggu akhirnya datang juga.

"Ice cream nya udah di kasih ke kakak cantik tadi?" tanya Pria jangkung itu.

"Udah kak, tadi kakak cantiknya keliatan kaya kebingungan, kakak cantik juga nanya ice cream nya dari siapa, tapi aku gak jawab dan terus lari," jelas bocah laki-laki itu.

"Pinter, makasih ya, lain kali kalo kakak mau minta tolong lagi, kamu mau ya?"

"Siap kak, kalo kakak mau cari aku ke sini aja, biasanya aku sering diem di sini sama temen-temen," ucap bocah itu.

"Ini buat jajan kamu, makasih ya udah bantu kakak," ucap Pria itu sembari memberikan lima lembar uang seratus ribu.

Bocah itu menerima uangnya dengan sangat gembira. "Wah, uangnya banyak banget kak, makasih banyak ya kak Angkasa!"

Ya pria yang menyuruh bocah itu adalah Angkasa.

__________________
Tbc.

09.08.24

Pelangi & Angkasa [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang