Malam berganti siang, Fey masih setia menunggu Angkasa di depan ICU bersama dengan Dewi, Zefgar, Galen, Ica, Kathe dan Letha. Semalam setelah menghubungi Dewi, Fey juga menghubungi tunangan-nya, Galen, Ica, Kathe dan Letha. Setelah menerima telpon dari Fey mereka pun langsung bergegas menuju rumah sakit
Rasa gelisah terus menyelimuti hati mereka. Karena dari semalam Dokter bulak-balik ke ruangan ICU untuk mengecek kondisi Angkasa.
"Dok, bagaimana kondisi anak saya? Apakah ada perubahan?" tanya Dewi kepada Dokter yang baru saja keluar dari ruang ICU.
Dokter itu menghela napas berat. "Belum ada perubahan sama sekali Bu, bahkan kondisi Angkasa semakin memburuk," jawab Dokter itu.
Degh
Semua orang yang berada di sana langsung merasakan sesak didada saat mendengar perkataan Dokter yang merawat Angkasa. Dewi duduk di kursi dengan air mata yang terus turun dari kelopak matanya. Fey dan Ica langsung memeluk Dewi, untuk menenangkan Dewi, walaupun hati mereka sendiri pun tak tenang.
"Tante tenang ya, Angkasa itu kuat, Fey yakin Angkasa bakal sembuh." Fey mencoba meyakinkan Dewi.
Drettt Drett
Handphone Fey berdering. "Fey ijin angkat telepon dulu ya." Fey melangkah pergi.
"Halo, Pel, kenapa?" tanya Fey.
"Angkasa di mana? Tadi gue cari ke ruangannya tapi gak ada," tanya Pelangi dari sebrang sana.
Fey terdiam, dirinya bingung harus menjawab apa, karena Fey tidak mau membuat Pelangi khawatir.
"Fey, jawab gue jangan diem aja!"
"Angkasa-" Fey menjeda ucapannya.
"Angkasa kenapa?!" tanya Pelangi yang mulai panik.
"Angkasa kritis, dia di pindahin ke ruang ICU," jawab Fey.
"Gue kesana sekarang." Pelangi mematikan teleponnya secara sepihak.
Selang beberapa menit Pelangi datang menghampiri mereka semua. "Angkasa dimana? Sekarang kondisi nya gimana?" tanya Pelangi dengan air matanya yang terus menetes.
"Pelangi?" ucap Galen, Kathe, Ica, dan Letha secara bersamaan.
"Angkasa masih di dalem, kondisi nya dari semalem belum ada perubahan," jawab Fey.
"Gue mau masuk ke dalem."
"Jangan dulu Pel, masih ada dokter di dalam," ucap Fey.
"Tapi gue mau ketemu Angkasa, gue takut Angkasa kenapa-napa," lirih Pelangi.
"Lo tenang ya, Angkasa gak bakal kenapa-napa kok." Letha memeluk Pelangi untuk menenangkan nya.
"Lo bilang tenang? Gimana gue mau tenang kalo Angkasa aja lagi kritis!"
Ceklek
Pintu ICU terbuka. "Apa ada yang bernama Pelangi di antara kalian semua?" tanya Dokter yang baru saja keluar.
"Saya Dok," kata Pelangi.
"Silahkan masuk, sejak tadi pasien terus memanggil nama Anda," ucap Dokter itu.
Pelangi langsung berlari masuk ke dalam. Pelangi duduk di samping brangkar Angkasa, sembari menggenggam tangan Angkasa dan mencium nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pelangi & Angkasa [END]
Teen FictionUtamakan follow sebelum membaca!! ***** Menceritakan tentang Pelangi yang dijodohkan dengan anak dari sahabat kedua orang tua, yaitu Angkasa, lelaki tampan, royal, dan pengertian. Dan menceritakan tentang Angkasa yang berusaha mendapatkan hati Pelan...