(5) °°••Kejadian yang tak terbayangkan••°°

231 19 0
                                    

°°••Vote••°°

5.

Tubuhnya ia rapatkan dengan selimut tebal yang menutupi seluruh tubuhnya kecuali kepala.

Rabut lebatnya berantakan seperti telah diterpa badai. Selain itu, banyak bercak merah ditubuhnya.

Tangisnya terdengar pilu dengan bibirnya yang selalu berucap, 'aku kotor' berulang kali.

Bahkan, ranjang yang ia tempati sudah tak berbentuk. Banyak bantal yang berserakan dilantai.

Banyak tisu yang juga berserakan dilantai. Ia tak menyangka kejadian ini menimpanya.

Entah kesalahan apa yang ia buat dimasa lalu hingga ia harus merasakan ini.

"Umi, abah. Maaf, maafkan Rani. Rani tidak bisa menjadi anak yang baik. Rani sudah membuat umi dan abah kecewa" lirihnya kembali terisak.

Kejadian tadi malam sangat membekas dipikirannya. Ia selalu menyangkal jika ini mimpi, tetapi ini nyata.

"Bagaimana? Enak?"

Rani berhenti terisak kala mendengar suara orang yang ia takuti. Orang yang membuatnya seperti ini.

"Kamu, apa salahku?"

"Salahmu karena telah membunuh ibuku. Jadi, aku membunuhnya, dan sebagai bonusnya aku memberimu kenikmatan" ujar pria itu dengan angkuh.

Rani yang mendengar itu langsung dibuat marah. Ia tak menyangka bisa bertemu pria brengsek seperti pria didepannya.

"Kamu, bajingan. Naren bajingan, aku akan membalasnya. Kamu sudah membunuh umiku, ibumu meninggal karena kehendak-Nya. Ibumu juga terlambat untuk dibawa kerumah sakit jadi terlambat penanganan" pekik Rani menatap tajam Naren.

Naren terkekeh mendengarnya. Ia berjalan mendekat kearah Rani dan langsung mencekram rahang Rani.

"Aku tak peduli" jawabnya santai dan melempaskan cengkramannya pada rahang Rani dengan hempasan.

"Kau akan ku nikahi jika kau hamil. Jika tidak, aku tak akan menikahimu. Jalang"

Hati Rani terasa sesak kala mendengar Naren mengatakan dirinya jalang. Ia sangat benci dengan pria didepannya.

"Kamu iblis"

Bukannya marah, Naren malah terlihat tertawa terbahak-bahak mendengarnya. Dirinya mengakui jika dirinya memang iblis.

"Memang" ujarnya santai dan pergi dari kamar itu.

Sebelum itu, Naren memberikan paper bag kepada Rani dengan cara melemparnya.

"Ganti bajumu, aku akan memberikan kejutan lagi untukmu" ujarnya dan meninggalkan Rani.

Rani terdiam, ia hanya melirik kearah paper bag yang diberikan pleh Naren.

Dengan tangan gemetar ia membuka paper bag itu. Terlihatlah sebuah gamis berwarna hitam dan jilbab berwarna coksu.

"Cih" Rani berdecih kala melihat baju yang diberikan Naren.

"Bahkan dia memberiku gamis, mana ada jalang yang menggunakan gamis. Dia sungguh iblis yang menjelma seperti manusia" ujarnya.

Ia segera bangkit dari ranjangnya dengan selimut yang masih menutupi tubuhnya.

Tanganya menenteng paper bag tadi menuju kamar mandi yang ada dikamar itu.

"Kejutan? Cih, aku sudah tau itu. Makam umi" gumamnya.

Ia memutuskan untuk segera membersihkan tubuhnya dan menuruti kemauan Naren.

"Aku akan menurutimu untuk saat ini. Tapi, jika suatu saat nanti kamu mulai menerimaku, aku akan membalasmu"

This is about us (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang