15. Titik Terang Rencana Pembunuhan

40 4 0
                                    

Zahra tidak percaya dengan apa yang dilihatnya saat ini. Dia yang saat ini masih di tempat kerjanya, menghentikan dulu aktifitasnya ketika melihat berita di TV. Berita yang lagi hangat-hangatnya diperbincangkan, pembunuhan berencana pada keluarga Bagaskoro alias keluarga Vian.

Berita itu menyiarkan bahwa terjadi percobaan pembunuhan pada anak kedua keluarga Bagaskoro yang baru saja terjadi hari ini. HARI INI!

Pelaku pembunuhan tersebut tidak lain dan tidak bukan adalah pelaku yang sama yang membunuh anak ketiga dari keluarga Bagaskoro. Motifnya pun juga sama, yaitu dendam.

"Korban berhasil diselamatkan oleh salah satu keluarga korban yang saat itu sedang ingin berkunjung ke rumah korban. Keluarga korban melihat ada hal yang janggal pun langsung mencoba masuk ke dalam rumah dan berhasil menyelamatkan korban dan Ibu dari korban yang juga turut mendapat kekerasan fisik hingga menimbulkan luka serius pada kedua tangan dan kaki. Pelaku sudah berhasil diamankan polisi sesaat sebelumnya mencoba kabur ke luar negeri menggunakan pesawat pada pukul 11.45 WIB. Adanya hasil rekaman kamera tersembunyi didekat meja makan dan tempat tidur korban, yang ternyata telah dipasang oleh anak pertama keluarga Bagaskoro, memudahkan polisi dalam meringkus pelaku pembunuhan tersebut."

Zahra tidak berkedip saat melihat tayangan berita itu dan juga mendengarkan penjelasan secara saksama. Tak sengaja matanya menangkap sesuatu yang membuat Zahra menutup mulutnya seketika.

"LAH! Itu motornya Nada njir!"

Kok bisa?! Jangan-jangan keluarga korban yang dimaksud adalah Nada?!

"Serius amat neng ngeliat beritanya. Noh yang asli lagi ada di gedung VVIP. Daripada ngeliat di TV."

Zahra menengok kearah temannya itu dengan cepat. Maksudnya?

"Keluarga Dokter Basil di rawat disini??"

"Iya noh, baru banget dateng. Buanyak banget press yang hadir. Mungkin karna dia keluarga dari CEO tekstil kali ya, ditambah ini kasus pembunuhan berncana, ditambah lagi Dokter Basil yang emang termasuk dokter terpandang disini. Tadi anak informasi cerita ke gue." Kata Rara, teman Zahra, menjelaskan.

"Zah, ini udah lu input belom?" Rara menyodorkan selembar kertas milik pasien.

"Oh iya!"

Zahra kembali melanjutkan pekerjaannya yang tertunda. Dia nanti mau coba ke gedung VVIP. Siapa tau disana beneran ada sahabatnya.

.

Nada menatap pintu masuk ruangan yang dia tempati dalam diam. Saat ini dia hanya sendiri diruangan perawatan ini. Jangan khawatir, Nada tidak apa-apa. Hanya saja dia masih syok dengan kejadian yang baru saja terjadi.

Beberapa menit yang lalu, dia baru saja menerima telpon dari PJ ruangannya. Beliau ingin mengkonfirmasi apakah benar keluarga korban yang dimaksud pada berita pembunuhan berencana yang lagi ramai di TV itu adalah dirinya. Nada pun menjelaskan panjang lebar dengan PJ ruangannya itu dan meminta untuk tidak menyebarluaskan berita itu ke orang lain selain atasan mereka. Karena itu termasuk privasi.

Setelah memastikan Nada baik-baik saja, PJ ruangannya mengatakan bahwa Nada diberi cuti selama 2 hari untuk memulihkan kondisinya, terhitung dari lusa. Nada pun sangat berterima kasih kepada PJ nya itu.

Kini gantian Mamanya yang menghubunginya. Dari suaranya sudah terdengar jelas kalau Mamanya itu sedang menangis.

'Nduk, ya Allah. Kamu beneran gak apa-apa? Gak ada luka? Gak di apa-apain kan? Kamu dimana sekarang?'

"Iya Ma, aku gak apa-apa. Gak luka sama sekali. Tenang Ma, jangan nangis ya? Aku sekarang di RS X Ma. Mama mau kesini?"

'Iya lah! Mama mau kesana sama Ayahmu sama Mas Nugi juga.'

Cinnamon HeartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang