12. Di Rumahnya

50 4 0
                                    

Beberapa hari berlalu. Nada menjalani aktivitas hariannya seperti biasa. Ada sempat kejadian heboh dirumahnya saat orangtuanya pulang. Bagaimana tidak heboh, Qonita disuguhi pemandangan pipi anaknya yang merah dan juga bibirnya yang terdapat luka masih baru. Menangislah ia karena khawatir. Pasalnya Nada tidak cerita apa-apa kepadanya.

Mau tidak mau, Nada yang masih ½ sadar dari tidurnya pun cerita kejadian di rumahnya itu. Panjang kali lebar kali tinggi dibagi volume. Semuanya harus detail karena mamanya meminta. Ayahnya juga sedikit kesal mendengar cerita itu, tapi dia tidak bisa marah karena Nada memintanya untuk tidak marah. Itu keputusan Nada dengan masalahnya.

Saat ini seperti biasa, Nada menunggu Zahra di kantin rumah sakit tempat Zahra bekerja. Eitss kali ini tidak sendirian. Dia ditemani oleh Izhak, Alvin dan tunangan Alvin. Terkejut kan?? Sama saya juga.

Perpaduan yang sangat tidak disangka-sangka di dalam satu meja ini, membuat Nada merinding sendiri jadinya. Mimpi apa dia semalam sampai dia bertemu juga dengan tunangan Alvin. Bukannya tidak suka, tapi Nada insecure gaes. Tunangan Alvin sangat cantik.

"Kak, gak mau pesan makanan? Nanti laper loh." tanya Geofani kepada Nada.

"Aku udah makan tadi. Ini lagi pesen minuman kok. Paling sebentar lagi dateng."

Dan benar saja, minuman yang Nada pesan sudah datang. Ada 2 gelas, yang satu untuknya dan yang satu untuk Zahra. Dia nitip pesan buat dipesankan minuman.

"Vin, rencana nikah jadinya di bulan apa? Tahun ini juga?" Izhak membuka topik pembicaraan.

"Iya. Rencananya akhir tahun ini Jak. Pas banget ini gua mau ngasih undangan." Jawab Alvin.

Nada mematung mendengarnya. Yah, udah mau final. Tidak ada kesempatan lagi untuk ngejar Alvin.

"Widih gercep banget pak. Lancar lancar dah sampe hari H nanti. Geo, semoga betah ya. Alvin gak gigit kok."

"Bangke lo, dikira gua kucing kali gigit." Geo tertawa mendengar jawaban calon suaminya itu.

Tak lama kemudian, dateng pesanan makanan untuk meja mereka. Zahra pun juga datang pas sekali bareng sama pesananan itu. Zahra menatap aneh ke sahabatnya itu. Kenapa Nada memasang wajah lega?

Nada memberi isyarat menggunakan mata. Zahra yang mengerti langsung melihat sekitar. OMG!

"Eh Alvin sama Geofani ya? Apa kabar? Lagi main ceritanya?" Zahra salaman sama Geofani ketika sadar ada calonnya Alvin dimeja itu.

"Iya Kak, lagi main aja nih. Kangen pengen ketemu Alvin." Geofani menjawab pertanyaan dengan malu-malu.

Mereka pun pindah ke meja yang lebih panjang karena meja sebelumnya tidak muat untuk 5 orang. Dan hola, disinilah Nada. Menjadi nyamuk diantara 2 pasangan bucin.

Nada membuka maskernya untuk meminum minumannya. Baru 2 kali nyedot, celetukan Zahra yang lumayan kencang membuatnya sedikit tersedak.

"Buseh Da, pipi lo kenapa? Abis nyium tembok lo? Biru banget gila." Celetuk Zahra.

Zahra mengecek bibir Nada juga yang masih ada luka yang sudah mulai kering. Nada tidak cerita apa-apa kepadanya. Makannya Zahra terkejut bukan main ketika melihat lebam di pipi kiri Nada.

"Lo gak apa-apa Da? Abis jatoh dari motor?" Tanya Alvin juga. Nada menggeleng untuk menjawab pertanyaan itu.

"Gak apa-apa kok. Gua gak jatoh dari motor. Biasa lah, gue teledor." Jawab Nada untuk pertanyaan Alvin.

"Udah di obatin itu? Lebamnya biru banget. Udah ada 3 harian berarti?" Tanya Alvin lagi.

"Iya, udah ada 3 harian. Tapi udah gak begitu sakit kok ini." Jawab Nada sambil tersenyum.

Cinnamon HeartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang