11. Vanya's Problem (2)

44 3 0
                                    

Sudah 2 hari Nada mengizinkan Vanya untuk tinggal sementara dirumahnya. Sudah 2 hari pula dia bimbang. Apakah dirinya harus memberitahu Vian atau tidak. Entah kenapa dirinya juga sedikit takut untuk menghubungi Vian. Padahal dia tidak takut memberitahu orang tua nya bahwa dirumahnya ada orang lain yang baru ia kenal, menumpang sementara disana.

Dirinya juga sudah memiliki nomor Vian. Sudah ia dapatkan dari Alvin. Ya, dia meminta ke Alvin karena Zahra belakangan ini sibuk. Hitung-hitung buat tau kondisi terkini Alvin dan cewenya.

Nada sudah bersiap untuk pulang. Dirinya sehabis dinas malam dan waktunya pulang, walaupun sudah menunjukkan pukul 08.45 WIB. Namun ia masih termenung dengam handphone di tangannya.

'Assalamualaikum, selamat pagi. Saya Dhianada, teman dari perawat Zahra yang waktu itu pernah menumpang pulang dari acara tunangan Alvin. Saya mau kabari, bahwa Vanya saat ini sedang ada dirumah saya. Saya tidak bisa bercerita melalui pesan. Namun akan saya ceritakan jika saya sudah bertemu dengan Dokter nanti, jika Dokter ada waktu.'

Kurang lebih seperti itu isi pesannya. Tapi kenapa aneh ya?

"Ini terlalu baku gak ya? Ini gak aneh kan?"

Namun entah kenapa jari jempolnya menekan tombol send. Matanya melotot seketika.

"WADUH KEKIRIM LAGI ANJ-"

Nada menutup mulutnya spontan. Untung kata-kata terakhirnya gak diucapkan.

"Heh jempol, lo berkhianat sama gue ya?! Kok bisa-bisa lo mencet tombol send?! Astagaaaaa."

Saat ingin menghapus, tiba-tiba saja ada panggilan masuk di handphonenya. Nomor yang sama dengan tujuan pesan yang baru saja terkirim itu. Tambah reog Nada saat ini.

Nada tidak punya pilihan lain selain mengangkat panggilan tersebut.

"Halo, Assalamualaikum."

'Waalaikumsalam. Saya Vian. Maaf saya telpon tiba-tiba. Benar Vanya ada dirumah kamu?' Tanya Vian di sebrang sana.

Vian? Bukan Dokter Basil?

Nada menggeleng dan kembali fokus ke percakapan.

"Iya, Vanya ada dirumah saya. Sebenarnya dia gak mau kalo saya beritahu Dokter. Tapi ada baiknya juga Dokter tau dimana Vanya sekarang. Gimanapun juga, Vanya ternyata kabur dari rumah."

'Saya kerumah kamu sekarang. Kamu di rumah?'

"Saya masih di tempat kerja saya. Mungkin jam 9 lewat, saya sudah sampai dirumah."

'Oke. Tolong kirim alamatmu dan kabari saya jika sudah sampai. Jaga Vanya dulu. Terima kasih banyak Nada.'

Sekali lagi Nada tertegun. Vian memanggil namanya.

"Iya, sama-sama Dokter."

Nada langsung menutup telponnya. Jantungnya mulai berdetak tidak karuan. Wow banyak kejutan ternyata.

"Jangan mikirin yang aneh-aneh Nada. Mendingan lo sekarang pulang. Iya, gue harus pulang. Maaf ya Vanya. Ini demi kamu juga."

.

Sesampainya dirumah, Nada dibuat bingung dengan adanya mobil terparkir di depan rumahnya. Mobil berwarna putih dari merk terbaik di Indonesia yang harganya selangit. Dia ingat, ini bukan mobil Vian. Lalu ini mobil siapa?

Setelah motornya terparkir, ia pun masuk kerumah. Dan betapa terkejutnya ketika matanya menangkap Vanya sedang menangis sesegukan. Disana juga tampak seorang wanita berparas cantik walaupun sudah berumur dan 2 orang laki-laki berkaus kerah berwarna abu-abu.

Cinnamon HeartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang