2. Soto Lamongan

106 8 0
                                    

Nada dan Zahra telah sampai ke tempat tujuan dengan selamat. Zahra menerima telepon masuk yang ternyata dari rekan kerjanya, menanyakan apakah Zahra sudah sampai di rumah sakit apa belum.

Mereka turun dari mobil dan berjalan menuju pintu masuk rumah sakit. Dan dari sana sudah di suguhkan dengan pemandangan aktivitas di rumah sakit secara umum, namun ada yang berbeda. Banyak orang yang mengenakan pakaian dinas loreng-loreng yang bolak-balik di sekeliling mereka.

"Zah, kok banyak TNI?" tanya Nada berbisik. Zahra yang sedang fokus dengan ponsel nya menoleh sedikit kearah Nada.

"Ini kan rumah sakit pusat buat angkatan darat. Jadi banyak TNI yang bolak-balik disini."

Nada mengangguk mengerti. Matanya masih memantau keadaan sekitar.

"Lo baru tau?" Nada mengangguk.

"Sumpah lo baru tau?" Sekali lagi Nada mengangguk.

Zahra melongo tak percaya. "Lo berapa tahun tinggal di Jakarta sih?"

Nada memasang wajah berpikir, "Udah 26 tahun gue tinggal di Jakarta."

Zahra speechless mengetahui itu.

"Hmm by the way, gue nunggu lo di kantin aja kali ya. Pasti lama kan? Sekalian makan juga. Tadi gue cuma makan roti, itu juga di ceramahin sama Kanjeng Mami." gerutu Nada tanpa bisa dicegah.

Zahra melihat jam tangannya, lalu mengangguk. Mereka pun memutuskan untuk bertemu kembali di kantin rumah sakit. Setelah kurang lebih 10 menit Nada mencari dimana kantin berada, akhirnya dia pun menemukannya.

Suasana kantin cukup sepi. Hanya ada beberapa orang saja yang makan atau minum atau hanya sekedar mengobrol disana. Nada memesan makan dan minum terlebih dahulu sebelum memutuskan duduk di tempat yang paling ujung, di tempat yang menurutnya paling nyaman.

Memikirkan soal TNI, sepertinya Alvin juga masuk ke bidang militer setelah lulus SMA. Sudah berapa lama Nada tidak update kabar Alvin. Post foto terakhirnya di social media saja terakhir bulan april, sekarang sudah bulan desember. Dan itu juga bukan foto yang berbau militer, jadi Nada tidak tau menahu tentang pekerjaan Alvin saat ini.

Nada menghela nafas frustasi. Sepertinya menghela nafas saat ini sudah menjadi hobi barunya. Sudah berapa kali dia menghela nafas hari ini. Nada berdiri dan beranjak keluar kantin menuju toilet untuk menuntaskan alarmnya, tapi dia menyempatkan diri untuk menitipkan pesan kepada mas-mas yang sedang membuat pesanannya agar makanannya di letakan di meja yang paling ujung yang tadi ditempati.

Nada pikir toilet akan sangat jauh dari kantin, ternyata tidak. Hanya berjarak sekitar 15 meter dari kantin. Mungkin toilet ini memang diperuntukkan untuk penjual makanan di kantin dan pengunjung kantin.

Setelah berkutat dengan toilet, Nada kembali ke tempat duduknya yang tadi dirinya tempati. Dan ternyata sudah ada pesanannya di meja dan juga handphone.

Handphone?

"Punya siapa nih? Punya gue gak sebagus ini." Nada mengeluarkan handphone miliknya yang dihiasi softcase berwarna pink pastel. Kepalanya menoleh kesana kemari untuk melihat keadaan. Siapa tau ada orang yang lagi bingung mencari handphone nya. Namun nihil.

"Entar aja deh, makan dulu."

Nada memilih untuk tak ambil pusing dan mulai menyantap makanannya. Baru saja mau memakan suapan yang kedua, kursi di hadapannya di tarik oleh seseorang dan ternyata orang itu duduk di depannya.

Saat mendongakkan kepala, ternyata orang itu adalah laki-laki yang menggunakan kemeja berwarna putih gading, dengan kerah yang tidak dikancing dan lengan baju di tekuk, yang saat ini sedang menatapnya intens. Membuat Nada mengerutkan dahi.

Cinnamon HeartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang