13. Penyebab Kematian

41 4 0
                                    

Almara meletakan 3 buah gelas kopi dingin di pojok meja. Kopi itu untuknya, Nada dan juga Tomi yang hari ini berjaga malam. Setelah kejadian code blue tadi, tenaga mereka serasa terkuras habis. Hal itu terlihat dari Tomi dan Nada yang saat ini hanya bengong tidak melakukan apa-apa.

Jam sudah menunjukkan pukul 02.20 WIB, tapi laporan mereka belum selesai. Bagaimana mau selesai, mereka saja selesai tindakan pada pasien yang codeblue tadi pukul 12.10 WIB. Ditambah lagi Nada dan Tomi yang memutuskan untuk mandi, yang satu dengan alasan karena dirinya haid dan satulagi dengan alasan takut shift mereka bau.

"Minum dulu ges kopinya. Biar seger tuh mata." Celetuk Almara sambil mengambil kopinya untuk di minum.

"Cepet amat datengnya. Thanks ya Al." Ucap Tomi yang juga mengambil kopinya. Dia memberikan kopi yang satu lagi ke Nada.

"Kak, lo udah ngerjain pasien yang kamar 715 belom? Sini gue kerjain." Nada bertanya setelah sesaat meminum kopinya.

"Baru dikit, lanjutin dah Nad. Gua masih menikmati kopi gue." jawab Tomi.

Nada kembali meminum kopinya lalu meletakan di tempat yang aman dari kertas-kertas dan mulai berkutat dengan komputer.

"Gue kaget tadi pas dateng, ni orang pada kemana. Di ruangan gak ada, disini gak ada. Eh gak taunya codeblue 2 orang. Langsung aja gue ke 707. Yang 715 kenapa dah tadi?"

"Serangan jantung. Tadi kata Kak Hesti, dia minta ke kamar mandi. Tapi kan gak kuat jalan. Dia juga kemaren nolak gak mau pake urine kateter kan, akhirnya dipakein pampers. Tumbenan banget minta ke kamar mandi. Belom juga dianter ke kamar mandi, si pasien udah kejang kejang tiba-tiba. Ya udah dah tuh, langsung panggil dokter, cek tanda-tanda vital dan semuanya." Jelas Tomi panjang lebar.

"Ya Tuhan. Umur gak ada yang tau. Belom sempet di intube ya?"

"Belom. Baru juga mau mulai intube, kejangnya turun. Kejangnya selesai, tapi gak ada respon. Gak ada napas, gcs turun. Langsung dah gue cek saturasi sama ekg. Udah gak ada ternyata."

"Ya Tuhann.."

Tomi menyeruput kopinya lagi perlahan. Ia menatap Nada yang ada di hadapannya. Dipikirannya banyak sekali pertanyaan-pertanyaan yang mengganggu. Apa dia tanyain sekarang aja ya?

"Nad."

"Hmm? Napa Kak?"

"Lo udah punya laki ya?"

"Hah? Sejak kapan gua punya laki kak?! Laki gua ada dikorea, namanya Mingyu."

"Et dah, serius gue."

"Lah gue juga serius Kak. Beloman ada laki gue Kak."

"Trus itu baju siapa lo pake?"

Almara yang menyimak pun ikutan kepo juga. Ia menggeser tubuh Nada supaya melihat nama di baju yang Nada pakai. Bukan hanya Almara, Tomi dan Nada juga ikut melihat.

"dr. Viandra Basil Bagaskoro, SpOG. Lo punya laki?! Anjir kaga ngomong-ngomong kalo laki lo dokter Nadaa."

Nada terkejut bukan main. Dirinya tidak tahu menahu kalau baju Vian ternyata ada namanya. Mana namanya terlihat jelas banget lagi. Pantesan tadi ada keluarga pasien yang manggil dirinya 'Dok'.

"Demi Kak, dia bukan laki gua. Ini minjem. Eh bukan, dipinjemin. Gue minjem."

Ngomong ape sih lu Nada.

"Anjay salting ni anak." Tomi menatap Nada dengan tatapan usil.

Terus-terusan menggoda Nada dengan gamblangnya, ditambah juga Almara yang mengompori. Dua manusia itu sangat cocok karena pada dasarnya mereka sama-sama usil. Semangat Nada, sepertinya malam ini kamu sulit tidur.

Cinnamon HeartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang