6. Beberapa Kejadian

48 6 0
                                    

Zahra tidak bisa memalingkan pandangannya dari Nada yang saat ini sedang berfoto bersama dengan Alvin dan beberapa teman SD nya. Kemudian Zahra memperhatikan Alvin. Lalu memperhatikan Vian yang saat ini sedang menunggu giliran untuk berfoto juga bersama Izhak beserta kerabat Alvin lainnya. Dan kembali lagi memandang Nada. Terus seperti itu sejak dirinya berhasil mendapatkan informasi menarik dari si empunya cerita, yaitu Nada.

Kebetulan yang tidak terduga.


Izhak yang dari kejauhan melihat tunangannya itu terus-terusan melihat kearahnya pun menghampiri.

"Ada apa? Kamu dari tadi liatin aku terus." Goda Izhak kepada Zahra.

"Aku bukan liatin kamu. Tapi Dokter Basil."

Jawaban Zahra membuat Izhak mengerutkan dahinya bingung. Zahra yang melihat tunangannya itu bingung kemudian melanjutkan ucapannya.

"Nada sama Dokter Basil kebetulan ketemu, ternyata sama-sama kenal Alvin. Mereka itu orang asing, tempat kerjanya juga beda, mereka baru 2 kali ketemu. Tapi kamu liat kan tadi, sedeket apa mereka berdua? Sejak kapan Dokter Basil mau dipanggil Mas?"

Izhak hanya pasrah ketika tangannya di goyang-goyangkan oleh Zahra dengan cepat. Matanya menatap mata Zahra lalu kemudian tangannya mengelus pelan dahi Zahra yang tertutup poni.

"Basil nggak ngomong apa-apa sama aku, aku nya juga ga nanya-nanya tadi. Nanti coba aku tanyain yang pengen kamu tanyain. Siapa tau dia mau jawab." Ucap Izhak seraya merangkul pundak Zahra.

"Doa in aja yang terbaik buat mereka. Semoga temanmu bisa move on dan Basil bisa deket sama cewe selain adik dan ibunya. Kamu bisa liat sendiri seberapa cuek nya Basil." Tambah Izhak menenangkan Zahra.

Zahra melihat Nada berjalan kearahnya dengan langkah gontai. Sesi foto bersamanya sudah selesai ternyata. Gantian dengan Izhak yang saat ini akan foto bersama.

"Geofani cantik ya."

Itu lah kata-kata pertama yang keluar dari mulut Nada.

"Lo juga cantik nyet. Gak usah insecure apa." Balas Zahra.

"Udah lah yuk pulang."

"Yaudah. Eh tapi gue belom pamit Nad. Gue nunggu Kak Izhak selesai foto bareng dulu baru pamit."

"Yaudah gue tunggu duluan diluar, gak apa-apa kan?"

"Gak apa-apa elah, santai Nad."


Setelah mengatakan itu, Nada berjalan keluar gedung resepsi. Zahra hanya mampu menatap sahabatnya itu dengan pandangan sedih.

.

Nada berjalan keluar gedung resepsi dengan perlahan. Dia mau ke taman tadi. Namun baru beberapa langkah berjalan kearah sana, tiba-tiba terdengar bunyi terjatuh di samping kirinya, lalu disusul dengan suara ringisan dan tangisan tertahan. Saat dirinya menoleh, matanya menangkap sosok seorang anak kecil laki-laki yang saat ini dalam keadaan tengkurap dengan kedua tangan kedepan. Langsung saja Nada menghampiri anak kecil itu.

"Kamu gak apa-apa? Ada yang sakit ngga? Boleh kaka lihat dimana yang sakit?"

Nada mencoba membantu anak kecil itu untuk berdiri. Namun tangisannya semakin jadi karena ternyata terdapat luka di lutut dan telapak tangannya akibat jatuh itu.

Cinnamon HeartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang