42. Terungkapnya Masa Lalu

15K 1.8K 592
                                    

Haii Guys 👋
Selamat menjalankan hari
Jangan lupa Vote dan Komen ya!
Awas kesandung typo!!

Haii Guys 👋Selamat menjalankan hariJangan lupa Vote dan Komen ya!Awas kesandung typo!!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Previously

"Kau sudah berada di semester akhir dan kau ingin pindah? Kau tidak sedang bercanda, kan?"

Alan mendesis panjang sembari menyugar rambut brondenya ke belakang, tampak frustasi.

"Apa kau merasa terganggu dengan  wanita itu?" tebak Alan.

"Entahlah," balas Ares singkat membuat Alan menghela napas.

"Baiklah kalau begitu. Tapi, jika kau pindah berarti Aaron akan tinggal sendiri disana?"

Ares menggeleng "Aaron ikut," jawabnya. Dia tidak mungkin meninggalkan adiknya sendirian di sana.

Alan akhirnya menyetujui. Ares hanya perlu izin dari saudara tertuanya. Selama Alan setuju maka itu sudah cukup. Mereka berbincang beberapa menit sebelum Ares pamit keluar, katanya ingin jogging. Tumben sekali, pikir Alan.

🧸🧸🧸

WARNING !!
Part ini akan berfokus pada konflik antara Arthur dan Alan. Jadi beberapa tokoh tidak akan muncul.
!!!

Bagian 42

"Selamat pagi, Sayang," Arthur mengusap lembut rambut hitam legam Varel yang masih kusut.

"Pagi, Dada~"

"Ayo bangun! Hari ini ada makan besar. Daddy akan membiarkanmu makan apa saja kali ini," ujarnya sembari mencubit gemas hidung bangir Varel.

"Lel mau mamam mua-muanya, Dada," Varel berseru sambil melebarkan kedua tangannya mengundang tawa kecil Arthur.

"Tentu,"

Arthur beranjak dari ranjang dan mengangkat sang anak yang sudah merentangkan tangan ke udara. Mandi di pagi hari sepertinya tidak buruk. Arthur ingin menghabiskan waktu bersama dengan Varel setelah 'cuti' seminggu yang rasanya seperti setahun. Cuaca hari ini juga tidak terlalu dingin mungkin karena semalam akhirnya mereka bisa saling berbagi kehangatan dalam pelukan.

Tangannya menekan tombol untuk memanggil pelayan agar membereskan tempat tidur selama dirinya dan Varel berada dalam kamar mandi. Begitu pelayan datang, Arthur segera menjelaskan tugasnya yang langsung dilaksanakan oleh pelayan tersebut.

Hampir sekitar tiga puluh menit kemudian, Arthur keluar dengan hanya menggunakan handuk yang menutupi bagian bawahnya sedangkan Varel memakai sebuah bathrobe cokelat kecil ber-merk GUCCI.

VAREL (TAHAP REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang