Hancur

334 17 2
                                    


Seorang pria yang mungkin sudah berumur 30 tahun itu tak henti-hentinya mondar mandir di depan ruangan persalinan, dia sedang menunggu istri tercinta nya yang berjuang hidup dan mati mempertahankan anak keduanya

Hingga terdengar suara tangisan bayi dari dalam ruangan yang membuat dirinya lega sekaligus terharu, akhirnya. Penantian dia selama ini tidak sia sia

Pintu ruangan terbuka menampilkan seorang dokter wanita dan beberapa perawat yang setia menemani sang dokter

"Bagaimana ta? Istri sama anak gue selamat kan?" Tanya pemuda itu pada sang dokter yang bernama tata

"Baik, anak lo cowok dan lahir dalam kondisi sehat tanpa ada cacat sedikitpun. Mukanya mirip sama lo dan ada campuran cantik dari asya" jelas tata pada teman sekolah nya dulu

"Syukurlah kalau gitu, gue boleh masuk kan?"

"Boleh silahkan, gue permisi dulu ya" tata pergi meninggalkan revran yang berjalan masuk ke ruangan salin tadi

Dia melihat sekitar hingga menemukan istrinya yang tengah menggendong seorang anak laki-laki yang menggemaskan, dia berjalan menuju sang istri tercinta lalu mengecup singkat keningnya

"Terimakasih banyak sayang, kamu udah ngasih aku dua buah hati yang tampan. Aku harap kita berdua bisa menjaganya hingga mereka dewasa" ujar pria itu

"Iya mas, kamu udah ada nama untuk dia kan?" Tanya istrinya atau yang biasa di sapa Nasya atau asya

"Tentu, nama dia sama kayak nama kakak nya nanti. Sebastian Aditya"

"Nama yang bagus mas, semoga nanti Sebastian dan bastian bisa sehebat ayah revran ya?" Ujar nasya tersenyum lembut melihat wajah anak keduanya yang terlelap dalam gendongannya

"Haha, pokoknya harus ya itu. Ayah janji bakal jagain Sebastian dan kakaknya sampai besar nanti, nanti kalau kalian udah gede kita main bareng ya sayang?" Ujar Revran yang memeluk anak dan istrinya

.

.

.

.

.

~15 tahun kemudian

"A-apa? Dokter gak salah diagnosa kan?" Seorang pria berumur tampaknya sangat tak percaya dengan apa yang barusan dokter itu bilang

"Sayangnya tidak, semua diagnosa saya tadi itu benar ada nya pak" ujar sang dokter

"B-baiklah, terimakasih dokter. Kalau begitu saya permisi" ujar si pria lagi dan langsung beranjak dari duduknya

Dadanya sesak, pikirannya tertuju pada anak dan istrinya yang ada di rumah. Bagaimana nasib mereka ke depannya? Siapa yang akan menjaga mereka kalau bukan dia?

Kertas diagnosa yang bertuliskan 'KANKER OTAK STADIUM 3' yang berada dalam genggamannya itu membuatnya tidak yakin dapat bertahan, apa dia mampu bertahan dengan itu?

"Bagaimana hasilnya?" Tanya seorang pria yang berdiri di hadapannya

Tak ada jawaban, pria tadi mengambil kertas diagnosa yang masih di genggaman Revran lalu membaca satu persatu kalimat di sana.

"Ran? Ini bohong kan?" Tanya nya pada sahabat nya yang masih diam tak bergeming

"Ran, kita harus kasih tau anak sama istri lo sekarang"

"Gak! Jangan lex! Gue gak mau mereka sedih kalau tau gue sakit" revran menggeleng kecil pertanda tidak menyetujui sahabat nya

"Tapi ran, anak istri lo juga harus tau tentang ini" alex mencoba membujuk sahabat nya, walaupun tidak akan berhasil

Jatuh cinta Ketua Paskibra?[BXB]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang