[PROLOG]

90 41 37
                                    

Jakarta, 00.15 WIB

Kegelapan menyelimuti malam yang begitu sunyi ini, hanya terdengar suara angin berhembus cukup kencang disertai daun kering yang berjatuhan ke tanah diterpa oleh angin. Samar-samar terdengar derap langkah kaki yang berjalan diatas rumput, suara langkah kaki itu semakin terdengar jelas. Seorang pria datang dan berdiri tepat di hadapan seorang anak laki-laki, anak laki-laki itu memiliki tinggi badan sekitar 186 cm.

"Ini dia misi mu nak" ucap seorang pria yang separuh wajahnya ditutupi oleh face coverings.

Pria itu memberikan secarih kertas kepada anak laki-laki yang memiliki tinggi 186 cm itu. Tidak lama kemudian anak laki-laki itu pun mengangguk setelah membaca tulisan di kertas tersebut. Tanpa perintah anak laki-laki itu pun melenggang pergi meninggalkan pria berface coverings tersebut sendirian di tengah sebuah gedung tua yang sudah terbengkalai.

"Hanya meringkus bandar narkoba? Misi yang sangat amat mudah bagi ku" - batin anak laki-laki itu.

Tepat pukul satu malam anak laki-laki itu pun telah tiba ditempat dimana akan terjadi transaksi antara seorang bandar narkoba dan tentunya seorang pembeli. Anak laki-laki itu pun telah bersiap dan bersembunyi ditempat yang minim untuk diketahui. Setelah menunggu beberapa menit pembeli itu pun datang dan keduanya nampak sedang berbincang dengan serius.

"Tunggu sebentar lagi, aku harus sabar" - batin anak laki-laki itu.

Pembeli itu pun pergi, hanya menyisakan si bandar narboka saja disana. Dengan cekatan anak laki-laki itu pun menembak kaki kanan si bandar narkoba, seketika darah segar pun mengalir di kaki si bandar narkoba. Terlihat si bandar narkoba itu menahan rasa sakit di kaki kanannya, sementara anak laki-laki itu pun keluar dari persembunyian nya lalu berjalan santai menghampiri si bandar narkoba yang kesakitan.

"Selamat malam pak, maaf jika kehadiran saya menganggu anda. Tapi, boleh kah anda ikut dengan saya? Ini tidak akan lama" ucap si anak laki-laki itu dengan ramah, namun disertai senyuman smirk yang khas dibalik penutup wajahnya.

"Si–siapa kau? A–apa mau mu?" si bandar narkoba itu menodongkan senjata api pada anak laki-laki di hadapannya yang nampak tidak takut sama sekali terhadap gertakan si bandar narkoba.

Prang!

"Anda pikir saya takut dengan ancaman anda? Tentu saja tidak" dengan kasar anak laki-laki itu menepis senjata api si bandar narkoba.

Brak!

Si bandar narkoba itu pun tersungkur ke tanah, perlahan-lahan si bandar narkoba itu bangkit dan dengan gesit menyerang si anak laki-laki yang tetap berdiri tegap tanpa bergeming sedikit pun. Pukulan demi pukulan berhasil di hindari oleh anak laki-laki itu, lagi-lagi si bandar narkoba itu tersungkur, dengan paksa anak laki-laki itu pun mencengkeram kuat kerah baju si bandar narkoba lalu mengangkat tubuhnya ke udara dan membenturkan nya pada sebuah pohon.

Krek!

Sebuah pisau lipat yang tajam keluar dari saku anak laki-laki itu, ujung pisau lipat itu di dekatkan pada lengan si bandar narkoba. Tanpa merasa kasihan anak laki-laki itu menyayat tubuh si bandar narkoba, dimulai dari letak nadi di tangan dan ditarik sayatannya sampai ke letak nadi di leher si bandar narkoba itu.

Cratt!

"ARGHHH!!" rintih disertai teriakan kesakitan si bandar narkoba pun terdengar, namun berbeda dengan si anak laki-laki itu ia justru menikmati pertunjukan yang tengah ia lakukan.

Srekk!

"AARGGHHH!!!"

"JANGAN PERNAH MERAGUKAN KEMAMPUAN KU!, AHAHAHA!!"

Cratt!!

***

"LO GA BAKAL BISA NGELAKUIN ITU, BEGO!"

"SEHARUSNYA LO NGACA!, CEWE MODELAN KAYA LO GA PANTES BAGI SIAPAPUN!"

"Gue takut, gue mau ini semua berakhir...,"

***


"Lo ga perlu khawatir Fiona, kalo lo mau cerita. Gue selalu ada buat lo"

"Gue cape, gue lelah, gue muak dengan semua ini"

***


"Lo pasti tau siapa dia kan! Jawab! Jangan diem aja lo"

"Kalo lo masih mau melihat hari esok, lo harus jawab semua pertanyaan gue."

***


"Kalo lo perlu bantuan gue, lo tinggal hubungi gue, oke."

"Varel..., to-tolong gue Rel!"

"Gue pengen ketemu lo langsung, Fiona!"

***

Kejadian yang tidak bisa di jelaskan dengan cara apa pun, tidak akan pernah terlupakan, membekas dan menghantui pikiran.

"FIONA! DIA....,"






'Love Behind the Darkness'

Perhatian!
Cerita ini bersifat fiksi tidak berdasarkan kenyataan, maaf jika ada kesamaan nama tokoh, latar, alur, dan sebagainya.

Btw, ini cerita ke-3 ku semoga kalian suka sama cerita ini. Dan di dalam cerita ini hampir semuanya fiksi ya guyss, aku buat cerita ini untuk mengisi waktu luang atau gabut ku aja, hehee...

Oh iya, jika ada kesalahan kata/typo/salah cara penulisan nya, maklumi aja ya guys dan koreksi aja kalo ada yang salah, soalnya saya masih belajar hehe...

Cerita ini murni dari ide dan imajinasi ku!

So have fun guyss!
Salam hangat dari ku👋
.
.
.
.
.

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Love youu guys, hehe
🌹❤️

Nii><

Love is CriminalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang