So actually? It's Not Real

27 13 8
                                    

Setelah berburu makanan dan minuman akhirnya Fiona dan Andina memutuskan untuk pergi ke taman sebelum belum larut malam. Sekitar pukul setengah delapan malam mereka pun sampai di tempat tujuan, taman kali ini cukup ramai banyak yang tengah berdua bersama pasangan dan ada yang bersama keluarga juga.

Kurang lebih sekitar lima menit mereka mengitari taman akhirnya mereka menemukan satu tempat kosong yang tidak terlalu ramai, ya walaupun sedikit jauh dari tempat memarkirkan kendaraan tapi tidak apa selama ada kang parkir semoga baik-baik saja. Fiona dan Andina mengeluarkan makanan mereka masing-masing tidak lupa juga mereka mengeluarkan ponsel untuk mengabadikan moment kali ini, jarang-jarang bisa keluar malam bersama seperti ini kalo pun keluar malam pasti selalu masing-masing.

Keduanya mulai memakan makanan mereka, sambil makan mereka mengobrol santai sambil melihat sebuah pancuran air yang ada di hadapan mereka. Angin sepoi-sepoi menerpa wajah dan rambut mereka, bulan nampak memancarkan cahaya nya yang begitu indah disertai bintang-bintang yang bertaburan menghiasi langit malam yang gelap.

"Kapan kita akan pulang?" Fiona melahap kembali seafood bakarnya dan mengunyahnya dengan santai.

Andina menoleh sekilas lalu ia menjawab. "Entahlah, mungkin setelah makanan kita habis"

Fiona mengangguk paham kemudian ia menatap langit yang indah bertaburan bintang-bintang gemilang. Sambil mengunyah seafood bakarnya yang sudah hampir dingin karena tadi di bawa jalan-jalan sebentar.

"Kayanya seru nih kalo semisal lagi gini tiba-tiba hujan" celetuk Andina menyilangkan kaki nya. Fiona yang mendengar itu pun langsung menoleh pada Andina.

"Seru jidat mu, yang ada kita bakalan susah pulang!" Andina terkekeh pelan mendengar jawaban dari teman nya itu.

"Lagi pula engga mungkin turun hujan sih, langit sekarang lagi cerah dan indah kaya gini" lanjut Fiona menyedot minuman nya menggunakan sedotan.

"Ya siapa tau berubah dalam sekejap, kaya sikap dia yang selalu berubah secara tiba-tiba!" Andina geli sendiri dengan kalimat yang ia lontarkan itu.

"Cihh! Lo ya, mana bener lagi. Ahaha...." Fiona dan Andina tertawa lepas bersama dengan percakapan yang random ini.

"Tapi dia itu siapa?" Andina menoleh pada Fiona menatap wajah temannya itu tanpa suara begitupun dengan Fiona. Seketika suasana lenggang selama beberapa detik hanya menyisakan suara hembusan angin dan suara anak-anak kecil berlarian sambil berteriak.

"HAHAHA...!" keduanya seketika tertawa terbahak-bahak, sampai Andina mengeluarkan air matanya.

Fiona menatap kembali Andina sambil menahan tawa. "Apa?!"

"Apa lo?! Ga jelas deh lo!" Andina memalingkan wajahnya agar tidak tertawa terbahak-bahak lagi.

"Apaan sih lo, udah lah cape gue ketawa mulu!" Fiona memasukan sampah bekas jajanan nya kedalam kantong kresek.

Fiona berdiri dari duduknya sambil menatap Andina yang masih memalingkan wajahnya, muka Andina terlihat merah akibat tertawa tadi.

"Gue buang sampah dulu ya!" Fiona melenggang pergi meninggalkan Andina sendiri di bangku taman. "Nitip ponsel gue ya!!"

Andina nampaknya mengangguk sambil mengacungkan jempolnya ke udara. "Kayanya gue harus ke toilet bentar deh!"

Andina pun melenggang pergi mencari toilet terdekat di sekitar taman.

***


Arsen menggendong Deka di punggungnya sambil terus berlari menjauh dari tempat pertarungan mereka tadi. Kondisi Arsen tidak terlalu parah, tapi Deka yang banyak mendapati luka karena Deka adalah target mereka tapi untung saja Arsen bisa mendapatkan informasi itu dengan mudah dan segera menyusul Deka ke tempat kejadian.

Love is CriminalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang